2.

10 3 0
                                    

Didalam mobil hanya ada adu mulut antara kakak adik itu. Sesampai di sekolahan mereka turun bersama. Hampir semua pasang mata memandang Caca dan Abra. Dengan tatapan iri karna kekayaan mereka, kagum dan masih banyak lagi.

Kak Caca cantik ya!!

Abraham juga ganteng.

Mereka kok nggak pernah akur sih?!

Uwuuu anak pemilik sekolah baru dateng.

Kalau mereka nggk saudaraan cocok tuh buat jadi pembicaraan lambe turah!!

Sayang ya mereka saudaraan.

Macam itulah celetuk celetuk para siswi. Tapi Caca dan Abra nggak mau memusingkan omongan rakyat jelata. Sultan mah bebas. Iya kan? Mereka itu tidak berani ngomong langsung di depan muka Caca, kalau mereka sampai berani ngomong di depan Caca sudah di pastikan sekolah mereka terancam. Setelah menaiki tangga Caca dan Abra berpisah karena kelas Caca di ujung dan kelas Abra di dekat ruang musik.

"Cacaaaaaa." teriakan sahabat caca, Ana. Ya mereka sudah sahabatan 1 tahun, sejak awal masuk kelas.
"Ah, elah ngapa sih,maemunah! " jawab santai Caca.
"Eh eh eh nama gue tu Ana ya. Sembarangan ganti ganti nama ora." sarkas ana dan menekan kata Ana.
"Baper amat lo kek emak emak yang baru diperawanin. Gue becanda kali, ogeb!"
"Tuh tuhh, ishhhh Caca mah."
"Elah iya Ana sayangku cintaku, ngapai pangil pangil sultan." tanya Caca sambil menambahkan liptint.
" Hari ini pelajaran Bu Endang ulangan Ca. Mana gue belum belajar lagi. Dan dengan santainya lo malah dateng siang." ucap Ana histeris.
"Ulangan tinggal ulangan aja ngapain dipikir ." jawab Caca dengan santainya.

Apa apaan ini ia sudah, Ana sudah bela belain berangkat pagi untuk belajar. Dan dengan santainya Caca berbicara seperti itu?!!!

"Nggak takut apa kalau nilai lo jelek?"
"Kalau nilai gue jelek, tinggal mbujuk guru biar dinaikin nilainya. Beres."
"SULTAN MAH BEBAS COYY!!!" Terikan Ana sampai oenjuru kelas menatap Ana herman.
"Nggak usah teriak juga kali Na. Udah sana lo belajar aja."
"Yeee, lo omangan terus sih. Nggak konsen kan."
"Eh lo yang teriak teriak, juminten." sambil melirik ke arah Ana dengan tatapan tajam.
"Hehe iya juga ya. Peace". Jawab Ana dengan memamrekan gigi dan jari yang membentuk v.

Caca tidak menanggapinya lagi. Suasana menjadi hening. 10 menit berlalu namun masih sangat sening. Kesabaran Caca sudah tidak bisa ditahan lagi. Karena Caca tidak suka suasana hening kaya gini.

" Lo pada ngapa diem semua elah, nggak punya mulut atau gimana sih."sebel Caca.
"Eh bangke kita pada konsen belajar yaa. Ngapain teriak teriak segala sih." celetuk Firman ketua kelas XI IPS 3. Kelas Caca.
"Bukanya belajar malah sibuk dandan dan sekarang teriak teriak pula." Edo mengompor ngomporinya.

Yaa memang sedari tadi Caca sibuk berkutat dengan cermin dan bedaknya. Sebenarnya Caca itu sudah putih nggak tau kenapa dia menggunakan bedak bayi, katanya biar tambah fres.

"Lo semua pada gaya gayaan belajar, nanti juga pada nyontek." celetuk Caca.
"Yang penting kita kan udah berusaha. " jawab salah satu siswa.
"Emangnya lo bisanya cuma nyogok guru biar nilainya naik." Bagas ikut angkat bicara.
"Eh jaga ya omongan lo, gue bisa keluarin lo dari sekolah ini." sengit Caca pada Bagas.
Bagas hanya diam. Sudah biasa, kalau ada yang menganggu Caca mesti Caca akan ngancem bakal ngluarin dia dari sekolahan.
Setelah keributan tersebut, Bu Endang masuk kelas dengan membawa lembar soal yang saya pastikan tebel coy.

"Selamat pagi semua" tegas Bu Endang

"Pagi buk." semua murid tampak males menjawab sapaan Bu Endang.

"Kok pada loyo sih? Belum sarapan ya?"tanya Bu Endang

" Sudah sarapan materi buk." dengan pdnya Rayhan menjawab, Rayhan si badboy di kelas Caca.

"Ya sudah, biar tambah kenyang saya berikan soal sekarang."

"Padahal gue mau ngelawak, biar ngulur waktu. Eh ini malah mempercepat waktu." gumam Rayhan.

"Hanya bolpoin, dan tipe-x yang di atas meja." ucap Bu Endang mengingatkan.

Tidak ada sautan dari semua murid. Namun murid melaksanakan perintah Bu Endang. Sang ketua kelas membagikan soalnya.

Suasana mendadak hening. 15 menit berlalu, lalu ada beberapa siswa mulai bisik bisik bertanya jawaban. Caca hanya bisa bergumam dalam hati

Dasar, tadi pada belajar sekarang pada nyontek.

Caca tidak mencotek. Tapi dia hanya asal jawab. Ana yang ada di sampingnya baru asik mengingat ingat rumus yang ia pelajari tadi. Saat Ana tidak sengaja melirik kertas ulanganya Caca dia melongo.

Ia baru mengingat ingat rumus, lah ini si oncom udah kelar aja.

"Ssstt sstttt... Lo udah selesai Ca?" bisik Ana sepelan mungkin karena takut kepergok Bu Endang.

"Menurut lo." jawab Caca enteng sambil menaikan alisnya satu.

"Dapet contekan dari mana lo?" jiwa jiwa kepo Ana kumat. Ia nggak nyangka aja, kan tadi dia nggak belajar.

"Contekan pele lo, ini pyur dari otak modis gue." jawab sengit Caca

"Waktu tinggal 20 menit lagi. Jika sudah selesai boleh istirahat." instruksi Bu Endang.

"20 menit , pele lo. Gue ngerjain satu aja belom." gumam Rayhan yang bera di belakang Caca dan Ana.

Setelah itu Caca dengan pdnya mengumpulkan soal ulangan tersebut. Semua kelas melongo. Gimana nggak melongo? Mereka itu lg mengerjakan 50%nya dan ini? Caca sudah selesai. Sampai Bu Endang mememandangnya tidak percaya.

"Caca kamu sudah selesai?" suara Bu Endang bergetar. Ia tidak akan berurusan dengan anak pemilik sekolah ini.

"Menurut ibu?" sambil menaikan satu alisnya.

"Dan jangan lupa naikin nilai saya!" nada suara Caca seperti orang mengancam.

Bu Endang hanya bisa mengakngguk anggukan kepala. Setelah itu Caca keluar dari kelas. Ia ingin ke kantin, cacing di perutnya sudah meronta ronta. Sepanjang koridor sepi karna sekarang masih pada di dalam kelas. Di sepanjang jalan Caca bernyanyi nyanti tidak jelas dan mengganggu konsentrasi murid yang sedang pelajaran. Tapi ini Caca orang yang tidak mau dibantah. Saat melewati lapangan basket, mata Caca dan laki laki itu bertemu.



Jeng jeng jeng jeng.....

Yeyyy nggantung ya

Gaes jangan lupa votenya ya, jangan di baca baca doang😥

Oke tunggu cerita selanjutnya

@dscaaa_buyutleo










Chareeze CenoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang