Bagian 11 | Kemenangan Tapi Kehilangan

1.7K 269 17
                                    

Hidup itu seperti perjudian. Kita harus bertaruh untuk mendapatkan. Jika salah perhitungan, kamu bahkan tidak diberi waktu bersiap-siap kehilangan

Saga baru saja menutup restoran dan naik ke ruang pribadinya, ia menemukan Eva sudah bergelung di bawah Selimut di atas tempat ridur. Eva datang tanpa pemberitahuan tiga jam lalu saat Saga sedang sibuk-sibuknya di restoran, sehingga Saga baru bisa menemuinya sekarang.

Saga membiarkan Eva selagi dirinya membersihkan diri di kamar mandi, sebelum kemudian bergabung dengan Eva berbaring di atas tempat tidur. Saga memandangi belakang tubuh Eva yang berbaring miring membelakanginya. "Sudah tidur, Va?" Saga ingat Eva memiliki gangguan tidur.

"Hmm."

"Kalau belum ayo ngobrol sebentar."

"Aku ngantuk."

"Kalau cuma numpang tidur, kenapa ke sini?"

"Hmm."

Semakin Saga berusaha memahami Eva, semakin Saga sadar tidak banyak yang ia tahu tentangnya. Eva selalu menutup diri, menyembunyikan perasaan sesungguhnya dengan kata-kata menyakitkan yang seolah sudah menjadi kepribadian bawaan.

Saga memajukan tubuh untuk memeluk Eva dari belakang, Saga dapat merasakan tubuh Eva menegang begitu tubuh mereka bersentuhan, sebelum kemudian kembali rileks perlahan. "Aku nggak pacaran sama Erina." Tubuh Eva menegang lagi, Saga memeluknya lebih erat lagi. "Sekali pun, enggak pernah."

"Aku nggak tanya." Gumam Eva.

"Tapi kamu ingin tahu."

Eva menggeliat berusaha melepaskan pelukannya, Saga akui Eva cukup kuat hingga membuat Saga terpaksa menekan tubuh perempuan itu di bawah kungkungannya. Saga bertumpu di kedua lutut agar tubuhnya tidak membebani Eva, saat itulah ia mendapati pipi kiri Eva memerah dan sedikit bengkak. "Wajahmu kenapa?"

Eva berusaha memalingkan muka, tapi itu sia-sia. Akhirnya Eva menatap Saga dengan kesal. "Seseorang memukulku."

"Siapa?"

"Apa pentingnya kamu tahu?"

"Aku bisa membalas orang itu."

Eva berdecih sinis. "Akui saja, kamu memang hanya sekadar ingin tahu."

Saga menegakkan badan dan melepaskan Eva, Eva telah menyinggung perasaan Saga dengan meragukan kepeduliannya. Tetapi itulah Eva, caranya untuk melindungi diri adalah dengan tidak membiarkan orang lain mendekatinya.

"Bagaimana kamu akan muncul di persidangan besok dengan wajah bengkak?"

"Aku sudah mengompresnya dengan air hangat."Jawab Eva pelan. "Harusnya besok akan baik-baik saja."

Tidak ada yang bisa Saga lakukan. Eva bisa mengurus dirinya sendiri dengan begitu baik, dan tahu cara membuat Saga merasa tidak berguna.

***

Tidak ada keputusan lebih berat selain memutuskan untuk mengakui kesalahan. Dan Mira baru saja melakukannya.

Hakim sempat menananyakan apakah Mira mendapat tekanan dari luar hingga berkata demikian, serta mengingatkan konsekuensi apa yang akan ia hadapi. Dengan kepala tertunduk dalam, Mira meyakinkan bahwa tidak ada pihak manapun yang menekannya dan semua itu atas kesadarannya sendiri yang didorong oleh perasaan bersalah. Ia juga meminta maaf dengan tulus kepada Evaria Dona karena telah berupaya merusak reputasinya.

Untuk merayakan kemenangan itu Prita sudah mereservasi sebuah restoran bintang lima untuk semua orang yang terlibat memenangkan kasus ini, termasuk Erina juga ada di antara mereka sekarang.

[COMPLETE] EVARIA - Memihak Diri SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang