Dari Penulis untuk Senjana

3 1 0
                                    

Senjana,
Aku tau suatu hari nanti
Kamu akan baca surat ku yg ini.
Sebenarnya tak usah ku tulis saja,kau sudah tau apa yg akan aku katakan.

Haha,
Aku menulisnya hanya untuk mengingat nya.Setidaknya jika nanti nama mu sudah hilang dari otakku.
Ada alasan knp aku masih bisa menerima kau di sisiku.

Setidaknya,masih ada surat ini
Sebagai bukti.Kalau kau adalah temanku.

Senjana....
Aku tau,kamu takkan datang untuk memberikan surat balasan.
Tapi kuharap itu akan terjadi,
Agar kelak,aku masih bisa mengingatmu
Sebagai seseorang yang pernah kubuatkan puisi dan ku tinggalkan surat Persiapan ketika aku sudah tak lagi mengingat.

Senjana,
Kau masih simpan puisi puisi ku kan?
Simpanlah itu.
Sebuah kado terindah, lebih indah dari doa doa yg kulangitkan,ketika kau sudah tidak dibenakku.

Senjana,
Terimakasih sudah mau menjadi temanku.
Meski hadirmu hanya sekedar,
Duduk duduk di tangga belakang rumah.
Berdiam diri sambil menikmati si jahat,senja.
Sekalipun ada suara.
Hanya puisi tak penting yg aku keluarkan dan bahkan di detik berikutnya,aku sudah melupakan nya.

Senjana,
Jika kau pergi lebih dulu....

Tolong titipkan surat ini untuk tuhan ya.

Tuhan...
Aku tak ingin mengeluh kali ini
Aku takkan lagi merengek pulang kala ini.
Mungkin kau sudah bosan
Dengan kata itu,
Yg entah berapa kali kuucapkan dalam sehari.....

Terimakasih ya tuhan.
Kau hadirkan Senjana untukku
Sebuah memori kecil yg makin menghimpit di kepalaku ini.

Jika nanti ia sudah berikan surat ini pada Tuhan,tolong tagihkan pada nya ttentang puisi2 yg kubuatkan untukmu dan masih tersimpan di memori nya.
Sebab,aku telah banyak menitipkan salam pada Senjana untuk tuhan.

Sudah dulu ya tuhan,
Mungkin lain kali aku akan kirim surat lagi lewat orang yang berbeda.
Atau mungki,kau akan memanggilku untuk langsung memberikan surat itu padamu.
Aku tak akan keberatan.

-yang tertulis,hambamu-

Senjana,
Aku percaya,disetiap pertemuan pasti ada perpisahan.....
Tapi maaf mungkin jika,kita berpisah hanya kamu yg menangis ketika mengingat kebersamaan kita.
Sedang aku menangis,karna tidak bisa ingat apapun dari kamu.

Terimakasih Senjana
Sudah sedia mendengar kan ku berceloteh hal tak penting yg harusnya tak usah diingat.
Sudah sedia mengatakan pujian untuk puisi2 ku yg tak seindah
puisi nya rintik sedu.

Maaf,jika aku tak lagi menganggapmu teman.karna mungkin suatu hari kamu tak akan ada lagi di disisiku.

Tulisan Dari SenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang