Adek Kesiangan

3.7K 210 53
                                    

Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat  latar dan cerita maka itu semua murni ketidaksengajaan. Jadi santuy aja yak...




Pagi ini matahari bersinar terang dengan langit biru cerah yang membuat siapapun akan bersemangat hari ini. Tapi tidak dengan anak remaja laki-laki yang masih bergelung di balik selimut hanya dia yang belum bangun di rumah itu.

"Langit ayo bangun sayang" Bunda Mentari menyibak selimut anaknya dan tak ada respon dari anak bungsu nya itu

"Ayo bangun kamu kan harus sekolah" Sekali lagi coba di bangun kan si anak hanya bergumam tak jelas

"Engh.. "

"Langit nanti kamu terlambat ke sekolah sayang" Dengan mengguncang tubuh anaknya Bunda Mentari coba lagi membangunkannya

"Ini hari minggu Bun, Langit gak sekolah" Balas sang anak dengan mata masih terpejam

"Ini hari senin! " Bunda Mentari geram jadilah ia menaikkan nada bicaranya

Langit tak merespon.

1

2

3

4

5

Di detik ke-lima langit membuka mata dengan lebar ia baru menyadari sesuatu. Dilihatnya sang Bunda tersenyum lebih ke arah menahan tawa sebenarnya karena ekspresi Langit yang lucu bayangkan saja muka bantal dengan mata terbuka lebar, lucu sekali bukan. Langit mengalihkan pandangannya pada jam dinding dimana jarum pendek hampir menyentuh angka tujuh.

"Bundaa.. Adek kesiangan" Sontak saja Langit berdiri dan langsung berlari ke kamar mandi

Sementara Bunda Mentari tertawa pelan sambil menggelengkan kepala melihat anaknya yang panik sendiri begitu gemas sendiri melihatnya. Dengan cepat Bunda Mentari memeriksa tas sang anak apakah buku pelajaran untuk hari ini sudah disiapkan atau belum, selesai memeriksa Bunda Mentari menyiapkan seragam sekolah beserta sepatu nya.

Di meja makan tampak Ayah dan anak sedang menikmati sarapan sambil berbincang ringan entah apa.

"Mana Bunda mu kok belum turun juga" Angkasa merasa heran kenapa istrinya tak kunjung datang

"Ayah kayak gak tau aja gimana susahnya bangunin adek" Sahut Bintang sambil menenggak habis segelas susu buatan bundanya

Tiba-tiba Bunda Mentari datang menghampiri dan langsung menyiapkan sarapan untuk si bungsu.

"Udah bangun si adek? "

"Udah kok dia lagi mandi"

"Semalam Abang pasti ngajak adek main game sampai tengah malam makanya adek jadi kesiangan, iya kan? "

"Nggak kok, Ayah jangan sembarangan nuduh dong. Semalam memang kami main game di kamar ku tapi jam sebelas malam aku sudah mengusirnya untuk kembali ke kamarnya sendiri"

"Sudah tau besoknya sekolah masih aja main game jadinya kesiangan kan"

"Mungkin adek lanjut main di kamar pokoknya abang gak salah"

"Udah udah ini kenapa Ayah sama abang malah berdebat"

Setelah Bunda Mentari bicara Ayah dan anak itu diam. Tak lama ada suara klakson motor terdengar dan Bintang langsung menyambar tasnya di kursi sebelah ia berpamitan pada Ayah dan bundanya karena temannya yang juga tetangganya yang juga tidak lain adalah sepupunya sudah datang menjemput.

"Ayah Bunda, aku berangkat dulu ya si Awan udah jemput" Bintang berpamitan

"Ya udah sana hati-hati di jalan" Ucap sang Ayah saat Bintang mencium tangannya

Keluarga Angkasa & MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang