PROMPT: Mark hates coffee, but goes to a coffee shop and drinks some just so he can see Gun, who works there.
Kalau ditanya apakah Mark memilih teh atau kopi, Mark tentu akan menjawab teh. Mark tidak bisa minum kopi. Titik. Buatnya kopi itu pahit, bahkan setelah dia menambahkan banyak gula dan krim. Apalagi dia tidak suka bau kopi, yang entah kenapa akhir-akhir ini banyak orang malah memakainya sebagai pengharum ruangan. Hanya membayangkannya saja sudah membuat Mark sebal. Tapi seorang Mark, yang sama sekali tidak suka kopi, akhir-akhir ini sering sekali nongkrong di kafe dekat kampus yang menu minumannya hanyalah: kopi.
Kafe itu baru buka sekitar 2 bulan lalu, namanya WolfSheep Cafe. Awalnya Mark kesana hanya karena flashdisk berisi tugasnya terbawa oleh Blue, sahabatnya tapi beda jurusan, dan dia sedang kerja kelompok di cafe itu. Awal masuk ke cafe itu Mark sudah sebal karena 'Ini bau kopi apa bau nasi gosong si?' pikir Mark. Bau kopi yang sepertinya baru di roast menguar di kafe itu. Dia bahkan sudah berencana ngomel ke Blue karena membuatnya harus mendatangi tempat ini. Kalau bukan karena tugasnya yang harus dikumpul hari itu juga, mungkin Mark akan memilih untuk meminta Blue mengantarkannya ke rumah nanti malam, daripada disuruh mencium bau kopi. Tapi pikirannya itu tiba-tiba berubah ketika sesampainya disana dia bertemu dengan seorang malaikat. Oke, itu berlebihan. Tapi orang yang Mark temui itu memang sangat indah dilihat. Dia adalah seorang pelayan yang mengantarkan pesanan ke meja Blue dan teman-temannya. Tepat ketika Mark berjalan dan nyaris sampai ke meja Blue, pelayan itu selesai mengantarkan pesanan dan membalik badannya untuk kembali ke counter. Hampir saja Mark dan pelayan itu bertabrakan. Namun, Mark cukup sigap dan menghindari pelayan itu. Nyaris saja Mark memarahi pelayan itu kalau saja dia tidak melihat ke wajahnya.
"Imut." kata Mark pelan.
"Ah maaf kak." kata pelayan itu.
Mark terdiam sejenak. "Namamu siapa?" tanyanya.
Pelayan itu tampak kebingungan, namun karena merasa itu bagian dari pekerjaannya, dia pun menjawab, "Gun kak. Sekali lagi maaf." kata pelayan itu sebelum meninggalkan Mark dan kembali ke arah counter.
Mark melanjutkan berjalan ke arah meja Blue dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Namun sayang, temannya yang satu itu terlalu peka.
"Kenalanku ada yang kerja di kafe ini juga, kalau kamu butuh jadwal shift pelayan tadi." kata Blue sambil nyengir dan mengacungkan flashdisk ke arah Mark.
Mark sebenarnya gengsi ingin meng-iyakan tawaran Blue, tapi, daripada dia harus bersusah payah mencari tahu jadwal shift Gun, lebih baik mendapatkannya dengan cuma-cuma.
Mark pun menyambar flashdisk nya dari tangan Blue dan berbalik pergi sambil berkata, "Aku tunggu nanti malam ya."
Blue pun hanya menggelengkan kepala sambil tertawa, "Dasar tuan muda."
------
Sejak hari itu, Mark akan nongkrong di cafe WolfSheep nyaris setiap hari. Tapi tentu saja dia hanya akan datang ketika itu adalah jadwal shift Gun. Untungnya dia tahu kapan shift Gun, bahkan jika jadwal shift nya berubah. Bagaimana bisa? Rupanya kenalan yang Blue maksud kerja di kafe itu adalah Kak Plan. Pacar dari kakak sepupu Mark, Kak Mean. Untungnya lagi, Mark lumayan akrab sama Kak Plan, karena mereka berdua sama-sama hobi menjahili Kak Mean. Jadi tiap minggu, Mark pasti berhasil mendapat jadwal shift terbarunya Gun. Bukan hanya itu, Mark juga berhasil mendapatkan info tentang Gun sedikit-sedkit. Misalnya, Gun ternyata seumuran Kak Mean, yang berarti dia 2 tahun lebih tua dari Mark dan sudah di tahun terakhirnya. Gun adalah anak jurusan komunikasi, dan rupanya sudah menyelesaikan skripsinya dan hanya tinggal menunggu wisuda. Karena itu Gun bekerja sambilan di kafe Wolfsheep, sambil mencari-cari pekerjaan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Napat Na Ranong - Kumpulan Oneshoots
Truyện NgắnKumpulan Oneshoots tentang Napat Na Ranong. Kemungkinan besar Markgun juga. Rate Mature bukan karena sex scene.