hai peps ! sori update nya lama ,, adminnya pada rempong+sibuk, termasuk aku sendiri :"
So enjoy guys and sorry for typo(s) !!
***
"Hai, aku Senan. Nama kamu siapa?"
Hanya hening yang diterima Senan. Ia menggigit bibir canggung, mengeratkan tangannya pada tas yang sedari tadi nangkring di bahu. Kenapa tidak ada yang menjawab ?
Dengan pelan, tangannya terangkat. memainkan jari jarinya di salah satu ekor bulu halus mamalia yang katanya bar-bar itu. Semestinya berjalan lancar jaya tanpa hambatan, tetapi
MEOWRRRGGHH
"AKH ANJIR GOBLOK"
Senan terkejut, seriusan terkejut. Dia menarik cepat tangannya sambil mundur beberapa langkah cepat saat salah satu kucing tadi tiba tiba menggigit kaki seorang gadis yang kebetulan melewatinya.
"GUE ADA SALAH APA SAMA LO?"
Binar, adalah gadis yang kakinya digigit. Dia mengelus dadanya kemudian menghampiri Senan yang masih syok. bermaksud untuk menjauhi kucing pms itu.
'Duh kalo ni kucing rabies gimana..'
Batin Binar diiringi gerutuan tidak jelas yang keluar dari mulutnya. Sementara Senan sendiri segera menoleh ke Binar, sekedar untuk menanyakan keadaan kakinya.
"Eh.. Kamu gapapa?" tanya Senan kepada Binar
Dengan rasa sakit di kakinya Binar menjawab "menurut lo?"
"Eum, mau aku obati?" ucap senan sewaktu melihat kaki binar yang digigit oleh kucing pms tadi berdarah.
"Tapi bentar lagi masuk kelas. Ini hari pertama gue, gue gamau telat gara-gara ulah kucing annoying ini."
Binar merasa hari ini dirinya benar-benar sial. Tadi pagi ia terlambat bangun, dan sekarang kakinya nyeri karena digigit kucing! sangat tidak elit.
Binar meringis pelan, begitu pula dengan senan. Ouh! Itu pasti sangat sakit.
"Aku anter ke UKS ya? Nanti kita bisa izin dulu." Ajak senan, kali ini dengan sedikit memaksa. Binar mengangkat satu alisnya.
"Bukannya UKS buka jam 8? Ini masih jam 7:45." Seru binar sambil membuka handphone miliknya.
Senan nampak berpikir, "Ah! Aku bawa P3K di tas. Aku obatin di kantin aja, mau gak?" Ucap Senan dengan ceria.
"Sure, bisa tolong bantuin gue jalan?" Ujar Binar. Senan tersenyum dan mengangguk tanda bahwa dia setuju. Segera Senan membopong Binar dan berjalan dengan perlahan.
"Ngomong-ngomong, nama lo siapa?" tanya Binar. Ia lupa menanyakan nama gadis yang membantunya sedari tadi.
"Oh iya. Namaku Maharani Senan Diraza, panggil aja Senan." Ucap gadis manis itu. Binar hanya mengangguk mengerti.
"Gue Narendra Binar Senjani. Panggil terserah lo aja. Tapi biasanya pada manggil gue Binar."
Senan hanya memanggut-manggut. "Nama kamu cantik ya." Ucap senan dengan wajah ambigu khas nya.
"Plis, gue alergi fuckgurl."
**
Ternyata di kantin sedang ramai. Senan mendudukkan Binar disalah satu bangku kosong di pusat kantin. Binar melihat sekitar, ia mendengar keributan.
"Ada yang gelut?" tanya Binar pada gadis dihadapannya. Senan hanya mengangkat bahu, ia tidak peduli.
BRAAKK
Semua siswa yang ada di kantin—termasuk senan dan binar—sangat terkejut ketika seorang gadis menendang bangku hingga terjatuh.
"MIKIR DONG! LO GAK MAU DI BULLY KAN?! JADI GAK USAH NGE BULLY BANGSAT!"
Gadis itu berteriak keras sambil menuding salah seorang kakak kelas 12 yang tengah membully seorang gadis culun.
"ORANG KEK LO TUH CUMA SAMPAH MASYARAKAT YANG GAYA NYA SELANGIT!"
"GAK USAH SOK DEH, JAJAN PAKE DUIT ORANG TUA AJA BELAGU!"
Kakak kelas tersebut tidak suka dengan ucapan gadis di depannya, Sedangkan Hana—gadis itu— terus-menerus berteriak, sampai salah satu siswa berlari untuk memanggil guru BK
"Seru nih." gumam Senan sambil tersenyum misterius, membuat Binar menggelengkan kepala melihat tingkah teman yang baru ia temuin tadi pagi.
PLAK
PRRRIIIIITTT
Semua siswa yg ada di sana menjadi senyap ketika bunyi peluit itu terdengar. Dan mereka seketika menoleh kesumber suara tersebut.
Ternyata itu Pak Dony—guru olahraga—dan Pak Kepsek serta Pak Suhendar—guru BK. Beruntung mereka bertiga datang sebelum aksi jambak-menjambak terjadi.
"ADA APA INI RIBUT-RIBUT?!"
"Pak! Tadi dia nampar saya." Ucap kakak kelas tersebut sambil menujuk ke arah Hana. Hana hanya tersenyum miring.
"Pak, tadi dia ngebully kakak itu." Hana menunjuk kearah gadis culun yang terduduk lemas di lantai kantin yang kotor. "Tapi sekarang, cewe sinting ini malah nampar mukanya sendiri biar keliatan kalo dia yang jadi korban. Idih, kalo gue sih malu." Ucapan hana mampu membuat kakak kelasnya naik pitam.
Hana berjalan ke tempat dimana Binar dan Senan duduk.
"Kalian pasti liat kan?" tanya hana. Binar hanya menggeleng. "Gue gatau awalnya, tanya dia aja." Ia pun menyenggol lengan Senan.
"eum, aku gatau awalnya sih. Tapi, tadi kakak yang belang itu nampar dirinya sendiri kok, aku liat bedaknya sampe berhamburan di udara."
Ucapan polos Senan membuat semua orang yang ada disana tertawa lepas. Apalagi Binar, gadis itu tertawa dengan 'bar-bar' nya hingga memukul-mukul meja.
Hana berbalik menghadap kearah guru nya. "Jadi, bapak udah tau kan?" mereka pun mengangguk.
"Prysillia Aninta. Kamu ikut saya ke ruang kepala sekolah." Ucap sang kepala sekolah.
Sedangkan, gadis yang kerap disapa Prysill itu kini menggeram kesal. Menatap tajam kearah Hana, serta Senan.
'Liat aja nanti.' batin Prysill.
Binar hanya menghela napas. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang.
jangan lupa Vote dan comment nya !! ^^2020 ,, ©yalinda
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Kilometer
Teen FictionOrang bilang masa SMA itu masa terindah, setelah dipikir-pikir lagi ternyata emang bener. [ Lokal, School life, Humor ] Start: 4 September 2020 ©yalinda.