12

196 18 1
                                    

'Buruan maju' titah hara dingin

'peluk dulu baru maju' goda jk dengan senyum polosnya

'dih gamau ah, buruan apa maju' tolak hara mentah-mentah

'yaudah gakan maju-maju, diem aja disini sampe lu mau meluk' ancam jk

'ahh orang gamau juga, yaudah gue turun aja' hara mengancam balik

'yaudah sono biar lu digangguin sama orang-orang yang lagi ngumpul itu'  ucap jk enteng sambil menunjuk sekumpulan pria bertato sedang mabuk-mabukan didepan ruko yang sudah tutup

Setelah melihat arah tunjuk jeka seketika bulu kuduk hara berdiri, karena ia membayangkan bagaimana jika dirinya diganggu oleh cowo-cowo itu

'buruan bukannya mau turun?' ucap jk menghilangkan lamunan hara

'ng-ngga jadi' jawab hara gugup

'kenapa gajadi? Tadi katanya mau turun' tanya jk sambil sedikit meremehkan

Tanpa menjawab lagi pertanyaan dari jeka, hara pun langsung memeluk erat pinggang jeka dan menempelkan kepalanya dipundak jeka

'buruan maju' kt hara dengan perasaan campur aduknya

Jeka hanya tersenyum senang dan langsung menancapkan gas motornya

***

'raa yakin gamau pergi kemana gitu?' tanya jeka karena sedari tadi mereka hanya berkeliling tanpa tujuan

'pergi kemana apaan?' heran hara

'iyaa ke suatu tempat gitu, masa keliling-keliling doang si?' jelas jk

'gapapa, seru. Lagian gue lagi gapunya tujuan ke suatu tempat' jawab hara tanpa beban

Sedangkan yang menyetir motor, tangannya sudah pegal karena hampir satu jam mereka hanya keliling-keliling tidak jelas

'raa makan ajaa yu, pegel nih tangan gue nyetir mulu' ajak jk

'dihh lebay lu, yaudah gue aja yang nyetir' songong hara

'HAHAHAHAHAHA, BISA NYETIR AJA NGGA SOSOAN MAU NYETIR DASAR BOCIL' ejek jeka dengan tawa kerasnya

Lagi-lagi hara merutuki kebodohanya, karena ia selalu berlaga sombong mau menyetir padahal tidak bisa sama sekali

***

'gue pesennya samain aja sama lu' pinta hara

'bedain aja biar bisa nyoba'

'yaudah lu aja yang ganti, gue tetep menu yang lu pesen' pinta hara selalu tidak tahu malu

Sedangkan jeka hanya menatap sinis ke arah hara lalu memilih lagi makanan yang akan ia pesan agar berbeda dengan pesanan hara

'lama banget tinggal pesen doang juga' sinis hara dengan kesabaran yang mulai menipis karena sudah 10 menit berlalu jeka masih belum memesan makanan

'lagian yang gue mau lu rebut gitu aja' sinis jeka balik

'ah elah yaudah samain aja, ribet deh'

'ih gue gamau samaa hara, nanti gabisa nyoba-nyoba' kekeh jeka

'yaudah terserah lu'

Setelah menemukan makanan yang diinginkan jeka pun langsung memesankannya

'ra ko lu tiba-tiba kaya ngehindar gitu dari gue?' tanya jeka setelah kembali ke meja

'pikir aja sendiri'

'ya kenapa? orang gue gatau apa-apa'

'gausah ngebegoin gue deh, lu itu cuma mainin gue doang jangan fikir gue gatau apa-apa'

'bukan gitu ra, tapi gue gatau alesan lu jauhin gue karna apa'

'cewe yang lu rangkul waktu pulang sekolah siapa?!' tanya hara to the point

'ohh lu liat itu?' jeka malah nanya balik

Sedangkan hara tidak merespon sama sekali dan terus menatap jeka tajam seperti ingin menyantapnya hidup-hidup

'iya-iya gue jelasin nihh, jadi cewe yang lu liat waktu itu namanya Qina-'

'gapenting!' potong hara sadis

'sorry by, Qina itu cuma cewe yang ngejar-ngejar gue. Salah satu--'

'salah satu apa hah?! Pacar lu?!' lagi-lagi hara memotong ucapan jk dengan sinis

'tuhh kan lu mah main motong-motong aja orang lagi ngomong, makanya dengerin dulu sampe beres' jeka menjawab dengan nada halus tetapi tatapannya sinis

'sorry'

'Qina itu salah satu jalang disekolah' ucap jeka enteng

'oh jadi selera lu jalang? Pantes aja haha' hina hara

'ya ngga lah, selera gue itu kim hara'
Jawab jeka sambil menatap serius pada hara

Anjir emang bngs*t ni orang kerjaannya ngebaperin orang mulu-batin hara

'basi! Selera jalang mah ya jalang aja. Mau seberapa cantikpun cewe yang suka ke lu pasti cuma lu mainin doang kan soalnya lu udah buta sama si jalang itu!'

'ngga hara.... Masa iya gue suka jalang begitu, gue tuh lari ke jalang kalo keadaan tertentu aja'

'bng*st lu, dahlah pulang aja males gue udah ga selera makan' pinta hara sambil merapikan barang bawaanya

'diem duduk makan pesenannya, atau pergi tapi lu yang gue makan?' tanya bernada ancaman jeka pada hara

'lu nyari mati ke abang gue kalo gitu' hara memutar bola matanya pasrah

'ga takut lagian gue sama abang lu setongkrongan'

'yaudahlah cepetan abisin biar cepet pulang!'

Setelah selesai makan mereka pun menyimpan uang dimeja dan langsung pergi ke parkiran

'raa jangan jauhin gue lagi ya?' tanya jeka di sela-sela berisiknya jalanan

'selama gue jauhin lu, lu ngehubungin gue aja ngga tapi sekarang so gamau dijauhin sama gue aneh'

'kim hara lu pinter banget deh makin sayang'

'apaan?'

'kan lu yang blok semua akun gue dari line sampe instagram, gue nyoba nelfon biasa aja gabisa. Nanya ke abang lu responnya kaya tai begitu males' jelas jeka panjang lebar

'oh haha gue lupa' hara langsung menghentikan tawanya ketika mengingat ia sedang marah

'yaudah nanti buka semua bloknya ya'

'hm'

'masih ada yang mau lu omongin?'

'lu gabisa ya jauhin jalang-jalang itu?' hara tidak menyadari bahwa pertanyaannya ini menunjukkan bahwa hara cemburu pada jeka dan itu membuat jeka secara diam-diam tersenyum manis

'bisa suatu saat nanti, kalo gue udah bener-bener dapetin orang yang gue sayang' ucap jeka halus dengan makna tersembunyi didalamnya

Sedangkan hara sedang melamun memikirkan perkataan jeka itu, ia takut hanya dijadikan mainan oleh jeka. Dan yang lebih ditakutkan hara adalah jika pria itu mempunyai wanita lain yang disayangnya dan sangat dihargainya

Vote yu!

27092020
-melptr-






My possesive JKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang