Aku membenarkan dudukku dan menatap dalam mbak siti sambil bertanya.
"Dia ngapain lagi mbak?"kataku dingin.
"Tadi, dia ngasi ini."kata mbak siti sambil memberikan sebuah amplop putih.
Aku mengangguk dan membuka amplop putih tersebut.
'Oh, undangan ulang tahun dia.'kataku dalam hati.
Setelah membuka amplop tersebut, Aku tersenyum ke mbak siti dan memberikan isyrat untuk mbak siti meninggalkanku sendiri. Aku membuka handphoneku, mengetik beberapa nomor dan melakukan panggilan.
"Kalo nelphone berarti undangan ulang tahun gue udah sampai dengan baik disana."kata sebrang sana tanpa menunggu sambutan 'halo' dariku.
"Alex, kita udah bubar. apalagi yang mau lu lakuin sama gue?"kataku sewot.
"Mantan kan boleh jadi temen."kata alex dengan santai.
"Gue ga akan ikut."kataku tanpa basa basi.
"Eitz,tidak semudah itu ferguzo. Coba balik yuk undangannya."kata alex bersamaan dengan aku membalik undangan tersebut.
'Fuck, acara ini kerjasama dengan salah satu perusahaan papa yang di tanggung jawabin sama gue.'kataku umpat dalam hati.
"Yup, CEO perusahaan xxx. Saya undang sebagai partner untuk datang ke acara ulang tahun saya sebagai awalan dari semuanya."katanya dengan nada santai.
Dengan kesal aku mematikan telphone tersebut dan membanting handphone ke sofa.
'Acaranya diselenggarain di bali. Jadi gue harus nginep disana. Boleh ga ya gue ajak brandon?'bisikku di dalam hati.
Aku mengambil lagi handphonekudan melakukan panggilan ke brandon.
"Hallo, brandon. Bisa ke rumah gue ga sekarang?"kataku setelah mendapatkan balasan dari sana.
Setelah mendapat sepertujuan, aku mematikan telphone dan kembali memijat kepalaku yang mulai pusing. Hanya butuh beberapa menit untuk bel rumahku berbunyi yang menandakan bahwa Brandon sudah sampai disana. Aku beranjak dari tempat dudukku dan membuka pintu. Terlihat disana wajah Brandon masih menggunakan baju sekolah.
"Masuk."kataku sambil membuka pintu lebih besar dan mempersilahkan brandon masuk.
"Kenapa?"kata brandon langsung duduk di sofa.
"Alex ngundang gue."kataku sambil menunjuk amplop putih di meja depan brandon.
"Ke?"kata brandon mengambil amplop tersebut dan membukanya.
Alex membaca dengan seksama amplop tersebut dan kembali menatapku yang duduk di sampingnya.
"Bali. lu mau temenin gue ga?"kataku singkat.
"Wait, kenapa lu harus dateng?"kata brandon belum membenarkan posisinya sehingga badannya menghadap ke aku.
"Acaranya kaloborasi sama perusahaan gue."kataku menjelaskan sambil berjalan kearah Brandon dan duduk disebelahnya.
"Hmm, kalo lu mau gue ikut, gue ikut."kata brandon santai sambil mengelus puncak kepalaku.
Aku menutup mataku dan bersender ke sofa. Teringat semua kenangan buruk yang pernah terjadi pas aku masi bersama dengan alex. Tak disangka aku menangis.
Brandon yang tau apa yang telah terjadi menarikku untuk dipeluknya. Aku menangis sejadinya di dadanya. Brandon hanya diam bersamaan mengelus pelan puncak kepalaku dan punggungku.
[FLASHBACK]
Handphoneku tanpa henti berdering menandakan ada yang memanggil. Saling bersautan dengan nomor yang berganti-ganti. Aku menutup telingaku dengan harapan semua ini berhenti.
