heartbeat

408 65 22
                                    




"Maaf hehehe, aku belum terlalu ingat dengan nama-nama disini, belum familiar"

Heeseung, dia tersenyum.

"Ehem-
santai aja, nama gue Jake" jawabku dengan tenang dan sedikit

Risih?

Kulihat dahinya agak mengerut kemudian bibirnya membentuk bulat dan mengeluarkan suara "oowh".

Sebenarnya dalam lubuk hati terdalam aku agak merasa malas. Malas meladeni si murid baru satu ini.

Walaupun kejadian ini sangat langka, jarang terjadi. Untuk pertama kalinya ada seseorang yang mau menayakan namaku duluan atau hanya sekedar basa-basi.

Karena biasanya aku yang akan memulai percakapan terlebih dahulu baru mereka akan berbicara kepadaku.

Ngertikan maksudku apa?.

Nah tapi si murid baru ini beda.
Lee Heeseung ini cerewet, terus menerus bertanya kepadaku.
Menanyakan hal-hal yang tidak penting, tidak berguna, dan sangat random.

Contohnya

"Jake tau ga arah kemana buat keindoapril?"

Atau

"Ibu kantin disini baik ga ya, soalnya kalo galak takut ngutang"

Ya jawabannya mana saya tau bambang. Dikate saya jinnya aladin yang tau semuanya.

(Sungguh sangatlah tidak beradab kamu jake)

Heeseung yang daritadi bertanya akhirnya terdiam, menghela nafas panjang.

"Kamu tau Jake,-

Matanya yang besar bersinar menatapku.

kamu orang pertama yang mengingatkanku pada sahabat disekolahku yang lama, jadi ku mohon berteman yang awet denganku yaaa."

"Auramu terlihat menyenangkan dan kuat, aku jadi merasa terlindungi didekatmu hehehe".

Deg

Heeseung kembali tersenyum untuk yang kedua kalinya.

Ini kedua kalinya dia menyengir.

Dan entah mengapa rasanya berbeda

Berbeda dari sebelumnya

Karena kali ini bukan lagi rasa risih yang muncul. Melainkan suara detakan jantungku yang keras...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

pendulum [jakeseung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang