Sejenak kembali hening. Riuh yang tadi sempat bergemuruh hebat, kini sudah tak terdengar lagi. Bahkan satu kata pun. Seusai sepasang kaki melangkah pergi. Memutuskan. Entah karena terpaksa atau memang sudah keinginan dari hati. Pun bisa karena nurani dan hati yang sudah tak mampu diinjak-injak lagi. Tak ada yang tersisa selain jejak dan kenangan. Kini tinggal sepasang mata yang tertinggal di pojok ruangan. Pilu. Nanar.