YULSIC FAM'S - 02

564 41 6
                                    


"Mom, jadi kapan Ddunjie bisa melihat adik bayinya?" tanya Soojung menampilkan raut wajah penasaran.

Gadis kecil itu tak sabar untuk melihat bagaimana rupa adik kecilnya. Meskipun di awal dirinya sempat cemburu karena kehadiran adiknya, tapi sekarang ia yang justru terlihat sangat antusias menanti kelahiran keluarga baru YulSic.

Pada awal mengetahui jika Jessica hamil anak ketiga, Yuri dan Jessica bingung harus menjelaskan seperti apa agar anak keduanya itu mengerti. Soojung ketika itu marah pada kedua orang tuanya, merajuk karena tahu kalau dirinya bukanlah anak terakhir yang akan jadi kesayangan di rumah. Tapi, secara perlahan dan penuh kesabaran memberi pengertian, akhirnya Soojung pun menerima dengan senang hati. Lalu, gadis kecil itu berubah 180 derajat menjadi lebih perhatian pada sang ibu.

Jessica tersenyum, ia mengusap sayang kepala Soojung. "Sabar ya sayang, sebentar lagi adik bayinya pasti akan keluar. Ngomong-ngomong, Jungie ingin adik perempuan atau laki-laki?" tanyanya lembut.

"Emm... Ddunjie ingin...." Soojung mengetuk dagunya seolah sedang memikirkan jawaban yang menguras pikirannya.

Yuri dan Jessica sengaja tidak memberi tahu jenis kelamin anak ketiga mereka pada dua anaknya. Karena memang keduanya juga tidak tahu pasti jenis kelamin calon anak ketiganya. Untuk kehamilan yang ketiga ini, YulSic memilih untuk tidak melakukan USG. Kata mereka, agar menjadi kejutan nanti saat Jessica lahiran.

"Ddunjie ingin laki-laki!" jawab Soojung antusias.

Kening Jessica mengerut, kenapa anak gadisnya ini memilih laki-laki daripada yang sama seperti dirinya? Biasanya, gadis kecil sepertinya akan memilih perempuan agar bisa ada teman bermainnya.

"Kenapa Jungie ingin adik laki-laki?"

"Agar Ddunjie menjadi satu-satunya yang cantik di sini, Mom," jawab gadis kecil itu dengan menampilkan deretan giginya. Menggemaskan sekali.

Jessica tersenyum gemas mendengar jawaban dari anak gadisnya. Benar juga apa yang dikatakan anaknya itu. Tangannya kembali mengusap sayang kepala Soojung, lalu beralih mencubit pelan pipi chubby anaknya.

"Pintar sekali anak Mommy."

"Hehehe Ddunjie..." jawab Soojung menaik-turunkan kedua alisnya. Sudah seperti Yuri saja anak gadis kecilnya ini.

"Eh, tapi Mommy bagaimana? Mommy juga cantik di sini, Jungie. Masa Mommy tidak cantik?" ucap Jessica sambil mengerucutkan bibirnya. Berpura-pura sedang merajuk.

Wajah Soojung berubah sedih, ia jadi tidak tega dengan Mommy nya. "Mommy don't cry. Mommy beautiful too, uljima," kata Soojung yang sekarang tampak akan menangis. Tangan mungilnya terangkat untuk mengusap sayang pipi ibunya. Padahal Jessica hanya akting saja, tapi sepertinya sang anak menanggapinya dengan serius.

"Thank you, baby. Don't cry, Mommy tidak jadi menangis. Mommy hanya bermain-main dengan Jungie."

"Bagaimana kalau kita pindah ke dalam? Sambil kita tunggu Jeje Oppa pulang sekolah," ajak Jessica yang kemudian dianggukki dengan semangat oleh Soojung. Untung saja, pikir Jessica.

Jessica dan Soojung tadi memang sedang berada di taman belakang rumah mereka. Duduk di sebuah ayunan yang muat untuk dinaikki dua orang dewasa.

Ibu dan anak gadis itu langsung beranjak dari tempat mereka dengan saling bergandengan tangan. Soojung melangkahkan kakinya sambil melompat-lompat riang. Terkadang keduanya bernyanyi lagu anak kesukaan Soojung di tengah-tengah jalan mereka.

Sesampainya mereka di ruang keluarga, Jessica dan Soojung langsung mendudukkan diri di sofa. Menyamankan posisi sambil menyalakan televisi agar tidak bosan.

YulSic & Their Kiddos (Sekuel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang