5. Tanda baca

3 0 0
                                    

Ada banyak macam tanda baca, namun yang akan kita bahas malam ini hanya 6 yakni :

Titik (.)
Koma (,)
Seru (!)
Tanya (?)
Elipsis (...)

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

Misalnya:

Mereka duduk di sana.
Dia akan datang pada pertemuan itu.

Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Contoh:

OK Benar            |      Tidak OK Salah
Irwan S. Gatot  |      Irwan. S Gatot, Irwan S Gatot

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.

Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:

OK Benar                        Tidak OK Salah        
dll. (dan lain-lain)              dll, d.l.l.
dsb. (dan sebagainya)      dsb, d.s.b.
tgl. (tanggal)                        tgl
hlm. (halaman)                       hlm

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Contoh:

OK Benar                                            
Pukul 7.10.12                                         
7:10:12 (Ingat!)
(pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
0.20.30 jam                           

Tidak OK Salah
Pukul
0:20:30 jam
(20 menit, 30 detik)

Masih banyak kegunaan titik lainnya, namun yang paling sering digunakan dalam menulis adalah hal yang disebutkan diatas.

Setelah tanda titik, mari beralih ke KOMA

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.

Contoh:

OK Benar                  
Saya menjual baju, celana, dan topi.
Saya menjual baju dan celana.

Tidak OK Salah
Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
Saya membeli udang, dan kepiting.

Keterangan
Harus ada tanda baca koma sebelum dan.
Khusus untuk dua pemerincian, tidak ada tanda koma sebelum dan.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat majemuk setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.

Contoh:

Saya bergabung dengan Autoren Gruppe, tetapi tidak aktif.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat (klausa terikat) dari induk kalimat (klausa utama) apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.

Contoh:

Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Contoh:

Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Contoh:

Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.

Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.

Contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.

Contoh:

Kata adik, "Saya sedih sekali".

Okedeh, meninggalkan tanda koma. Mari kita beralih ke tanda SERU

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Tanda seru tidak boleh didahului spasi atau digunakan lebih dari satu kali.

Contoh:

'''OK Benar'''

Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

Bersihkan meja itu sekarang juga!

Sampai hati ia membuang anaknya!

Merdeka!

'''Tidak OK Salah'''

Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

Bersihkan meja itu sekarang juga!!!

Sampai hati ia membuang anaknya!!

Merdeka!!!

'''Keterangan'''
Penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.

Setelah tanda seru, ada tanda TANYA
Tentunya kalimat ini sudah jelas penggunaannya mulai dari namanya kan?
Tentu digunakan dalam akhiran kalimat tanya. Namun, mari kita bahas sedikit.

Tanda tanya tidak diperbolehkan didahului dengan spasi atau diulangi 2–3 kali dalam ragam resmi.

Contoh:

OK Benar                             Tidak OK Salah
Di mana Amir tinggal?       Dimana Amir tinggal ???

Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.

Contoh:

Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?

Penggunaan kalimat tanya tidak lazim dalam tulisan ilmiah.

Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Sekarang tanda baca terakhir yakni elipsis.

Banyak yang mengira elipsis bukan tanda baca, melainkan tanda titik yang digabung 3. Bahkan ada juga yang belum tau apa itu tanda baca elipsis, bagaimana bentuknya, dan kapan penggunaannya padahal secara tidak sengaja sering menggunakannya dalam penulisan karya.

Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.

Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.

Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.

Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat.

Contoh:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....

Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Misalnya:

"Menurut saya ... seperti ... bagaimana, Bu?"
"Jadi, simpulannya ... oh, sudah istirahat."

Materi KepenulisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang