1

21 1 0
                                    

mimo......mimo.....mimo," teriakan Revan yang baru bangun dan tidak mendapati Sonia disampingnya.

Pintu terbuka dan Sonia melangkah menghampiri Revan.

"Ya sayang, yuk mandi ganti seragam, sarapan terus sekolah....yuk," bujuk Sonia dengan sabar.

Rutinitas setiap pagi si bungsu selalu butuh perhatian lebih dari Sonia. Sonia selalu sabar dengan kemanjaan Revan dengan segala rengekannya ,ia bersyukur Reno si sulung begitu mandiri bisa melakukan banyak hal sendiri tanpa merepotkan mimonya di pagi hari dan itu membuat Sonia banyak bersyukur.

Setelah semua keributan Revan akhirnya bocah lima tahun itu mau sarapan dengan tenang.

"Ayo bang Reno dek Revan sarapannya cepat, nanti telat loh nak,"
Sonia selalu membiasakan anak-anaknya untuk makan sendiri, karena dia punya banyak kesibukan yang membuat dirinya tidak bisa 24 jam berada di sisi anaknya. Ada ibu yang bisa diandalkan untuk mengawasi anaknya, tapi dia mau anak-anaknya mandiri sejak dini.

"Ibu kita berangkat dulu ya....ibu jangan capek, kerjaan rumah biar dikerjain Mpok ipah ....ya,"

"Ibu juga gak usah ke restoran, percaya sama Adi....dia pasti bisa handle....dan satu lagi vitamin jangan lupa diminum,"

Bu Rasty menghela nafas panjang, memandang putri kesayangannya yang selalu sibuk mengurus orang lain tapi selalu abai sama keadaannya sendiri.

"Kamu yang harusnya banyak istirahat, sudah seminggu ini kamu pulang larut terus....ibu jadi khawatir sama kamu Nia," ibu menghela nafas panjang, menatap prihatin putri kesayangannya yang harus banting tulang dari kecil sampai sekarang.

Sonia tersenyum berjalan menghampiri ibu Rasty lalu mengecup pipinya.
"Ibu tenang aja,aku tuh kuat kayak ibu.....,"
"Pamit sama uthy sayang," perintah Sonia pada kedua putranya.

"Nurut sama guru belajar yang pintar ya....,"
Ucap Bu Rasty sambil mengecup kepala kedua cucunya.

Sonia melambaikan tangannya saat kedua putranya sudah duduk di motor dengan helm yang sudah terpasang. Dia lebih suka mengendarai sepeda motor matic besar dari pada menggunakan mobil, karena bisa lebih cepat menerobos ketika jalanan macet.

Sonia sengaja menyekolahkan kedua anaknya di satu tempat agar mudah antar jemputnya. Sekarang si sulung Reno sudah kelas dua, Reno tipe anak yang tidak mudah  untuk dekat dengan orang sedikit tertutup setelah perceraian kedua orangtuanya. Itu yang selalu membuat Sonia merasa bersalah.

Revan adalah anak yang ceria, manja dan sedikit rewel saat pagi. Ketika sudah di sekolah Revan tidak rewel dan cenderung mudah bergaul dengan teman-temannya. Dia juga tidak rewel ketika dia harus menunggu di penitipan anak yang ada dalam satu yayasan yang sama dengan sekolah untuk menunggu Reno selesai sekolah dan baru jemput sang mimo.

----------------

"Pagi mbak, ditunggu mbak Risa di atas," sambut Bimo ketika Sonia memasuki cafe

"Ya.... bikinin aku kopi kek biasanya, bawa ke atas ya Bim,"

"Siap boss,"

Sonia langsung naik ke lantai dua, untuk menemui Risa sahabat yang sudah seperti saudara baginya. Sahabat yang saling menghibur saat mereka merasakan sakit. Sahabat yang dengan dirinya membangun SR Cafe dari nol sampai mempunyai tiga cabang, walaupun masih disekitaran Jabodetabek.

"Ibu istri pengacara kondang......tumben Lo pagi-pagi dah ada di mari,"

"Lo gak lagi berantem kan sama Nathan," tanya Sonia penuh selidik

"CK...," Risa memutar bola matanya malas

"Gue kangen sama Lo cin...... sudah dua Minggu ini elo tuh susah banget dihubungi," menarik nafasnya kasar, enggap maklum tinggal nunggu hari H buat lahiran.

Harusnya dia menikmati masa cutinya di rumah,tapi karena dia khawatir sama Sonia yang gila kerja sampai tengah malam baru pulang membuat dia khawatir sama sahabatnya. Bagaimana Risa tau?? ada karyawannya lah yang ngadu dan ibu sahabatnya yang dia juga sayang.

"Gue tuh khawatir sama elo yang selalu terlalu over sama gawean..... sampai gak mikir sama kesehatan elo,ibu bilang elo pulang hampir pagi terus," Risa berhenti bicara buat ambil nafas.

"Rekrut orang biar bisa bantu elo deh.... selama gue cuti, biar elo gak keteteran......gue ngomong ini ogeb..... jangan melotot aja kek gitu," Risa mendesah pasrah karena selalu begitu kalau dia berusaha menasehati Sonia.

Yang dinasehati mah diem,tapi gak tau didengar apa gak.

"Sudah....???
"Elo mau ngajakin gue kelahi???

Sonia menatap Risa tenang sambil tersenyum.

"Gue belum keteteran kok sama kerjaan, buktinya bisa selalu tepat waktu saat jemput anak-anak dan masih bisa makan siang bareng mereka juga,"

"Udah deh sa ,gak usah terlalu khawatir.... cukup jaga keponakan gue dengan baik," ucap Sonia sambil mengelus perut buncit sahabatnya.

"Biar elo gak kerja keras bagai kuda......elo nikah lagi aja Nia," ceplos Risa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang