Ini adalah kedua kalinya Joy memasuki kamar Sehun setelah insiden penculikan yang lalu. Sehun berkata ingin menunjukan sesuatu padanya dan jujur, Joy penasaran. Mereka menuju sebuah ruangan yang difungsikan sebagai lemari pakaian Sehun. Ternyata didalamnya lagi terdapat pintu rahasia yang ditutupi salah satu rak sepatu.
Joy benar-benar semakin penasaran. Jangan-jangan tebakan awalnya benar, bahwa pacar tuanya ini seorang psikopat atau seseorang dengan kelainan, seperti di novel-novel atau film luar dimana sang pria suka menyiksa wanitanya untuk mendapatkan kepuasan seksual. Joy bergidik. Walaupun perasaanya sekarang telah berubah yaitu menjadi cinta kepada Sehun, Joy tetaplah merasa takut harus berhadapan dengan manusia semacam itu.
Kini mereka menyusuri lorong panjang yang gelap. Tangannya senantiasa menggenggam tangan Sehun karena pandangannya yang terbatas. Joy jadi heran karena Sehun seolah mampu melihat padahal keadaan benar-benar gelap. "Sehun Ahjussi, kita ini mau kemana? Kenapa gelap sekali?"
"Shhht, kita akan sampai. Tidak usah takut, aku akan selalu melindungimu" Sehun berujar dan tangannya semakin mengenggam erat. Mereka berhenti pada sebuah pintu dan masuk kedalamnya. Sehun menyalakan saklar lampu yang ada di samping pintu.
Lampu menyala dan jelaslah kini apa isi dari ruangan tersebut. Joy terbelalak, hampir diseluruh bagian dinding terdapat berbagai macam foto dengan frame berbagai ukuran. Yang lebih mengejutkan lagi foto itu adalah dirinya, sejak dirinya masih SMP hingga yang terakhir adalah foto ketika dirinya dikuntit Sehun.
"Ahjussi, apa ini maksudnya?"
"Joy, mianhae jika ini mengejutkanmu dan membuatmu takut, tapi aku ingin memulai hubungan ini tanpa rahasia dan dengan kepercayaan. Aku telah mengatakan padamu bahwa aku menyukaimu, ah tidak tidak, mencintaimu sejak kau masih JHS, tapi kau terlalu kecil, jadi aku hanya bisa mengambil fotomu secara diam-diam dan memajangnya seperti ini. Ketika aku merasa lelah dan stress karena pekerjaan, aku akan kesini dan melihat foto-fotomu, dan foila, aku semangat kembali" Sehun berucap panjang lebar sambil mendudukan dirinya pada sofa yang ada di pojok diruangan tersebut. "Kesinilah Joy, duduklah, akan kujelaskan lebih lanjut." Joy menggeleng dengan tatapan takut. Ya Tuhan, pria ini gila."Sungguh Joy jika kau berpikir aku gila, tolong dengarkanlah dulu. Seperti yang aku katakan aku hanya ingin memulai kembali hubungan ini dengan sehat. Aku tahu aku sedikit terobsesi, tapi pertama kali dalam hidupku aku merasakan rasa cinta dan memiliki yang menggebu-gebu ini kepadamu. Aku janji tidak akan menyakitimu atau melakukan hal lain tanpa seijinmu. Ayolah sayang..."
Joy melihat bagaimana Sehun mencoba merayunya dan memohon layaknya anak kucing. Bukannya luluh tapi Joy ingin muntah, bukan apa-apa, tadi demi tuhan, pria ini sudah berumur 30-an. "Baiklah tapi jelaskan semua hal dan jangan ada yang ditutup-tutupi."
Sehun memulai penjelasannya bagaimana dari awal mereka bertemu dan hal-hal yang dilakukan selama ini berhubungan dengan Joy termasuk menguntit dan mengambil potretnya diam-diam. Jika dipikir-pikir, apa yang dilakukan pria ini benar-benar mengerikan. Layaknya seorang psiko yang mengincar korbannya. Tapi Joy sedikit menghargai Sehun yang jujur kepadanya dan berniat memulai kembali hubungan mereka dengan cara yang seharusnya.
"Kau tau ahjussi, aku mengakui perasaanku semakin berkembang untukmu. Jujur pengakuanmu membuatku sedikit takut lagi terhadapmu, tapi penjelasanmu bisa kumengerti. Asal kau berjanji jangan ulangi lagi?" Joy berucap sambil berusaha menautkan jari kelingkingnya ke jari Sehun.
"Tentu Baby, maafkan aku juga. Aku benar-benar sadar yang kulakukan adalah hal salah dan mengerikan"
"Ne ahjussi" Sehun berusaha memeluk Joy dan Joy tidak menolaknya.
"Tapi Joy, bisakah kau memanggilku oppa saja, aku tidak setua itu asal kau tau"
"Ish, ahjussiku malah ada yang lebih muda tau" Joy menjawab sambil mencubit perut Sehun
"Tapi ketika kau memanggilku dengan sebutan itu, aku merasa seperti seorang pedofil."
"Jadi kau merasa?" Joy berusaha menggoda Sehun. "Ya! Bukan seperti itu kau gadis kecil" Sehun berseru sambil mengacak-acak rambut Joy.
"Ahjussi!!" Joy melepaskan pelukan sehun dan menata kembali rambutnya.
"Joy?"
"Ish, iya oppa"
"Nah begitu kan enak""Kya" jerit Joy ketika Sehun menarik Joy duduk diatas pangkuannya. Sehun berusaha mencium Joy dan Joy memalingkan mukanya. "Oppa, kau berjanji untuk apa- apa meminta izin dariku?"
"Jadi aku tidak diizinkan?"."Ehmm, bagaimana ya?" Joy mengetuk-ngetukan jarinya kebibirnya dengan sok menampakan ekspresi berpikir. Sehun melihatnya gemas.
"Kutarik janjiku, Baby." Lalu segera menyambar bibir Joy dan melumatnya. Joy langsung terlena dan menutupkan matanya.Selama berhubungan, sentuhan dan ciuman merupakan hal biasa bagi keduannya. Joy bagaikan candu mematikan bagi Sehun. Dia tidak bisa berhenti sekarang. Lidahnya menulusup dan kini mereka saling bertukar saliva. Joy meremas rambut tebal dan halus Sehun. Tangan Sehun melingkar erat di pinggang Joy dan kini meraba kearah dada sekal Joy. Joy mendesah pelan. Sehun mengangkat tubuh Joy dan menggendongnya kearah ranjang yang ada di tengah ruangan tersebut.
Joy tahu perbuatan ini akan mengarah kepada apa. Jujur dia tidak siap. Ketika Sehun ingin menciumnya lagi, dia menahan dada Sehun. "Oppa, aku takut"
"Shht, maafkan aku baby, aku tidak akan memaksamu" Sehun berusaha menenangkan Joy dan kini menggulingkan tubuhnya kebelakang Joy, kini dia memeluk Joy dari belakang."Maafkan aku oppa, aku tau kau pasti sekarang menahannya."
"Tidak baby, asal kau merasa siap bahkan ketika itu saat kita sudah menikah nanti. Sekarang masih jam 4 sore, tidurlah"
"Tapi bukankah masih terlalu sore?" Joy bertanya dan menolehkan kepalanya kebelakang.
"Hanya tidur siang baby" Sehun berkata sambil memejamkan mata. "Hmmm, baiklah"Joy merasakan tangan sehun meraba-raba dadanya dan kini meremasnya."Oppa!"
"Maafkan aku baby, dadamu empuk sekali, tanganku tidak tahan meremasnya" Sehun menjawab tanpa rasa bersalah dengan mata yang masih terpejam. "Tapi kan aku jadi tidak bisa tidur, uhh" Joy mendesah kecil disela-sela bicaranya.
"Baik-baik, aku juga tidak bisa menjamin bisa tahan mendengar suara desahanmu, tapi biarkan tanganku disini"
"Dasar ahjussi mesum!!" Sehun yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.