Chapter 01

2.3K 45 8
                                    

Mencintaimu adalah hal yang paling indah di dalam hidupku.

*

"Arthur.. Aku mencintaimu." Ucap Karol dengan ragu, menatap mata bermata tajam berwarna biru yang sedang menatapnya.

"Apa maksudmu?"

"Aku mencintaimu." Gumam Karol mantap. Meski ada keraguan di hatinya jika lelaki yang berada di hadapannya pasti akan menolaknya.

Lelaki bermata tajam berwarna biru itu terkekeh meremehkan, dan membuat Karol menggigit bibir bawahnya. Dia sudah yakin pasti Arthur akan menolaknya, menolak pernyataan cintanya.

"Aku tahu pasti kau akan menolakku. Tapi, aku jujur dengan perasaanku sendiri bahwa aku memang mencintaimu, Arthur." Karol menunduk karena ia tidak tahan menatap Arthur lama-lama, lalu Arthur meraih dagu gadis yang ada di hadapannya. Arthur mendaratkan ciuman bibirnya pada bibir Karol.

Saat itu juga Karol terpaku, mata hitam dan mata biru yang tajam saling memandang satu sama lain. Detik itu juga Karol membalas ciuman bibir dari Arthur. Ciuman bibir itu berubah menjadi lumatan-lumatan kecil.

10 menit lamanya berciuman bibir, Arthur melepaskan dirinya. Menyesuaikan diri masing-masing untuk bernafas. "Kau pasti terkejut mengapa aku menciummu, itu karena aku membalas pernyataan cintamu. Aku menerima cintamu, aku tidak menolakmu Karol." Pipi Karol bersemu merah, Arthur membalas pernyataan cintanya. Arthur menerimanya.

"Apakah... Apakah itu sungguh? Kau menerimaku?" Arthur menganggukkan kepalanya pertanda iya. Saat Arthur menganggukkan kepalanya, jantungnya berdegup kencang tak karuan. Cintanya langsung terbalaskan, cintanya tidak di tolak langsung oleh Arthur.

"Terima kasih.." Karol menghambur diri memeluk lelaki yang paling di cintainya, Arthur Grier. Arthur membalas pelukannya. Karol menikmati setiap detiknya saat di peluk oleh Arthur, tepat di depan taman yang di hiaskan banyaknya bunga tulip.

Sejak kejadian kemarin, hari-harinya di lalui dengan rasa cinta. Karol begitu semangat dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya, sehingga membuat Jenniya heran atas kelakuan putri semata wayangnya itu. "Kamu terlihat begitu semangat dan bahagia akhir-akhir ini, apa yang terjadi pada dirimu Karol?" Tanya Jenniya sembari mencuci piring di dapur.

"Mm, tidak ada." Jawab Karol sambil memainkan ponselnya. Seutas senyumannya terukir sempurna pada bibirnya, saat Arthur membalas pesan text dengan kata-kata cinta yang membuat Karol memabukkan.

"Mom tidak percaya. Kau berbohong, Caroline." Lirik Jenniya menatap putrinya, lalu Jenniya menaruhkan beberapa piring pada tempatnya.

Karol tidak menjawab ucapan dari Jenniya, karena ia begitu sibuk dengan ponselnya. Sibuk berpesan text pada Arthur sehingga mengabaikan perkataan Jenniya.

"Sekarang Mom tahu mengapa kau begitu bahagia dan semangat akhir-akhir ini, rupanya kau sedang jatuh cinta. Dan juga sudah menjalin hubungan kekasih, eh?" Karol mendongakkan wajahnya, terdapat Jenniya sudah duduk berada disampingnya. Semburat merah pada pipinya muncul, lalu Karol menunduk malu.

Jenniya terkekeh melihat reaksi anaknya yang tertangkap basah olehnya. Sekarang Jenniya sudah mengetahui pokok masalah yang ada pada Karol. "Siapa namanya?" Tanya Jenniya. Karol mengerutkan dahinya.

"Namanya?" Tanya Karol bingung kepada Jenniya. Jenniya menggelengkan kepalanya, anak semata wayangnya masih sangat polos. Sehingga tidak terlalu langsung mengerti apa yang ia pertanyakan.

"Iya namanya, nama kekasihmu itu."

"Dia.. Athur Grier, Mom."

"Nama yang bagus. Sekarang cepat ganti pakaianmu, hari ini Paman Sammuel sedang berpanen pada kebun stroberinya. Kita harus membantunya, sayang." Jenniya mengusap rambut hitam Karol dengan sayang, Karol langsung mencium kening Jenniya.

(Every)Day Sleeping BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang