Part 1

4 0 0
                                    

Sorry,,, guys buat yg nunggu ceritax. So gomenne ya minna. Author telat update cause trada kouta, jdi nunggu wi-fi jalan nie😂😂😆😆.
Guys anggap aja foto diatas di hutan ya biasa ngga ada foto yang aslinya😉😆😆.
Just kidding guys.... so enjoy reading😍😘😗

Pada suatu hari, malam yang begitu dingin. Angin berhembus dengan kencang seketika ada seseorang pria muda yang sedang mengejar dirinya. Raksasa tersebut tiba-tiba berada didepan ia dan kemudian seketika ia ketakutan dan berlari kembali walaupun nafasnya sudah terengah-engah.

                       *#**#*#*

Pria tersebut terbangun dari tidur akibat mimpi buruk tersebut. Dengan wajah penuh berkeringat dan nafas terengah-engah seperti orang berlari marathon, serta wajah penuh ketakutan. Saking ketakutan akan mimpi buruk itu ia tidak kembali tertidur sampai terbit fajar pun muncul.

Dengan lunglai pria itu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan serta pikirannya dari mimpi buruk.

'Ah mimpi apa itu'  batin pria itu dengan mengulang kalimat itu sampai ia keluar kamar mandi dan mengambil baju di lemari. Dan lagi memakai baju sambil melamun.

'Sudahlah lupakan mimpi itu tapi saat ini ada hal yang penting daripada itu' batin pria itu dengan mengepalkan kepalan tangannya untuk menyemangati dirinya.

Ting....... ting....... ting...... bell pintu dengan banyak kali. Dengan cepat menuju pintu depan untuk membuka pintu rumahnya.

"Tunggu sebentar. Orang ini tidak sabaran sekali sih" geramnya. Kalau mau slow motion ia membuka pintu dengan pelan dan dengan terkejutnya ada temannya yang tiba-tiba mendorong pintu dengan cepat.

"Haru ayo cepat bangun!!" Dengan teriak si pria tersebut.

Pria yang disebut namanya Haru Aldebaran. Dipanggil biasa Haru. Dan tak dilupakan temannya yang berteriak, namanya Doni Perdana dan biasa dipanggil Doni.

"Iya iya aku sudah bangun tau. Berisik sekali sih, ganggu tetangga tau tidak. Sekalian aja pake toa kalau perlu" ujar Haru dengan ketusnya. Dengan santainya Doni masuk tanpa mendengar ocehan baginya yang unfaedah.

"Kau sudah sarapan? Numpang dong abis takut sudah ada pak Wawan. Kau tau lah beliau itu tertib apalagi hari ini kita janjian pengajuan judul sama beliau. Hee untung saja ada dosen pembimbing hari ini baik." Dengan senyum wajah watados alias tanpa dosa.

"Belum itu ambil sendiri. Pembantuku sudah siapin tapi setelah itu pergi duluan. Aku masih ada urusan pagi ini." Haru berlalu kembali ke kamar karena masih mempersiapkan tas dan bawaannya untuk ke kampus nanti.

"Eehhh urusan apa sih? Kau tau hari ini janjian jam pagi loh pak Wawan. But awas saja kalau telat itu bukan salahku  loh" setelah mengambil roti sandwich lalu Doni pergi dengan motor kesayangannya.

Dengan cepat melangkah lalu berpamitan pada bibi dan membawa motor keluar dari rumahnya menuju sebuah tempat.

Sampai ditempat tujuan. Haru turun dari motornya lalu memasuki Cafe dan menemui seorang perempuan sambil menggendong bayi yang sedang tertidur.

"Kakak, apa kabar? Ulululuh keponakanku sudah besar ya" Haru duduk didepan kakaknya dan memulai percakapan dengan memesan terlebih dahulu.

"Hmm Haru kau tau jangan memanggilku seperti itu tau. Walaupun beda beberapa menit tapi kan kau tau lah" ungkap kesalnya karena memanggilnya seperti itu.

"Baiklah, kak Hana katakan padaku apa yang ingin kau bicarakan sampai harus di Cafe seperti ini padahal kau bisa kerumah tau" dengan mode serius karena ia sudah tidak ada waktu atau telat ke kampus.

"Oke, Haru ini soal traumamu yang kau mengalami masih ada saat ini. Aku tau kalau kau masih mimpi buruk. Dan tunggu dulu dengarkan kataku dulu" ujarnya sebelum dipotong oleh Haru. "Aku dengar dari psikiatermu kalau hampir setiap hari lakukan pertemuan. Karena itu aku menghampirimu. Aku sangat khawatir padamu karena kau adalah adikku dan hanya kau satu-satunya keluarga setelah paman di keluarga ini." Sambung Hana dengan penuh rasa khawatir.

"Aku tau kau akan pasti tau hal itu. Tapi kak Hana jangan khawatir, lihat aku baik-baik saja bukan. Aku tak ingin kau tau karena takutnya kau khawatir dan itu membuatku tambah stress." Ungkap Haru dengan ketakutan yang hampir mendominasi dirinya.

"Oke lah, baiklah tapi kalau ada apa-apa setidaknya hubungi aku terlebih dahulu oke. Lihat lah, saking kau ketakutan anakku sampai tertawa." Terdengar suara anaknya yang tertawa ketika melihat Haru seperti itu. Dengan cepat langsung tersenyum memandangi  keponakannya itu.

"Oohh gitu ya kau ini senang ya melihat paman seperti ini" lalu dengan cekatan menggendong keponakannya dan membuatnya tertawa.

"Sudah ah... jangan buat Dita seperti itu. Dan kau tidak ke kampus? Sudah setengah 9 loh" peringatan Hana kepada adiknya.

"Ah ya ampun... aku sudah hampir telat ini. Makasih kak Hana untuk menyemangatiku hari ini" dengan senyuman yang begitu cerah bagaikan matahari. Hana pun hanya mengangguk dan menggendong kembali anaknya.


Hallo guys... sorry pendek dulu ya😁😁.
Ada yang penasaran why si kakak Haru ngga tinggal bersama atau Haru yang tidak tinggal sama kakaknya.
Klau kepo baca lanjutannya ya 😍😘.

Don't forget to vote and comment, minna.
Tunggu di next cerita ya guys😗😘

Adious Amigo🤗😇

Iblis di dalam DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang