"OFF!" Seorang pria kecil memanggil Off berkali-kali dengan nafas yang tersenggal akibat ia berlarian untuk mengampiri Off yang memiliki langkah cukup besar dikarenakan kaki nya yang jenjang.
"Kenapa, Gun?" Off berbalik melihat pria itu kelelahan, "Ada apa kau berlari mengejarku?" Sambung Off.
"Mmm .. Off, bisakah kau mengantarku pulang? Eh, tidak tidak. Mmm... Jangan pulang ..." Gun berpikir sebentar sebelum melanjutkan ucapannya "Tolong bawa aku kemana saja, Off. Terserah padamu."
Off kebingungan dengan tingkah pria kecil itu, tentu saja. "Ada apa, Gun? Jelaskan padaku." Seraya menepuk pundak Gun.
"Off, ceritanya panjang. Sekarang bawa aku bersamamu ya? Tolong, kumohon." Gun memohon pada Off, seraya menyatukan tangan kanan dan kiri nya sebagai bentuk permohonan. Oh ya, dan juga beberapa kedipan manis dari pria kecil itu.
"Ayo, ikut aku!" Perintah Off seraya berjalan pergi meninggalkan Gun yang masih diam di tempat.
Off dan Gun sudah cukup lama saling mengenal, tapi mereka tidak cukup dekat untuk disebut seorang teman. Gun menghubungi Off hanya ketika ada pekan ulangan begitupun Off karena mereka memiliki guru yang sama dan ya tentu saja jadwal mereka berbeda, itu memudahkan mereka untuk saling bertukar pertanyaan ketika ulangan.
Gun dan Off saling mengenal karena keduanya mengikuti bimbel yang sama sejak kelas 10, dan mereka satu kelas. Off adalah anak yang pintar dan juga bisa dibilang rajin untuk seorang anak yang memiliki predikat badboy di sekolah. Off sangat pandai bergaul, ia memiliki banyak teman bahkan sepertinya semua angkatan adalah teman Off. Off termasuk siswa yang aktif dalam berorganisasi, dia adalah kapten basket di sekolah. Entah apa kekurangannya karena Off juga berasal dari keluarga yang lebih dari kata berada.
Sedangkan Gun adalah seorang murid yang tidak terlalu aktif berorganisasi. Ia bahkan tidak memiliki ekstrakulikuler, ia terlalu sibuk mengikuti lomba-lomba sajak katanya. Gun adalah anak kebanggaan sekolah karena selalu berhasil menjuarai banyak perlombaan membaca dan menulis sajak. Gun hanya benar-benar belajar dalam beberapa pelajaran karena prinsipnya yang hanya melakukan sesuatu yang ia sukai.
"Gun, ada apa sebenarnya?" Off bertanya setelah mobil Off mulai berjalan meninggalkan parkiran sekolahnya.
"A-aaku ... Hari ini ulang tahun, Off." Ucap Gun dengan nada khawatir.
"Aw, lalu apa masalahnya?" Off melirik pada Gun, penasaran dengan jawaban pria kecil itu.
"Aku tidak suka kalau hari ulang tahun ku dirayakan, aku tidak suka diberi kejutan saat ulang tahun, Off." Gun memalingkan wajah ke arah jendela, takut dengan jawaban yang akan diberikan Off.
"Hahahaha Gun, kau serius? Kalau begitu selamat ulang tahun, Gun Atthaphan Punsawat." Off tertawa karena tidak menduga bahwa alasan Gun meminta tolong padanya adalah ini.
"Iya. terima kasih, Off. Kau tau, tidak semua orang suka diberi kejutan saat ulang tahun." Gun berbalik, melihat Off.
"Aku tau, Gun. Aku juga begitu. Kita ini, sedikit konyol kan, Gun?" Ucap Off dengan sedikit keraguan dan tawa canggung.
"HAH? KAU JUGA? SERIUS? HAHAHAHA, OFF!" Gun tertawa kencang, memenuhi seisi mobil. "Bukankah setiap kau ulang tahun banyak sekali orang yang merayakannya? Mengucapkan di insta story mereka begitu, kan?"
"Hmm, aku sedikit risih dengan itu. Tapi lama-lama aku terbiasa meskipun sedikit tidak nyaman." Off kembali menatap Gun, penasaran dengan jawabannya.
"Ah, begitu." Jawab Gun. Dalam beberapa menit tidak ada yang memulai percakapan lagi. sampai Off memulai nya,
"Jadi, Gun. Kau mau pulang atau pergi kemana?"
"Aku tidak ingin pulang. Teman-teman ku pasti akan kesana kalau aku pulang." Gun seperti sedang berpikir dengan kalimat apa yang akan ia ucapkan selanjutnya, "Kalau boleh, bawa aku kemana saja." Sambung Gun.
"Hmm, Gun. Kau suka bintang?" Tanya Off.
"Iya! Aku suka Off!" Off sedikit terkejut mendengarnya, "AHH MAKSUDKU. Aku suka bintang, Off." Gun tertawa canggung, memalingkan wajah merahnya ke arah luar jendela.
"Ahaha apa ada bintang yang nama nya sama denganku di atas sana, Gun?"
"Hey Off! Aku hanya tidak memberi jeda tadi." Gun masih memalingkan muka nya dari Off. Tanpa sadar Off tersenyum melihat tingkat pria kecil itu. Lucu, katanya.
"Baiklah Gun, jadi aku akan mengajakmu melihat bintang Off kesukaanmu itu." Off menepuk pundak Gun, memberi isyarat untuk berhenti memalingkan wajahnya.
"Off! Berhenti menggodaku!" Gun memajukan bibirnya, cemberut pada pria bernama Off Jumpol itu.
"Kau tidak tau sih, Gun." Ucap Off, seraya menatap Gun.
"Tidak tahu apa, Off?" Gun membalas tatapan Off.
Off diam, tidak menjawab pertanyaan pria kecil itu.
Kau terlihat lucu saat aku menggodamu, Gun.
••••
Mereka sampai di Bukit Moko. Tempat yang sangat baik untuk melihat bintang berkelap-kelip di angkasa. Ah, angin sejuk sore hari ditemani hiasan matahari terbenam. Cukup untuk membuatmu jatuh hati. Entah pada tempatnya atau seseorang yang berada disana bersamamu. Percayalah, kau akan jatuh hati pada salah satu atau mungkin keduanya.
Setelah menunggu sekitar 2 jam, bulan mulai menunjukan keindahannya memamerkan cahaya lembutnya ditemani jutaan ribu bintang yang bersinar. Hari ini semesta seperti ingin pamer, indah sekali.
"Gun, lihat ke atas sana." Off menunjuk ke angkasa. Menunjuk bintang-bintang yang bertebaran di ruang angkasa. "Menurutmu, ada berapa banyak bintang di atas sana?" Sambung Off.
"Banyak sekali, Off! Bagaimana mungkin aku menghitung ini semua?" Off dan Gun tertawa bersamaan mendengar jawaban yang keluar dari mulut Gun. Setelah itu suasana menjadi sunyi. Mereka memandang kagum ke atas sana, saling mensyukuri atas apa yang terjadi hari ini karena membuat mereka mendapat kesempatan melihat bintang-bintang itu.
"Gun, dulu ada seorang kakek yang mencuri bintang. Kau tau?" Off membuka pembicaraan.
"Aww, bagaimana ceritanya?" Gun menghadap ke arah Off, penasaran dengan apa yang akan di ceritakan pria itu.
"Iya, dia mencuri bintang. Hadiah untuk cucunya yang baru lahir." Off menatap Gun sebentar, lalu kembali menatap bintang di atas sana. "Katanya sih begitu. Tapi sepertinya aku mengenal cucu nya, Gun." Sambung Off.
"Maksudmu ini cerita sungguhan? Dan kau mengenal cucu nya itu?" Gun seperti kebingungan juga penasaran dengan apa yang di ceritakan oleh Off.
Off mengangguk, berbalik menghadap Gun dan menatap mata Gun dalam-dalam. Penasaran dengan apa yang ada di dalam sana. Off seperti ingin menyelami mata itu, lalu tenggelam di dalam sana.
"Lalu siapa cucu nya itu. Oh hey Off Jumpol kau ini mabuk ya?!" Gun menggelengkan kepala nya seraya tersenyum manis lalu menatap kembali ke langit yang dipenuhi bintang itu.
"Kau, kau cucu dari kakek itu. Buktinya bintang yang dicuri kakek itu ada pada matamu, Gun!" Off terdiam. Terkejut dengan apa yang keluar dari mulutnya itu. Mereka terdiam, hingga Off menyadari perkataannya.
Off tertawa berusaha untuk menutupi suasana canggung itu, diikuti oleh tawa Gun yang tak kalah canggung. Ya, mereka berdua berusaha menutupi kecanggungan diantara keduanya.
Tapi serius. Matamu cantik sekali, Gun.
••••
Haaaaai! Maaf banget kalo cerita ini bikin kalian merinding alias cheesy dan sedikit cringe. Hope you like it!💖🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLEN - OFFGUN [completed]
Fanfiction"Dahulu ada seorang kakek yang mencuri bintang, katanya. Kau tau itu, Gun?" "Tidak. Coba ceritakan aku ingin mendengarnya." "Di bukit ini. Seorang kakek diam-diam mencuri bintang. Katanya ingin ia berikan pada sang cucu karena baru saja terlahir ke...