Sudden Marriage-Namjoon

4.3K 101 16
                                    

Namjoon

Sial, kupukir hari ini tidak akan datang. Hari dimana lonceng kematian untuk masa lajangku berakhir. Ah, sejak dulu aku phobia pernikahan. Oke, belum dalam tahap phobia akut sebenarnya. Hanya saja, menurutku semua alasan untuk sebuah pernikahan adalah nonsens.

Pernikahan menurut deskripsiku hanyalah tali kekang yang akan membatasi semua tingkah lakuku.

Oke, bukan maksudku menjadi laki-laki brengsek yang mengandalkan tampang dan kekayaan. Semua orang juga tahu, kalau bungsu keturunan Kim ini termasuk dalam pria paling diminati sejagad Korea.

Aku bisa mendapatkan perempuan manapun yang kuinginkan dengan satu jentikkan jariku. Meskipun itu tak kulakukan karena menurutku segala sesuatu yang berhubungan dengan wanita itu merepotkan.

Berhenti memikirkan apa yang akan terjadi hari ini. Ingat, sebuah kata mutiara yang berbunyi, hari ini pasti berlalu, maka bergeraklah. Berbekal kalimat sakti itu, kuangkat pantatku dari kasur empuk yang setia menemani malamku sepanjang hari.

Ah, sial. Baru membuka mata saja langsung disambut benda itu terpajang dibalik pintu. Yah, Jas hitam pernikahan yang baru dikirimkan dari Paris langsung oleh Jin hyung. Yang katanya berharga mahal dan khusus dirancang untuk acara ini.

I don't care!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I don't care!

"Joon.." ketukan di pintu membuyarkan lamunan suram pagiku.

"Jangan masuk!" Balasku keras.

Malas sekali harus menghadapi ocehan tak berguna dari Jin hyung. Coba, sehari saja dia tidak merusak suasana hatiku. Dan kupikir aku masih harus meneruskan drama kemarahanku padanya.

Oke, bukan bermaksud menjadi adik durhaka. Salahkan saja Jin hyung yang membuatku terpaksa menjalani hari paling indah dalam tanda kutip ini. Kalau bukan alasan dia mengancam tidak akan menikah dan berubah jadi gay jika aku tidak mau menikah hari ini.

Kupikir sampai kapanku aku tidak akan menikah. Dan sejujurnya aku tidak terlalu peduli Jin hyung mau mengatakan aku jadi gay ataupun juga kalau saja Eomma tidak terkapar pingsan mendengar ucapan aneh kakak laki-lakiku itu. Jadi, pada intinya alasan utama pernikahanku ini karena Eomma.

"Terlambat perusak... aku sudah masuk." Sial, ingin sekali rasanya melempar lampu duduk di sampingku ini ke wajah nyengirnya.

"Eih... Joonie, ini sudah jam berapa? Kenapa belum siap-siap. Ini hari yang indah untukmu. Cepat sana mandi."

Dengan kekuatan dewa yang entah didapatnya dari mana (yang aku curiga dia baru saja berguru pada Jungkook) Jin hyung mendorongku menuju kamar mandi di sebelah kanan ranjang.

Jihyo Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang