"Sebuah takdir telah menuntun dua insan asing menjadi temu dan berakhir sebuah kejadian tak terduga yang takkan bisa terlupakan begitu saja."
Bagiku, berangkat pagi adalah hal paling merugi. Karena waktu harus dijaga sebaik mungkin. Kalau tidak ada yang telat, lalu apa gunanya ada guru bk dan guru kesiswaan? Masa mereka makan gaji buta.
Oh iya, perkenalkan nama gue Banyu Mahendra. Salah satu murid tertampan nomor 2 di SMA Cakrawala. Fans gue sudah banyak banget, namun kebanyakan cabe keriting. Kapan yaa ukhti-ukhti bisa mau sama gue? Atau kalian mau sama gue?
Meski tampang gue masih kalah sama si Rendy, otak gue pinter kok. Gue selalu ikut olimpiade fisika setiap tahunnya. Dan sekarang gue pastikan di tahun ketiga bakal gue yang jadi perwakilan.
🍃🍃🍃
"Good morningg, Maa..."
"Ayah manaa??" tanyaku baru sadar tidak ada ayahku pagi ini.
"Ayah lagi ada urusan mendadak jadi tadi pagi harus segera pergi ke China untuk sementara."
"Yahh..."
"Naik mobil sendiri ajaa yaa" dengan lembut diusapnya kepalaku.
Aku pun berusaha mengerti dan menganggukkan kepala. Setelahnya kami berdua sarapan bersama menikmati hidangan sederhana buatan ibuku tercinta.
🍃🍃🍃
Banyak sekali siswa kini sedang berlarian melewati gerbang utama mengingat 5 menit lagi gerbang tersebut akan ditutup oleh satpam.
Gue yang baru sampai pun dengan santai memarkirkan motorku lalu berjalan ke arah gerbang tersebut. Belum saja sampai, tiba-tiba gerbang itu sudah ditutup rapat.
"Aish... Pak kumis sialan!" desisku pelan.
Ketika gue mau berbalik arah menghindari hukuman, tiba-tiba gue melihat ada sebuah mobil berhenti di depan gerbang.
Yaa wajar sih, parkiran disekolah ini untuk mobil dan motor memang dipisah. Jadi sudah biasa melihat anak bermobil harus berhenti di depan gerbang seperti itu.
Namun ada yang aneh. Wajahnya nampak asing. Padahal ia cantik, harusnya gue hapal!
Karena penasaran, gue mendekati mereka secara diam-diam...
"Sebentar yaa neng, soalnya kuncinya sudah diambil pak ketua kesiswaan. Mungkin bapaknya masih keliling kelas."
"Iyaa, Pakk" aduh manis banget senyumnya...
Tapi sepertinya dia anak baru, nyatanya dia bisa langsung masuk nantinya. Hahahaa... Bisa gue manfaatin nih kayaknya.
Langsung saja gue pakai masker dan menutupi wajah tampan ini dengan topi. Lalu mengikuti barisan anak terlambat yang disuruh ke lorong samping sekolah untuk bersih-bersih.
Saat sudah berada di belakang mobil wanita itu, gue langsung berjongkok dan masuk ke dalam mobilnya diam-diam.
Untungnya gadis itu tidak mengunci mobilnya. Hahahaa... Dasar ceroboh! Memang yaa wanita itu kerjaannya cuma dua, ceroboh sama nangis.
Lumayan lama aku duduk di dalam mobil ini, namun gadis itu belum juga masuk ke dalam sekolah. Tanpa sadar aku pun tertidur lelap.
🍃🍃🍃
Ketika sampai di depan gerbang utama sekolah baruku, aku langsung turun menghampiri satpam disana.
Kami berbincang ria sambil menunggu guru ketua bidang kesiswaan datangan mengantarku.
Lumayan lama kami berbincang hingga terkadang aku bersandar pada mobilku, sebab merasa lelah berdiri.
Setelah cukup lama, orang yang sedari tadi ditunggu akhirnya datang. Beliau membuka gerbang tersebut dan memberiku sebuah denah sekolah.
"Maaf sepertinya saya tidak bisa mengajakmu berkeliling sekolah ini, karena saya ada urusan mendadak,"
"Saya sudah menyuruh ketua osis untuk mengantarmu berkeliling setelah istirahat. Kamu berada di kelas IPA-2"
"Baik, Pakk" aku mengangguk sopan pada beliau.
Setelah dirasa pria tua itu telah kembali masuk ke dalam sekolah, dengan segera aku masuk ke dalam mobilku.
Aneh rasanya seperti ada yang bernapas selain aku di dalam mobil ini. Ah, aku jadi takut.
Kujalankan mobil ini menuju parkiran khusus mobil di sekolah ini. Tidak begitu jauh ternyata.
Setelah selesai memarkirkan mobil, aku berbalik ke belakang hendak mengambil tas ranselku. Namun saat aku berbalik, spontan saja aku pun berteriak disusul oleh teriakan orang di belakangku.
"Kamu siapa?! Kok tidur di mobilku?? Mau ngerampokk yaa??!!"
"Hah? Nggak!"
"Halah bohong..."
Ketika aku hendak keluar dari mobil untuk berteriak minta tolong, ia membekap mulutku lalu maju duduk disamping kemudi.
Ia tetap membekapku sambil memelukku dari samping. Aku pun meronta-ronta karena takut, namun ucapannya membuatku semakin takut.
"Kalau lu berisik, gue cium. Serius."
Dengan segera kugigit telapak tangannya hingga ia mengaduh kesakitan.
"Apa-apaan sih!" pekikku takut.
Segera aku pun ingin membuka pintu mobil, namun tiba-tiba pergerakanku terhenti ketika kedua tangan kekarnya mengapit tubuhku.
"Lu nantangin gue ya?" ucapnya sambil menunjukkan smirk kecil dibibirnya.
Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajahku membuatku semakin takut dan tanpa sadar memejamkan mataku.
Namun ketika wajah kami jaraknya sudah menipis, tiba-tiba kami mendengar suara teriakan guru.
YOU ARE READING
Putri Tidur
Roman pour AdolescentsJangan pernah menyia-nyiakan sesuatu yang selalu ada bersamamu. Sebab tidak ada yang tahu pasti kapan ia menghilang. Dan penyesalan akan menghampirimu saat itu juga. Hanya sebuah kisah dari seorang manusia yang sedang menunggu takdir kembali memihak...