Chapter 2

44 6 0
                                    


Sinar matahari yang menyelip di sela-sela jendela mulai mengusik tidurnya. Lea tidak bangun kala itu, karena hari libur ia ingin melanjutkan tidurnya.

Namun, bunyi gedoran pintu membuatnya kembali terbangun, di depan pintu sudah ada kak Lesy yang berdiri sambil membawa pakaian kotornya.

"Nih cepat cuci baju gue, abis itu masak. Gue udah laper!"gertak Lesy sembari melemparkan pakaiannya ke tubuh Lea.

Dengan cepat Lea langsung memasukkan baju-bajunya ke dalam keranjang cucian kotor.

"Iya iya."

bawel banget sih kek emak-emak rentenir. Gerutunya dalam hati.

Minggu

Yang kebanyakan orang menikmatinya dengan Holiday atau sekedar kumpul dengan keluarga. Tidak dengan Lea yang menikmati hari libur dengan menyelesaikan pekerjaan rumah. Masak, cuci piring, cuci baju, bahkan hingga mengepel.

Di rumahnya tidak ada asisten rumah tangga dan sekarang ia boleh dikatakan seorang babu di rumahnya sendiri. Tapi sebenarnya ia terpaksa melakukan ini karena mereka selalu mengancam kalau tidak nurut ia akan di usir dari rumahnya sendiri dan Lea tidak mau itu terjadi.

Rumah ini adalah peninggalan satu satunya dari orang tuanya yang sudah bersusah payah mencari uang. Ia akan menjaga rumah ini sebagai bukti bahwa ia menyayangi keduanya.

Beginilah Lea yang hidup dalam paksaan dan kebencian dari keluarga. Tapi ia berusaha untuk kuat karena ia harus bersyukur bisa tetap tinggal di sini, bahkan banyak orang di sana tidak memiliki rumah dan tidak mendapat asuhan dari orang tua.

Walaupun tidak sebahagia orang lain ia mencoba bersyukur dan menjalani hidupnya yang penuh dengan kesengsaraan. Masih beruntung Lea mempunyai teman yang bisa mengerti keadaannya dan selalu mendukung. Bagaimana jika tidak ada mereka mungkin di kehidupannya akan terasa gelap.

Setelah menyelesaikan acara memasak, ia duduk bergabung di meja makan dengan yang lain.

Sella menatapnya heran, " Eh, mau apa kamu ikut duduk di sini?"

"Ya mau makan lah, emang mau apa lagi?"

"Makanan ini tuh buat Lesy, dia mau nganterin masakan ini ke calon pacarnya, kamu sana makan diluar aja."

Tanpa menjawab ucapannya barusan, Lea langsung pergi ke luar rumah menghampiri harvi yang sedang duduk diteras rumahnya.

Ya rumah Lea sangat dekat dengan Harvi, jaraknya hanya 2 rumah. Rumah Harvi mewah tidak jarang Lea selalu menghampiri nya ketika sedang sendiri dan butuh teman.

Lea langsung duduk disebelah-Nya, "Vi makan di luar yuk"

" Ayok Gue juga belum makan nih, sekalian ajak yang lain juga."

Sambil menunggu Harvi, Lea mengeluarkan ponsel untuk mengetikkan sesuatu di grub chat.

Ngebacot skuy

Leandra: woii gaesss

Nongki yuk biasa di warkop mbak Sri

Marcel: gasss

Dion: Berang-berang makan ketupat

Berangkattt

Marcel: eh btw tumben pagi amat le

Dion: Yaudah si biarin cel. Bacot kau

Leandra: GUE LAPER

I'm TiredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang