With

807 153 16
                                    

[Name] memakai jaket merahnya. Ia hanya membawa dompet dan ponselnya di dalam tas selempang miliknya. Gadis itu menatap dirinya di depan cermin. Merasa cukup, [Name] keluar kamar menemui Risaki yang sudah menunggu di luar. Gadis itu tampak gugup.

"Maaf lama~" Atsumu keluar duluan, "Selamat pagi!" Pekiknya riang.

"Selamat pagi, Atsumu-kun," balas Risaki.

"Pagi, Atsumu," kata [Name].

Beberapa detik kemudian Osamu datang dan mengunci pintu. [Name] menatapi fashion keduanya. Atsumu menggunakan kaos putih yang di balut kemeja abu-abu tanpa satupun kancing yang dikaitkan. Ia mengenakan celana jeans berwarna navy. Sedangkan Osamu menggunakan kemeja putih dibalik sweater birunya. Pemuda berambut kelabu menggunakan celana jeans berwarna hitam.

"Kalau begitu kami duluan! Selamat berkencan~~"

Atsumu menarik tangan [Name] untuk pergi lebih dulu. Meninggalkan Osamu dan Risaki yang tengah terdiam. Sang pemuda berambut kelabu menghela nafas. Ia berjalan lebih dulu dari gadis bernetra hazel itu.

"Mau kemana?" Pertanyaan Osamu membuat Risaki tersentak.

"Ah, iya," gadis itu segera menyamai langkahnya dengan sang pemuda.

Sementara di sisi lain, Atsumu membawa [Name] menuju stasiun terdekat. Gadis itu tampak heran saat melihat pemuda berambut pirang itu membeli tiket ke daerah Shibuya. Waktu bebas mereka hanya sampai jam sepuluh malam. Bukankah lebih baik berkeliling Asakusa saja?

"Atsumu, kenapa kau kemari?" Tanya [Name] sesaat setelah mereka duduk berhadapan di dalam kereta.

"Hanya ingin. Ada yang ingin kukunjungi di Shibuya. Temani aku ya?" Kata Atsumu.

[Name] terdiam. Toh menolakpun tidak ada gunanya. Ia sudah berada di shinkansen dalam perjalanan menuju ke sana.

"...mengunjungi patung Hachiko?" Tanya [Name].

"Hahaha, mana mungkin kan?" Atsumu lebih memilih berkutat dengan ponselnya setelah itu.

[Name] juga melakukan hal yang sama. Gadis itu membuka pop up pesan dari ibu kembar Miya. Yang menanyakan apakah perjalanannya lancar, apakah Asakusa menyenangkan, apakah Atsumu dan Osamu baik-baik saja, dan meminta maaf atas kelakuan buruk si kembar. [Name] menjawabnya seadanya.

Atsumu dan [Name] berkeliling di Shibuya. Bahkan pemuda berambut pirang itu sudah membawa [Name] pergi menaiki 2 bus demi mengunjungi toko yang menjadi incaran Atsumu.

“Atsumu, apa ini tidak terlalu jauh?” tanya [Name]. Atsumu tertawa. Pemuda itu mengibaskan tangannya.

“Tidak kok. Tenang saja. Bukan masalah,”

Mendengar perkataan Atsumu, sang gadis berambut ombre coklat hanya bisa mengangguk ragu. Mengikuti pemuda berambut pirang dalam diam.

Ini adalah toko ke delapan yang sudah mereka kunjungi. Atsumu seperti anak gadis, ia melihat-lihat barang cukup lama di masing-masing toko. Namun beberapa kali keluar dengan tangan kosong. [Name] sama sekali tidak melayangkan protes dengan kelakuan menyebalkan Atsumu. Toh, memangnya dia siapa?

Bunyi dering telepon dari ponsel Atsumu menginterupsi kegiatan melihat-lihat sovenir. Ia tampak membuka dengan tergesa-gesa setelah melihat display name yang tertara.

"Sekarang? Oke. Aku akan segera ke sana," sambungan telepon diputus.

Atsumu menoleh ke arah [Name] dengan cengiran. Sang gadis yang berdiri di sebelahnya menatap heran.

I'm With You - M. OsamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang