"Sesuatu yang pahit akan berubah manis jika kamu tahu cara menikmati nya. Sebagaimana hidup jika kamu bisa menjalaninya dengan usaha tidak akan ada kata kecewa."
♥️♥️Happy reading ♥️♥️
Hal yang tiap hari ku lakukan adalah meratapi masalahnya yang berasal dari orang lain tapi selalu berimbas buruk padaku. Ya tuhan, aku bingung bagaimana caraku supaya bisa tetap bertahan. Satu sisi aku merasa menyesal telah dilahirkan tapi aku tidak bisa melawan kenyataan.
"Bangun dasar anak tak tau diri!" Lea terlonjak bangun saat mendengar teriakan dengan tubuhnya yang basah kuyup tersiram air.
"I--iya Bu maaf."
"Maaf, maaf, cepat kerjakan pekerjaan mu!"
"tapi kan--ada kak Lesy juga yang bisa beres-beres."
"Engga tahu malu kamu ya, harusnya kamu mesti bersyukur udah mau saya urus!"
Eleh urus konon, kalau ini yang namanya diurus terus yang enggak diurus gimana? Batinnya
"Iya bu." Aku menunduk menjawab ucapannya.
Setelah pekerjaan rumah selesai, Lea bersiap untuk pergi kesekolah. Seragam abu-abu putih yang dikenakan sedikit kusam karena tidak disetrika. Dengan lengan seragam yang dilipat, serta wajah yang natural tanpa make up membuatnya serasa lebih percaya diri dan elegan. Berbeda dengan kakaknya dia feminin sekali hingga berdandan nya pun butuh waktu yang lama.
Pagi ini begitu cerah namun tetap terasa gelap bagi Lea. Perutnya yang mulai terbising langsung menghampiri meja makan. Roti yang sudah tersaji di meja serasa menggiurkan. Dengan segera Lea mulai mengambil serta mengolesinya dengan selai coklat.
Suara dari dapur terdengar saat Lea hendak menyuapkan roti ke mulutnya, tangannya terhenti saat itu, "mau apa kamu? Roti itu sudah aku siapkan untuk aku dan Lessy, dahlah kamu pergi sana!" ucap ibunya yang diakhiri decakan sinis.
"Aku kan juga lapar Bu, kenapa aku enggak boleh memakannya?"
"Pergi sana Lo itu bikin Gue enggak nafsu makan!" Bentak acuh Lesy.
Jleb
"Bu minta uang saku," pintaku sembari menengadahkan tangan.
"Ngga ada uang saku, sudah sana pergi!" Usirnya sambil membentak.
"Ya sudah Bu Lea pamit," Lea mengulurkan tangan untuk berpamitan.
Wanita berumur 38 tahun itu melirik tangannya sebentar sebelum menepisnya dengan kasar, "Ini apa ini, enggak usah salim segala, sudah sana pergi kamu."
Mereka mengabaikan saat Lea pergi, tidak ada rasa kasihan sedikit pun. Ia berangkat dengan kondisi lapar seperti ini Sudah biasa.
Inilah saat-saat kebebasan Lea dimulai karena dia bisa bertemu kawan-kawan nya. Dia memilih berangkat menggunakan angkutan umum. Karena lebih menghemat uang daripada taksi kan mahal.
Dibanding dengan kakak tirinya orangnya manja ke sekolah saja harus antar jemput, apalah daya Lea yang hanya anak pungut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Tired
Novela JuvenilRasa pahit ini akan terganti dengan rasa manis yang datang. kesengsaraan terganti dengan kebahagiaan. kata orang usaha tidak akan menghianati hasil. aku tidak akan percaya jika belum mendapatkan hasil. aku akan membuktikan jika benar usahaku tidak m...