FL | 01

154 21 0
                                    

⫷⑅⫸

Berbohong, kata itulah yang ada dalam pikiran Iqbaal saat ini. Baru saja hendak pulang dari kantor setelah lelah mengerjakan beberapa proyek, tiba-tiba saja Aldi menghentikan dan mengajak makan malam dulu sebelum pulang.

Katanya makan malam sebagai rekan kantor, nyatanya bukan makan malam seperti yang ia pikirkan.

Iqbaal tertipu, yang Aldi maksud makan malam tak lain tak bukan adalah memakan kupu-kupu malam. Mau tak mau terpaksa mereka berdua yang telah dikibuli masuk ke dalam club, di mana dunia malam menjadi surga dunia.

Dengan tidak berdosanya Aldi merangkul bahu kedua rekan kantornya—Iqbaal dan Bastian—keduanya mendesah malas dalam kepasrahan.

"Ayolah kawan, sekali-kali kita menghibur diri disini. Asyik loh."

Paparan Aldi membuat Iqbaal berdecak malas mendengarnya. "Masalahnya aku sudah menikah, tolol."

"... dan aku sudah punya anak."

Aldi terbahak. "Hey! hey!, aku tidak menyuruh kalian poligami tahu." Ia menggeleng-gelengkan kepala sembari menikmati tawa. Sungguh lucu.

"Tuan, ada yang bisa saya bantu?"

Aldi menarik tengkuk si pelayan lalu dengan susah payah ia berkata. "Bawakan yang paling mahal." Untunglah berhasil tersampaikan. Ini efek tertawa.

Iqbaal muak ditertawakan, begitu pula dengan Bastian. Temanlah yang menjadikan mereka berdiam diri. Sesama pejuang yang meniti karier diperusahan ternama Champion Corp.

No problem jika sesekali mengikuti ajakan temen sendiri.

Setelah kepergian pelayan tadi, barulah Aldi dapat mengendalikan diri. Tawanya berangsur reda.

Bastian mendesah malas. Ia memaklumi sikap Aldi yang terkadang normal dan terkadang pula abnormal. Bila kumat dia bisa menjadi gila sendiri, contohnya seperti saat ini.

"Istrimu galak loh, Bas. Sesekali cari yang lemah gemulai dan lembut... tidak untuk menikah yah." Aldi mengerling nakal pada Bastian yang hanya memasang wajah malas seperti tidak memiliki semangat hidup. "Untuk bersenang-senang saja, kita'kan baru gajihan." Imbuhnya lagi.

Iqbaal menyanggah dagunya dengan malas. Ia tidak menikmati tempat ini, padahal musil BREAKBEAT yang sangat menyenangkan untuk dilewatkan. Tipuan Aldi merusak mood baiknya.

"Ck. Terserah apa katamu." Balas Bastian sambil menguap. "Menyebalkan."

Aldi mendengus keras. "Kemalasanmu membuat repot." Cibirnya terhadap Bastian. Lelaki kribo itu acuh dan malah mendaratkan kelapanya ke atas meja beralaskan lengan.

"Terpaksa aku harus berbohong kepada istriku." Iqbaal mengeluh, berbohong bukanlah sifat dalam dirinya... namun mau bagaimana lagi kalau keadaan yang mendesak.

Pelayan tadi datang lagi. Sesuai pesanan Aldi, si pelayan membawakan satu botol anggur bermerk bersama tiga buah gelas dalam satu nampan, dan disajikan didepan mereka bertiga.

Merasa tidak dibutuhkan lagi, sang pelayan lekas menjauh agar tidak mengganggu kenyamanan pelanggan.

"Bukankah selama ini kau sendiri hidup dalam kebohongan?" Aldi menuangkan bir ke dalam gelas kosong mereka lalu ia bagikan satu persatu.

Forbidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang