IV

103 10 10
                                    

Y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Y


Langit mulai mendung saat Dara mendengar ada yang membuka pagar rumah mereka. Setengah menyeret. Gadis itu melompat dari duduknya, mengecek siapa gerangan yang datang ke kediamannya bersama Sam dan Ega di penghujung tengah hari. Melalui jendela kamar, ia melihat seseorang–yang tak lagi asing di matanya–sedang menutup pagar.

Dante.

Dirundung panik, Dara buru-buru beranjak keluar kamar, menemui adiknya yang sedang berbaring di atas sofa sembari menekuni layar ponsel. Begitulah rutinitasnya sesudah masa SMA usai.

"Ga! si Dante ngapain lo suruh datang ke sini?!" omelnya dengan suara tertahan. Takut ada yang mendengar. Padahal tak lama lagi mereka berdua akan pergi menyusul Sam begitu sepupunya itu mengirimkan sinyal aman.

Tanpa melirik ke arah kakaknya, Ega merengutkan wajah. "Tuduhan lo itu benar-benar gak berdasar."

Dara berdecak gemas. "Terus kenapa dia ke sini?"

Terdengar suara ketukan dari pintu depan.

"Mana gue tahu," jawab Ega dengan nada paling menyebalkan di telinga Dara. "Bukain pintu sana, gue lagi war."

Hasrat untuk menjewer telinga Ega sekencang mungkin sontak berkobar di benak Dara. Namun ia menahannya kuat-kuat. Ada hal lain yang harus diurus lebih dulu. Perkara memberi pelajaran pada Ega bisa dilakukan belakangan. Menghela napas, Dara pun beranjak menuju ruang depan, membuka kunci pintu yang kenopnya sedang diputar-putar oleh Dante.

"Eh, Dara, tumben jam segini ada di rumah?" Dante mundur selangkah, sedikit salah tingkah begitu wajah masam Dara muncul di hadapannya. "Sorry, gue kira Ega lagi sendiri."

Setelah sekian lama berteman dengan Ega, Dante hafal betul kalau kakak temannya ini sangat menjunjung etika dalam bertamu ke rumah orang. Selain pintu yang selalu dikunci–demi menghindari orang masuk sesuka hati yang dalam kasus ini adalah teman-teman Ega, Dara tak pernah mengizinkan mereka berkunjung lewat dari jam sembilan malam. Berbuat keributan, memaki, menyampah, memberantakkan, apalagi mengotorkan rumah dan juga seisinya.

Yang mana membuat Dara digelari sebagai Dolores Umbridge versi muda oleh Ega dan kawan-kawan. Sangat berbanding terbalik dengan sifat Sam yang cenderung cuek, dan tak pernah ambil pusing pada apa saja yang mereka lakukan selama di sana. Tapi meski cerewet begitu, Dara adalah orang yang perhatian dan tak pernah membiarkan mereka pulang dengan perut kosong.

"Ega lagi berantem di dalam." Dara membukakan pintu lebih lebar agar Dante dapat melangkah masuk. "Kalian mau ngapain?" tanyanya mencoba berbasa-basi, sekaligus mengulik info.

"Ah, ini," Dante bergegas mengangkat tas jinjing–dari kertas berwarna hitam–di tangan kanannya, "ada barang si Ega yang nyelip di pesanan gue, karena ngambilnya tadi kebetulan lewat sini, jadi sekalian aja gue anterin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KERAKAH (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang