Chapter 1

8 0 0
                                    

"Kita adalah pasangan yang beruntung.
Sedari awal kita memulai hubungan
Sudah punya alasan putus yang kuat."

✨✨✨

"Pagi princess" sapa raka

"Pagi juga" jawab kinan sambil tersenyum

Pagi ini mereka berangkat sekolah bersama-sama, kinan lengkap dengan seragam yang ia kenakan, sedangkan raka masih sama seperti hari biasanya dengan seragam yang sedikit brutal.

"Tadi subuh udah solat kan? Jngan bilang kamu gak solat lagi?" Tanya kinan

"Solat sayang, gak pernah ketinggalan kok" jawab raka berusaha untuk meyakini pacarnya

"Astaga yng!, aku lupa bawa topi buat upacara" ucap kinan panik

"Kebiasaan deh pelupa, ya udah nanti mampir ditoko dekat sekolah aja" jawab raka yg sedikit kesal dengan kebiasaan pacarnya itu

"Hehe😅, makasih sayang" ucap kinan yang tidak enak hati karena pagi-pagi sudah membebani raka

"Udah gpp," jawab raka

~

Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai disekolah, raka pun mematikan mesin mobilnya dan mengambil tasnya yang ada dikursi belakang.

Memang raka dan kinan berbeda kelas, raka dikelas IPS III sedangkan kinan dikelas IPA I.

Raka pun langsung menjulurkan tangannya kepada kinan, kinan pun langsung mencium punggung tangan pacarnya itu layaknya suami istri yang ingin berpamitan.

"Sekolah yang baik yah calon istri wkwk" ucap raka sambil terkekeh

"Iya bawel" ucap kinan dengan nada sedikit kesal

"Ya udh, aku duluan ke kelas yah, bye" kata kinan sambil membuka pintu mobil

"Tiati sayang liatin jalan, nnti kamu injak parit wkwk" ucap raka mencoba menjahili pacarnya itu

"Arghhh, diam! Aku mo sekolah byeeee" ucap kinan sambil meninggalkan raka

"Love u sayang, belajar yang betul, jngan ttp yah" teriak raka

"Ha? Ttp apaan?" Tanya kinan bingung

"Tebar tebar pesona WAHAHAHAHA...." jawab raka sambil tertawa keras

"Lo pikir gue cewe apaan, guee bukan cabe-cabean" ucap kinan sambil menjulurkan lidahnya 😝

"Memang bukan cabe-cabean kamu kan pacar aku" ucap raka mencoba menggoda

Sontak pipi kinan berubah menjadi sedikit memerah layaknya seseorang yang lagi jatuh cinta.

"Dah... aku mo masuk, kamu kalo ngumpul jangan ngerokok yah gak baik" ujarnya mencoba mengingatkan

"Iya ibu negara yang bawel" ucapnya mendengus kesal

Kinan pun langsung bergegas menuju kelasnya, sampai ia lupa membawa topi yang baru dibelinya barusan.

Raka yang melihat kebiasaan pelupanya kumat lagi, hanya mendengus kesal.

"Heh... dasar cewe pelupa" ucapnya

Raka pun langsung keluar dari mobilnya sambil membawa topi kinan yang tertinggal barusan.

Perjalanan ke kelas kinan memang cukup jauh dari kelasnya, maka dari itu raka agak sedikit cepat berjalan.

Sampai didepan kelas pacarnya mata raka melihat keseluruh isi kelas namun kinan tidak ada.

"Hey, kalian liat kinan gak?" Tanya raka kepada salah satu teman kinan

"Owh... kinan tadi kekelas agama katolik, kayanya dia ngumpul tugas deh" jawab sherent teman sekelas kinan

"Owh.. okey makasih yah" ujarnya

"Iya sama-sama" jawab sherent

Raka berjalan menuju kelas agama katolik, dan ternyata ada kinan duduk disudut kelas.

"Loh kok kamu ada disini?" Tanya kinan heran

"Nih topi mu ketinggalan dimobil" jawab raka sambil memberikan topinya

"Owhh... hehehe maaf, kan emang suka lupa" ujarnya sambil terkekeh

"Mulai sekarang jangan sering lupa lagi yah, nanti kalo udah gak sama aku, sapa lagi yang mau bawain barang yang kamu lupa" ucap raka tidak sadar

Mendengar ucapan raka barusan membuat hati kinan sedikit terpukul.

"Iya maaf, lain kali gak lupa lagi kok" jawab kinan sambil senyum terpaksa

Hati kinan betul-betul sedih kali ini, namun ia tidak mau terus-terusan sedih didepan raka.

Dan raka juga sangat tidak tega kepada pacarnya karena ucapannya barusan, dia betul-betul keceplosan walaupun pada intinya mereka sudah sama-sama tau bahwa hubungan mereka akan berakhir dengan perpisahan.

✨✨✨

Makasih guys yang udah baca chapter I
Maaf kalau ada kata yang salah dan kalimat yang kurang nyambung😊

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Tak mungkin bersatuWhere stories live. Discover now