Malam itu Taehyung tidur dengan rasa gelisah. Entah apa yang sedang dia mimpikan. Peluh membanjiri tubuhnya,dia bergerak dengan gelisah dalam tidurnya. Jungkook yang sedari tadi fokus pada handphone nya mulai teralihkan pada Taehyung. Segera dia beranjak menghampiri Taehyung."Jimin andwe!!!!" Teriak Taehyung
"Hyung gwenchana?" Tanya Jungkook sembari meraih pundak Taehyung.
"Kook,Jimin..dia terluka. Dia..dia tidak seharusnya berjalan kearahku, dia harusnya tetap ada disana. Tidak..tidak aku harus menghentikan nya,aku harus menghentikan nya..." Taehyung meracau sembari terus bergerak gelisah.
"Tenanglah hyung,Jimin hyung sudah ada di rumah sakit. Dia akan segera bangun," ucap Jungkook menenangkan.
"Tidak Kook,Jimin aku harus menemui nya sekarang. Dia tidak boleh seperti ini aku harus menemui nya.." Taehyung terus bergerak gelisah.
"Kim Taehyung!! Dengarkan aku. Dia aman di rumah sakit dan tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi padanya. Mengerti?!" Bentak Jungkook
Taehyung mulai tenang dan menangis. Ya,setelah kecelakaan itu ini kali pertama Taehyung menangis. Meskipun Taehyung termasuk cengeng dia tidak menangis sama sekali saat kejadian. Hal ini membuat member khawatir, Taehyung tidak pernh begini sebelumnya.
"Tenanglah Hyung,sekarang bersihkan dirimu. Aku akan buatkn minuman hangat."
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Taehyung keluar kamar menghampiri Jungkook yang sedang ada di serambi apartemen mereka. Jungkook yang sedang menyesap secangkir teh hangat sembari berdiri bersandar pada pagar pembatas,menoleh pada Taehyung yang baru saja sampai.
"Aku buatkan teh untukmu hyung,dengan sedikit perasan lemon. Minumlah selagi hangat," ucap Jungkook sambil duduk di kursi sebelah Taehyung.
Taehyung meraih cangkir yang ada dimeja didepan nya. Cangkir putih dengan motif puppy timbul berwarna abu abu di luarnya. Menyesap nya perlahan seraya menikmati suasana pagi yang dingin. Jam masih menunjukkan pukul 04.00 dini hari. Cukup dingin tapi juga menyegarkan. Waktu dimana semua polusi udara terangkat dan terasa benar benar bersih.
"Dimana Yoongi hyung dan Hoseok hyung? Seingatku, aku pulang bersama mereka." Tanya Taehyung memecah kesunyian.
"Yoongi hyung semalam kembali ke studio setelah mendapat telpon dari produser untuk finishing lagu milik IU noona. Kalau Hoseok hyung tadi eomma nya menelpon meminta nya untuk pulang sebentar." Jelas Jungkook panjang lebar.
"Uhm.. jam berapa Jin hyung akan datang?" Tanya Taehyung dengan pandangan sayu nya.
"Sekitar pukul 07.00 pagi. Sekarang masih terlalu pagi,setelah menghabiskan teh mu masuk dan tidurlah. Aku juga akan melakukan nya." Ucap Jungkook seraya berdiri dari duduk nya.
"Jungkook-ah kenapa kalian hanya diam?" Pertanyaan Taehyung yang tiba tiba sontak membuat Jungkook diam ditempatnya.
"Kami hanya sedang menunggu. Kami tau kau sangat terluka atas semua ini,setidaknya kami harus berpikir dari sudut pandangmu saat ini. Jadi, berpikirlah dengan jernih mulai dari sekarang. Sebagai rumah mu kami akan selalu melindungi mu dari hujan dan badai, tapi sebagai pemiliknya kau harus merawat kami dengan baik juga. Kau paham kan hyung?"
"Eoh.. gomawo Jungkook ah."
Setelahnya Jungkook benar benar meninggalkan Taehyung sendirian,berkutat dengan pikiran pikiran nya sendiri. Perlahan namun pasti peluh membasahi pipinya,isakan kecil mulai terdengar. Taehyung menangis dan kali ini benar benar menyesakkan.
Jungkook yang memperhatikan dari balik pintu diam diam ikut menangis,satu hal yang baru dia sadari adalah mereka akan lemah tanpa satu sama lain. Mereka akan hancur perlahan jika sampai terberai. Sebagai yang termuda dalam grup Jungkook tidak bodoh untuk menyadari apa yang akan terjadi selanjutnya. Pasca kecelakaan tersebut banyak media yang memberitakan. Banyak Army yang terkejut,dan tidak sedikit yang memojokkan Taehyung. Jungkook hanya ingin semua ini adalah mimpi. Jimin yang terbaring melawan maut di rumah sakit,Taehyung yang rapuh,Jungkook harap ini hanya sekedar mimpi.
To be continue ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Come Back Home
FanfictionJimin koma,setelah mengalami kecelakaan hebat demi menyelamatkan 'rumah'nya. 'Rumah' yang selalu di jaga dari hujan dan badai agar tak lapuk. Akankah 'rumah' itu tetap berdiri sampai Jimin pulang?