Kejutan?

457 72 6
                                    

Dari kejauhan Off terlihat seperti menggandeng lengan seorang perempuan. Ah tidak, lebih tepatnya digandeng seorang perempuan. Perempuan itu menyeret lengan Off ke arah kantin.

"Itu Off Jumpol mu, kan?" Gun melihat mengikuti jari yang menunjuk ke arah Off. Mereka sedang menghabiskan jam istirahat di kantin sembari membeli beberapa makanan.

"Mild, temannya." Mengenal Off dari kelas 10 membuat Gun mengetahui beberapa temannya juga, termasuk Mild. Terkadang Mild menunggu Off di tempat bimbel untuk pulang bersama. Apa benar hal seperti itu dilakukan oleh seorang teman?

"Mereka kesini, Gun." Oab menepuk pundak Gun memberi isyarat untuk pergi dari tempat duduknya. Entah mengapa tapi Oab merasa perlu untuk tidak membuat mereka bertemu.

Saat Gun dan Oab bersiap untuk pergi, Mild memanggil Gun. "Jangan pergi dulu, Gun!" Off memasang wajah kesal saat lengannya ditarik oleh Mild untuk menghampiri kedua sahabat itu.

"Ada apa?" Tanya Gun sambil memerhatikan keduanya.

Teman katanya? Cih, teman macam apa yang bergandengan seperti itu.

"Kau sudah beberapa minggu meminjam Off dariku. Setelah ini biarkan Off bersamaku lagi ya?" Mild yang tadi hanya menarik lengan Off sekarang menarik tubuh Off untuk lebih dekat dengannya. "Yaa meskipun aku tau aku ini pacarnya dan tidak perlu izinmu untuk melakukan itu, sih." Mild menggaruk kepala nya yang tidak gatal sembari menyengir.

Gun hanya tersenyum tidak berniat membalas. Melihat ke arah Off beberapa detik sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan kantin disusul dengan Oab di belakangnya.

••••

Flashback.


"Aku sedang melakukannya, Gun." Off menarik tangan Gun. Memasukannya ke dalam saku jaket Off, menggenggamnya sebentar sebelum kembali fokus mengendarai motornya.

Gun menarik kembali tangannya. "Hentikan Off, jangan menggodaku terus." Gun memutuskan kontak mata dengan Off dari arah spion. Iya, gedung di pinggiran jalan lebih menarik untuk dilihat.

"Aku tidak sedang menggodamu, Gun." Off kembali menarik tangan Gun. Kali ini Off menggenggam tangan mungil Gun dengan erat menyalurkan kehangatan di tangan dingin itu.

"Aku sungguh-sungguh, Gun. Aku menyukaimu." Gun tersenyum, merasakan kenyamanan yang entah bagaimana bisa seperti ia berada di rumah.

"Aku juga." Gun membalas Off. Diam-diam mendorong tangan yang lainnya untuk memeluk Off.

Malam itu, di Bandung. Mereka bertaruh pada semesta untuk saling menjatuhkan hati keduanya. Masa bodoh, malam itu dunia hanya milik mereka berdua.

"Lihat ke atas sana dan kau akan menyadari bahwa kau sangat cantik, Gun." Off mengelus lembut lutut Gun sesekali melihat pria kecil itu dari spion motornya.

"Maksudmu aku gelap?!" Gun mencubit kecil perut Off.

"Auh! Tidak, Gun! Coba lihat lagi di atas sana tidak ada bintang." Off sedikit mendorong kepala nya kebelakang mengenai helm Gun.

"Itu sebabnya langit jadi kosong dan gelap! Kau bilang itu sepertiku?!" Gun menepuk helm Off lumayan keras sebelum akhirnya tertawa karena kekonyolan mereka malam itu.

"Langit kosong karena bintang nya ada di atas motorku malam ini." Off menggenggam tangan Gun yang sekarang melingkar di pinggangnya.

FALLEN - OFFGUN [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang