Rintik hujan berkejaran dengan tapak sepatu. Bulan September seingatku awal perjumpaan itu. Kamu tersenyum sayu, sedang aku menggigil kedinginan. Ingatkah kamu? Teh hangat yang ada di genggamanmu kamu bagi untukku. Terlalu kaku awal dari takdir kita.
September masih berjalan. Tuhan mempertemukan garis kita pada titik potong. Hanya sebentar, karena garis itu hanya bertemu bukan berlanjut. Menjadi sudah dan tidak akan.
Aku dan kamu sama- sama melepaskan. Tidak ada yang harus di salahkan.Kupikir sendu sesaat, namun masih berkelanjutan sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU, HUJAN, DAN KAMU
PoetryAku, hujan, dan kamu ..... Rintik mengenai dedaunan. Wangi angpau sampai pada permukaan. Sendu mendominasi rasa yang tak berksudahan. Kelabu menggantung di langit sepenglihatan. Air jatuh bergantian, mengalun ritmis menenangkan. Memeluk ingatan wakt...