WARNING!!! 🔞🔞🔞🔞
"mau apa kamu?" Teriak gadis yang masih mengenakan dress merah dengan make up yang cukup berantakan, rasa takut itu menyertainya begitu saja ketika melihat lelaki yang menatap dengan smirk menantang.
Lelaki itu hanya melepaskan dasinya, memandang gadis yang ketakutan menatap matanya. Sungguh! Ini terlalu menggoda untuknya yang sedang bernafsu, melihat sekali gadis dengan paha mulus milik Yuni.
"Kenapa?"
"Katanya aku cuma temani kamu aja?"
"Siapa yang bilang?" Tanya Damar yang tengah membuka satu persatu kancing kemeja putihnya, mengekspos tubuh indahnya yang menggugah selera nafsu.
Berjalan menuju ranjang yang diatasnya tengah menampung seseorang yang ketakutan, malam ini sepertinya akan ada pesta yang sangat besar.
Damar benar-benar menaiki ranjangnya, menindih Yuni yang berusaha menutupi dadanya. Harum aroma dapat Damar cium saat wajahnya terlalu dekat, sungguh membuatnya tertawa puas.
"Apa orang tua itu nggak bilang ke lo?"
"Pak Baskara cuma bilang-"
"Cuma nemenin gue?" Ucapnya yang kembali mengeluarkan smirk nya.
Ia menarik tangan Yuni menuju besi ranjang, mengikatnya dengan dasi yang ia lepaskan tadi. Gadis itu memberontak hebat melihat Damar yang bejat, untuk kesekian kalinya lelaki tampan ini tertawa puas.
"Mas! Aku mohon! Jangan!"
"Makanya, cermati apa yang orang tua itu bilang" ucapnya yang kembali mengarahkan wajahnya pada gadis cantik, menangisi nasibnya malam ini yang akan jatuh.
Damar mencium bibirnya yang masih sesenggukan, melumatinya dengan begitu hebat tanpa ampun. Menelan saliva yang tak sengaja keluar, ia terus saja melumatnya sekali lagi tanpa mendengar suara sesenggukan memanggil.
Tangannya beralih pada pengait bra milik Yuni, melepaskannya tanpa meminta izin si empu untuk tak membukanya.
"Mas!" Pekiknya saat merasa tangan kekar itu meremas salah satu buah dadanya.
"Diem!" Ucapnya yang kini mengalihkan ciumannya leher Yuni, menciptakan sebuah tanda berwarna merah disana
Dia benar-benar sudah kerasukan untuk sekedar menyetubuhi Yuni, nafasnya begitu memburu tatkala bibirnya berpindah-pindah hanya untuk meninggalkan jejak kiss mark.
Tangan lainnya ia gunakan untuk membuka celana dalam milik Yuni, ah! Apakah wanita ini benar-benar tidak mengerti ucapan orang tua itu? Kenapa ia hanya memakai celana dalam saja tanpa dilindungi oleh celana apapun itu.
Seperti seseorang yang ingin merasakan nikmatnya bercinta namun takut untuk memulainya, Damar suka ini.
"Mas.." tangis Yuni saat merasakan bagian bawahnya tengah disentuh oleh Damar.
Keperawanannya yang ia jaga selama ini, kemungkinan akan hilang begitu saja. Bahkan untuk sekedar menangis memohon pun tak membuat ia bergeming, ini terlalu nikmat untuk dinikmati.
Munafik memang untuk mengatakan jangan menyentuh bagian tersensitive nya, tapi ia sendiri sudah terangsang untuk sekedar sentuhan. Damar sudah benar-benar membuatnya gila, sentuhan yang berbeda selalu membuat Yuni merasakan sensasi yang dahsyat.
"Gimana?" Tanya Damar yang kembali menyeringai menatap wajah Yuni, menikmati setiap sentuhan yang Damar berikan
"Lo udah basah, artinya menikmati kan?" Tanyanya sekali lagi dalam seringai yang diberikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
memory lane
Romancetentang lampau yang menceritakan kisahnya sebuah kesenangan tak lagi menghampirinya saat tubuh wanita yang ia tiduri melihat semburat kisah. kelam malam tentang hari itu tak membuatnya terjatuh, namun mata itu kembali menyalang saat hati terbuka. "j...