satu

13 2 0
                                    


Malam ini, candra tampak kian temaram,
dengan awan yang mulai menghitam
dan dingin yang semakin menghantam.

Bumantara pun tampak sepi
dikala sinar bintang di belunggu sang gelap.
Hingga bulir hujan pertama
terdengar jatuh mengenai atap.

Disini, dalam diam aku menanti.
Menanti jutaan derai hujan mengenai diri.
Hingga air mata melebur bersama air hujan di pipi.

Menikmati dersik tanpa peduli dingin yang kian menusuk.
Memeluk erat semua kedinginan hanya karena menanti sebuah pemikiran bodoh untuk terjadi,
tentang kamu yang akan datang untuk mendekap
dengan mata yang saling memancarkan kerinduan.
Hahaha, tentu itu mustahil bukan?

-azhaugust

Keping KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang