Aku belum selesai menulis kalimat terakhirku,
Isi kepalaku adalah bekas-bekas yang tak lekas sembuh.
Ia seperti para pekerja lembur;
Sekujur hidupnya adalah hutang yang harus dilunasi esok siang. Bagai mata para insomnia.
Namun, kepalaku juga sebaik-baiknnya tempat bermukim untuk masa kecilku.
Kelak isi kepalaku adalah langit yang hendak kau capai.Ada suatu saat aku ingin bertemu, menetap netramu dalam, dan berbincang panjang dengan segala alur. Kepada hari-hari yang sedang dan telah menghampiriku -ada harap yang menyembunyikan diri di balik pasrah, tentang suatu pernyataan yang bertahun-tahun ditanam.
Adakah sedianya kamu melihatku dengan segala ke-tidak sempurnaanku tentang usaha mendengar suara yang tak ingin di dengar, melihat bentuk yang menyembunyikan diri, dan mengerti sesuatu yang sama sekali tak ingin dimengerti.
Hampir 30 hari yang lalu, aku berlalu lalang. Berkeliling dengan beban.

KAMU SEDANG MEMBACA
24 Jam Dalam sehari
Short StoryTulisan ini ada sebagai bentuk sulitnya aku berterus terang ~ Tulisan ini ada sebagai cerita 24 jam adalah waktu yang sulit untuk diungkapkan ~ Tidak ada kalimat pembuka atau sekedar kata basa-basi dikalimat ini , semuanya dimulai dengan kegelisahan.