Chapter 1

18 7 0
                                    

☠️

Alunan musik yang lembut membuat Nara merasakan kesejukan didalam dirinya sendiri, sambil menatap ke arah luar jendela. Nara membuka sedikit jendela kelasnya dan merasakan angin sepoi-sepoi yang merasuki tubuh si gadis itu. Gadis berparas cantik dan juga berprestasi dalam bidang sastranya.

Tanpa Nara sadari, ternyata ia tertidur pulas saat jam istirahat. Dan lupa memakan bekal yang sudah disiapkan oleh bundanya, pasti bundanya akan marah jika bekal yang ia buatkan tidak dimakan.

Nara pun terbangun 10 menit sebelum istirahat berakhir, ia membuka kotak berisi sandwich itu lalu memakannya dengan pelan-pelan. Rasanya enak seperti biasanya, sandwich kesukaan Nara dari sandwich yang lainnya. Sedang enaknya menikmati makanan ini. Tiba-tiba sebuah gubrakan meja terdengar ditelinga gadis itu. Gebrakan itu terdengar dari belakan, Nara menoleh dan mendapati seorang siswa yang sedang di bully oleh temannya sekelasnya ini.

“Sial! Si brandal itu lagi!” batin Nara berkata.

“Lemah banget sih lo?! Baru di tinju sekali aja udah jatoh!”

“Kalo mau cari lawan, yang seimbang dong!” Cibir Nara dengan nada yang menantang.

Si brandal itu pun menoleh ke arah Nara, dan menatapnya dengan wajah garangnya itu.

“Gausah ikut campur urusan orang lain!” si Brandal bernama Agam itu mulai mendekati Nara dan menjauhi lawannya.

Nara bukannya mundur, malah semakin menantang Agam. Nara ini memang tipikal anak yang berani, dan selalu menantang hal-hal yang menurut orang lain itu membahayakan.

“Kenapa? Mau pukul? Silahkan.” tantang Nara sembari memajukan wajahnya ke arah Agam.

“BRENGSEㅡ”

“Tangan lo digunain buat ngelukain orang lain doang ya?” Salah satu siswa datang dan menahan tangan Agam untuk melakukan tindakan yang dapat melukai wajah Nara ini.

Agam menatap sinis ke arah laki-laki yang baru saja menahan tangannya dengan sangat kuat. Lalu setelah itu Agam menggubris tangan laki-laki tersebut dan menjauh darinya.

“Brengsek! Ikut campur urusan orang aja.” gumam Agam yang masih terdengar jelas ditelinga laki-laki itu.

Semua siswa-siswi yang menonton adegan tadi sudah pergi satu persatu dari ruang kelas 12 IPA 2 ini. Nara yang sedari tadi memperhatikan laki-laki ini dari jauh tampak mendekat ke arah laki-laki itu sekarang.

“Rasendriya Wigraha Dhicitta.” gumam Nara dihadapan laki-laki bernama Rasen yang baru saja menduduki kursinya.

Rasen mendongak keatas, menatap gadis dihadapannya itu dengan wajah dinginnya.

“Nama lo bagus, terusㅡ”

Belum selesai Nara berbicara, Rasen merampas kembali name tag yang dipegang Nara barusan. Dan memasang nya kembali disaku bajunya.

“Balik ke tempat duduk lo, risih gue.” cibir Rasen sambil membuang mukanya ke arah luar jendela.

Namun Nara hanya menaikkan satu alisnya dan melipatkan kedua tangannya di dada sambil menatap Rasen dengan senyum smirknya.

The Last MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang