"Sayang, bangun udah siang." Gilang membangunkan Kara dengan mengelus pipi Kara dengan lembut yang masih tertidur pulas.
Gilang jadi mengingat kejadian semalam. Rasanya benar-benar membahagiakan. Senyum pun tak pernah lenyap dari bibirnya sedari bangun pagi tadi.
Sebenarnya, Gilang tak tega membangunkan istrinya yang masih tertidur pulas. Tapi, Gilang harus membangunkan Kara. Ia takut istrinya ini akan sakit perut karena belum ada makanan yang masuk ke perutnya sedari pagi hingga siang ini.
"Sayang, hei ayo bangun."
"Eunghh," lenguh Kara yang terusik dari tidurnya dan membuka matanya perlahan. "Masih ngantuk mas." Kara kembali menutup matanya.
"Bangun dulu, mandi terus makan nanti baru tidur lagi," perintah Gilang.
"Nanti aja," gumam Kara pelan yang akan memasuki alam mimpi kembali.
"No! Harus sekarang nanti perut kamu sakit! Dari tadi pagi sampai sekarang kan belum kemasukan makanan apapun sayang." Gilang berucap sedikit tegas.
Kara mendengar ucapan suaminya yang tegas agak sedikit takut.
"Ya sudah mas tunggu di meja makan nanti aku nyusul habis mandi."
"Tapi jangan lama-lama." Setelahnya Gilang keluar kamar menuju dapur.
**
Gilang berada didapur menyiapkan makan siang untuk istrinya sambil menunggu Kara selesai mandi.
Gini-gini Gilang pintar memasak bahkan masakanya tak kalah enak dari makanan restoran mahal.
Di rumahnya ini memang banyak asisten rumah tangga tapi dirinya ingin memasakan makanan spesial untuk sang istri.
Gilang memasak sayur sop ayam dan telur balado. Setelah matang dan diletakan dipiring ia membawanya ke atas meja makan.
Gilang melihat kedatangan Kara dan tersenyum menyambutnya.
"Ayo kita makan nanti keburu perut kamu sakit aku udah masak sup ayam sama telur balado," ajak Gilang menarik tangan Kara mendekati meja makan.
Kara melihat makanan yang tersaji diatas meja makan merasa bersalah. "Maaf mas, harusnya aku yang memasak bukan mas yang sebagai suami malah memasak."
"Ga papa. Aku ingin masakin kamu makanan dan mencoba hasil masakan aku. Jadi, kamu ga usah merasa bersalah gitu. Lagian aku ngelakuinya dengan senang hati."
Gilang duduk disalah satu kursi dan menarik Kara duduk di atas pangkuanya.
"Aku duduk sini aja mas." Kara akan berdiri dan menunjuk tempat duduk sebelah kiri Gilang tapi pinggangnya langsung di tahan Gilang agar tak beranjak dari pangkuanya.
"Engga kamu duduk di pangkuan aku aja." Gilang tak mengizinkan Kara duduk di sebelahnya
"Buka mulutnya," perintah Gilang menyodorkan sesendok nasi dengan soup ayam.
"Aku bisa makan sendiri." Kara ingin merebut sendok di tangan suaminya.
Gilang menjauhkan sendoknya.
"Aku suapin."Mau tak mau Kara membuka mulutnya. Mengambil sedikit nasi dari sendok dan mengunyahnya. Gilang memasukan nasi yang masih ada di sendok ke dalam mulutnya.
"Mas ga jijik makan bekas aku?" tanya Kara di sela mengunyah makananya.
"Ngapain harus jijik? Lagian juga sama istri sendiri."
"Kirain aja gitu mas jijik makan bekas aku."
"Engga. Buka mulutnya lagi." Gilang kembali menyodorkan nasi ke mulut Kara kemudian baru ke mulut Gilang.
Mereka makan bersama sampai nasi tandas tak tersisa. Gilang sudah membereskan semua peralatan makan mereka setelah itu melaksakan sholat zuhur berjamaah.
Kini Gilang dan Kara berada dikamar.
"Kamu kalau masih ngantuk tidur lagi. Aku nanti mau ke ruang kerja aku, kalau kamu butuh sesuatu bisa panggil aku atau minta bantuan sama bi Rai."
(Bi Rai yang di maksud adalah kepala asisten rumah tangga di mansion Gilang dan Kara.)
Kara yang sudah berbaring menganggukan kepalanya dan memejamkan matanya. Gilang tanganya aktif mengelus kepala Kara agar istrinya itu bisa cepat tertidur.
Tak membutuhkan waktu lama Kara sudah terlelap dalam tidurnya. Gilang mengecup kening Kara dan beranjak dari ranjang keluar menuju ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan kantor yang sempat ia tinggalkan beberapa hari lalu karena mengurus pernikahanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/234687123-288-k569292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife - Tamat
RomanceKara Dania Ransquif harus rela menikah di usia muda demi menyelamatkan perusahaan keluarganya. Sebenarnya Kara bisa saja menolak. Namun, Kara juga harus bisa berguna untuk membantu keluarganya. Gilang Darren Kennedy dipaksa menerima menikah dengan s...