"Huftt" ujar gue pelan.
Andai engga ingat dosa, udah aku tendang daritadi ban sepeda motor orang yang lewat. Gimana gak kesal, aku capek jalan kaki sedangkan mereka dengan enaknya tinggal duduk manis di atas motor. Udah gitu jalanannya naik. Belum lagi matahari yang dengan penuh sopan santun terbit pelan di depan mata. Aduh bawaanya pengen pulang aja.
Terus ini tas rasanya kek bawa semen sekarung, berat banget. Padahal isinya cuma buku pelajaran doang. Jadi heran sama orang lain, kenapa bisa tasnya ringan. Dan satu lagi, mau ke sekolah kenapa harus jalan kaki lewatin pemakaman. Kurang spesial apalagi coba.
"Hey, Mau bareng gak?"
Jujur kaget. Lagi ngedumel tiba tiba ada suara. Sesaat setelah denger itu aku celingak celinguk dong. Gak salah denger kan ya? Ternyata suara itu dari cowo yang tiba-tiba berhentiin motor nya di sebelahku.
"Eh? Engga deh, gausah. Makasih" ujarku reflek.
"Gak papa. Lagian kita juga satu sekolah" jawabnya.
'Iya juga, seragamnya aja sama' batinku.
"Gausa, makasih. Aku jalan aja. Lagian udah lumayan deket kok" tolakku halus sambil basa basi. Karena saat itu emang udah kelihatan bangunan sekolahannya, tapi sebenernya ya tetep aja capek.
"Gak papa. Ayo. Daripada jalan. Satu sekolah juga." tawarnya.
Aku masih nimbang-nimbang. Mending bareng apa enggak. Tapi karena emang udah capek, jadi ya udah aku terima tawarannya.
"Iya juga sih. Tapi emang gak papa kalo aku bareng?" tanyaku lagi memastikan.
"Gak papa. Udah ayo naik." ujarnya.
"Yaudah"
"Eh, jangan mau bareng sama dia"
Kalian tau siapa yang nyela tadi? Bukan aku apalagi si cowo. Tapi orang lain. Aku mendadak bingung. Emang kenapa kalau aku bareng? Lagian dia siapa sih, sok kenal banget.
Jadi, barusan lewat beberapa cowo naik motor. Kebetulan juga dari sekolah yang sama. Dan cowo paling belakang tiba tiba nyela pembicaraan dengan ngomong gitu.
"Udah gausa didengerin. Lo naik aja"
"Bener engga apa apa?"
"Iyaa, udah ayo,"
Akhirnya walau masih dengan rasa bingung aku naik motornya. Setelah sampai di depan gerbang belakang, dia berhentiin motornya.
"Makasih banyak ya," ujarku setelah berhasil turun dari motor.
"Sama sama. Gue duluan ya,"
Bersamaan dengan anggukan kepalaku, dia langsung jalanin motornya ke parkiran.
Setelah aku rasa dia udah masuk ke parkiran, aku langsung tersadar kalau aku di depan gerbang. Sesaat aku memejamkan mata. Berharap dengan masuknya aku ke SMA ini, jadi awal perjalanan aku kedepannya.
Dengan langkah pasti, aku memasuki gerbang sekolah dengan perasaan bangga. Gak nyangka bisa masuk ke sekolah yang terkenal elite ini. Bukan karena isinya dari golongan orang kaya, namun untuk masuk ke sini rasanya memeras otak. Harus melewati rangkaian tes yang cukup banyak. Dari yang awalnya engga percaya diri karena gak yakin bisa masuk apa engga, hingga aku bisa berdiri disini.
Setelah tersadar dari pikiranku, aku sudah berdiri di depan pintu kelas yang terbuka. Aku menoleh ke atas lalu tersenyum. X - BAHASA. Itu hal pertama yang aku baca. Dari tempatku berdiri aku bisa melihat jelas beberapa orang sedang bercengkrama. Sudah jelas mereka pasti satu sekolah sebelumnya. Aku segera masuk dan mencari tempat duduk.
'Aku gak mau duduk di depan. Tapi kalau di belakang gak kedengeran. Hadeh. Dimana nih' batinku sambil menajamkan mata melihat tempat duduk mana yang strategis.
Setelah beberapa detik, aku memutuskan duduk di bangku baris ketiga dari depan, paling pojok kiri. Otomatis satu baris dengan tempat duduk guru.
Aku langsung menuju tempatku dan meletakkan tas di kursi sebelah. Sedangkan kursi satunya untuk aku duduk.
Buat kalian yang penasaran kenapa tas nya ditaruh sebelah, itu karena kita duduknya 1 meja 1 orang. Seharusnya kan 1 meja 2 orang gitu.
'Lega banget. Akhirnya bisa duduk juga,' batinku sambil meregangkan tangan.
"Masih jam 06.30. Kurang 15 menit sebelum ada guru masuk," ucapku seraya menatap jam hitam PhiLipe Ricci di pergelangan tanganku.
Aku menoleh ke samping kanan bangku depan. Disana ada dua orang perempuan yang sedang ngobrol. Mataku terus menyusuri kelas sambil sesekali tersenyum jika ada yang menyapa.
"Mau aja di bonceng sama orang gak di kenal" ujar seseorang.
~~~||~~~|~~~•~~~°~~~•~~~∆~~~•~~~°~~~•~~~|~~~||~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
V A R E
Random[Rencana semesta] Berlaku sejak percakapan singkat tempo hari. 'Siapa sih. Kenal engga, sok kenal iya, tiba tiba nimbrung gak jelas. Udah gila emang' ~Lava 'Seru juga ngerjain lo' ~Nevan Lava. Ya, Lava panggilannya. Tipikal gadis yang masih t...