OO

16 2 1
                                    

Sore itu di warung Bude Pipim, jam menunjukkan pukul 17.00 atau jam 5 sore. Ketujuh pria yang mengklaim warung itu sebagai tempat nongkrong mereka, sedang melakukan 'sesuatu pada warung tersebut.

"Cung cung, itu cat bagian pojok kanan atas dahㅡ"

Renjun yang memiliki badan 'tidak terlalu tinggi' meminta tolong kepada Jisung yang emang badannya paling tinggi di sini.

"Lah cat sendiri lah."

"Lu ngeledek gua??" ampun deh galak banget bang Renjun.

"Ampun suhu.."

Akhirnya Jisung nurutin kata-kata Renjun.

Yap, mereka sedang mengecat warung Bude Pipim. Karena menurut mereka, warung itu sudah terlihat kurang menarik, makanya mereka inisiatif untuk mempercantik warung tersebut dengan memberi tulisan 'WARMIM' pada dinding warung itu, dan tentu saja dengan izin Bude Pipim.

"Kapan kelar sih?" Chenle yang sedang mengecat dinding warung itu, mengeluh.

"Bentar lagi sih harusnya kelar ini." Jawab Jeno.

"Anjirㅡ WOI ECAN, BENER-BENER YA LU."

"HAHAHAHA."

Haechan yang 'gabut' malah ngisengin Mark yang lagi ngecat.

"Cannn, kalo lu begini mah ga kelar-kelar ini." Keluh Renjun ke Haechan yang malah main-main.

"Lah, itu si Jaemin aja ga bantu."

"Napa? Ga mau difoto?" Jaemin yang lagi nyiapin tripod sama kamera, menyaut.

"Bercanda atuh sheyenk mumumu~" Ledek Haechan ke Jaemin.

"Cicing jing sia, digebug ku aing, daek!?" (diem jing lu, gua gebuk, mau!?)
Jawab Jaemin ke Haechan.

"KABOORR!" Haechan kabur.

Beberapa menit kemudian...

"NAH, AKHIRNYA SELESAI JUGAAA." Ucap Renjun senang.

"Dah yok foto foto." Jaemin mengatur kameranya.

"Bude Pipim! Ayo ikut foto!" Ucap Mark mengajak Bude Pipim yang sedari tadi duduk melihat kelakuan anak-anak ini.

"Iyo le iyo.."

"Can awas, lu jangan di situ, Bude Pipim di tengah." Kata Renjun.

"Iyee iyee." Haechan pun pindah, nyempil di antara Jeno dan Chenle yang sudah berpose.

"Ett, jamet nyempil-nyempil aja." Chenle bergeser.

Di sisi lain, Jisung dan Mark juga sudah siap berpose, mereka jongkok di depan.

"Eh formasinya jelek banget dah, Le lu pindah ke sebelah Renjun." Ucap Jaemin mengatur posisi mereka.

"Padahal kan gua mau samping Bude Pipim..." Gumam Chenle sambil berjalan pindah tempat.

"Dah ya, gua nyalain timer-nya." Jaemin menyalakan timer di kameranya, lalu ia bergegas ke samping Jeno.

Cekrik!

Jaemin berjalan ke arah kameranya, mengecek hasil foto tersebut.

"Eh ngeblur... sekali lagi yak." Ia menyalakan kembali timer-nya, dan segera berjalan ke samping Jeno lagi.

"Gaya bebas yak gaya bebas." Kata Haechan sambil membuat pose love sign jari.

"Lah, emang tadi bukannya gaya bebas juga yakㅡ" Ucap Jeno heran.

"Ga usah diladenin apa tuh si Ecan, ora jelas." Kata Renjun kesel.

.....

"Udah belom sih?" Tanya Jisung.

"Kok ga ada suaranya Jem?" Tanya Renjun ke Jaemin.

Jaemin keringet dingin. Ia berjalan ke arah kameranya. Wajahnya pucat seketika.

"Kenapa?" Tanya Mark ke Jaemin.

"...masa baterainya habisㅡ" Jawab Jaemin.

"Lah? Emang ga lu charge!?" Tanya Renjun kesal.

"Lupa... hehehe." Jawab Jaemin sambil menggaruk-garuk tengkuknya. Padahal ga gatel.

"KENAPA GA BILANG ANYENKK!!"

HAIII GUYSS!! makasih udah mau baca! btw aku baru nulis lagi hshshs maaf ya kalo berantakan😭 oh iya, jangan lupa di vote dan dikomen yaaa!! 😁🤝🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warmim ; NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang