Dia, Yasena Faisha. Sosok gadis ceria, baik hati, ramah, cantik dan sangat cerewet. Dia anak semata wayang dari kalangan orang berada namun tampilan nya tak seperti orang kaya pada umumnya, dengan balutan hijab navy dengan rok dan kemeja yang sederhana. Membuat Yasena terlihat sangat sederhana dan cantik.
Diusia yang ke 19 tahun ini, seharusnya dia menjadi seorang mahasiswi, namun karena ada sesuatu yang menghambat membuatnya mengurungkan niat untuk berkuliah di ITB Bandung, Universitas incarannya dan juga kampung halaman sang mama.
Pagi hari ini, Yasena sudah siap dengan celana kulot agak lebarnya berwarna maroon dengan cardigan hitam tak lupa hijab yang selalu menutupi kepalanya. Yasena memasukkan buku diary nya yang berwarna sampul hitam polos kedalam tas punggung rajut nya itu.
Lalu Yasena belari kecil mencari Pushky nya kedalam penjuru rumah besarnya itu, dengan senyum yang selalu cerah.
"Pushky! Hellow dimana kamu push? Sini dong!." Panggil Yasena pada sang kucing, namun ntahlah sepertinya pushky selalu mengerti apa yang diucapkan Yasena, setelah menemukan pushky Yasena langsung mengambil pushky untuk digendong.
"Kamu bebas hari ini push!, aku mau keluar dulu selama sehari ini. Aku mau nyari orang yang udah nyelametin kamu kemaren sama misi rahasia, jadi kamu boleh cari pasangan deh push!." Ujar Yasena memberitahu pada pushky.
Sesampainya Yasena di taman belakang kadang pushky, Yasena langsung melepaskan pushky dari gendongannya lalu menuangkan makanan kucing kedalam mangkuk makanan yang sudah tertera nama pushky.
Setelah memberi makan pushky dan memberi minum, Yasena lalu berjalan menuju closed untuk cuci tangan setelah itu beranjak berjalan menuju ruang makan untuk sarapan bersama mama dan papa nya.
"Pagi ma, pa." Sapa Yasena pada sang papa dan mamanya yang sedang menunggu dirinya untuk sarapan.
"Pagi sayang." Sapa mama nya.
"Ngasih makan pushky dulu lagi?." Tanya ayahnya yang sudah paham dengan kebiasaannya sebelum sarapan setiap pagi tanpa absen.
Mendengar pertanyaan ayahnya membuat Yasena tersenyum lebar. "Yaiyalah yah, kan Pushky anaknya Sena!." Canda ibunya membuat Yasena tertawa kecil, sedangkan ayahnya menghela nafas pendek dan menggelengkan kepala nya.
"Kamu mau kemana bawa tas?." Tanya Ayah nya.
"Misi rahasia pa." Jawab Yasena sambil terkekeh.
"Mau kema-." Belum sempat mama nya meneruskan omongannya Yasena langsung memotongnya.
"Enggak jauh-jauh ma, cuma refresing bosen dirumah terus." Potong Yasena.
"Iya, tapi jangan lupa bawa O-."
Lagi-lagi Yasena memotongnya."Iya mama, aku udah tau." Jawab Yasena yang merasa muak dengan ini. "Yaudah Yasena berangkat dulu ma, pa." Ujar Yasena berpamitan tak lupa menyalami kedua orang tua nya.
Yasena terburu pergi, dengan menaiki motor matic Berwarna pink pemberian ayahnya pada ulang tahun ke-17 nya dulu. Motor yang sudah jelas ketinggalan zaman, bisa saja ayah Yasena memberikan motor keluaran terbaru. Tapi Yasena pasti menolak, karena menurutnya motor ini saja sudah sangat cukup mengantar dirinya kemana saja dan Yasena pun sangat menyayangi motor itu.
Yasena menaiki motor nya dengan hati-hati, lalu mulai menghidupkan mesin motor tak lupa berdoa sebelum mengendarai dan meninggalkan pekarangan rumah nya. Motor Yasena melesat perlahan meninggalkan kompleks perumahan nya, Yasena sedang menuju tempat rahasia yang dimiliki tanpa diketahui orang tuanya, hanya Allah, Yasena dan Pushky yang mengetahui bahwa tempat itu tempat rahasia Yasena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atheya (Athes & Yasena)
FantasiaBercerita tentang gangster yang menemukan sosok yang mampu membuat diri nya tau tentang arti sebuah kehidupan yang sesungguhnya.