5 Tahun Kemudian.
Minho terdiam di tempatnya saat ini. Sebelah tangannya menggenggam sebuah gelas kecil yang menyisakan sedikit bir yang belum diteguknya. Pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Memperhatikan bagaimana asiknya manusia-manusia yang sedang berdansa berpasangan mengikuti dentuman musik.
"Kenapa orang sepertimu masih hidup di dunia ini, Minho?"
Minho tersenyum miris. Perkataan sang kakak 5 tahun lalu masih sering mengahantuinya hingga detik ini. Satu tangannya digunakan untuk mengusak rambut hitamnya yang tidak lagi cepak. Ingatannya berputar pada kejadian 5 tahun lalu saat dirinya memilih untuk membawa kabur sang kakak dan keponakannya pergi meninggalkan tempat terkutuk itu. Membawa mereka pergi menuju negara seberang, di Jepang. Tujuannya agar mereka terhindar dari virus zombie yang mengancam Korea Selatan.
Mereka memang berhasil sampai pada pelabuhan dan naik dalam kapal dengan selamat tanpa halangan apapun. Minho masih ingat bagaimana senyum lebar penuh kepercayaan dirinya saat itu. Bayang-bayang dirinya yang akan hidup bahagia bersama sang kakak dan keponakannya membuat hatinya berbunga.
Namun harapannya tidak terealisasikan.
Kapal yang mereka tumpangi berubah menjadi rumah zombie dalam hitungan menit. Sebab ada satu penumpang yang terinfeksi virus sialan itu. Menyebabkan banyak penumpang berubah menjadi zombie karena mereka saling menyerang dan menggigit.
Termasuk sang kakak dan keponakannya yang masih kecil itu.
"Kak Soyeon.. Jaehyunie.. Aku rindu kalian", Minho berbisik pada dirinya sendiri. Kepalanya dibenturkan pada meja. Kepalanya terpejam.
5 tahun dirinya hidup dalam bayang-bayang mengerikan itu.
"Apa ini adalah karma karena aku meninggalkan pria asing dan kedua putranya, ya?," Minho tiba-tiba teringat pada pria manis yang waktu itu mencegat mobilnya saat hendak menuju pada pelabuhan. Minho masih ingat betul bagaimana mimik wajah pria manis itu.
"Kalaupun aku menolongnya, mereka pasti akan tetap berubah menjadi zombie", Minho memijat keningnya.
"Hey, Korea!"
Hingga sebuah seruan membuatnya menoleh, mencari pada sumber suara. Kemudian menemukan pria botak dengan kumpulannya.
"Disini bukan tempatmu, pergi sana ke negaramu! Kami tidak ingin terkontaminasi virus zombie dari tubuhmu!"
Minho berdiri dari duduknya, berusaha mengabaikan ocehan ocehan tidak jelas yang keluar dari pria botak itu. Baru lima langkah, Minho merasa tubuhnya ditarik ke belakang.
"Aku tidak mempunyai masalah dengan kali—UGH!"
Minho berontak saat tubuhnya ditahan oleh dua pria besar yang berada di sisi kanan dan kiri tubuhnya. Mengernyit menahan sakit saat dua pukulan dilayangkan oleh pria botak itu pada perutnya.
"Hahaha lihat, pria Korea memang lemah! Seperti wanita!"
Minho tidak melawan. Bukan berarti ia lemah. Ia hanya tidak ingin mencari ribut dengan sekumpulan pria pengangguran yang tidak memiliki tujuan hidup.
"Berhenti"
Sebuah suara berat menginterupsi mereka. Minho menoleh pada seorang pria manis yang berjalan dengan angkuh ke arahnya.
"Menyingkir dari tubuhnya, dasar pria pria takt ahu sopan santun"
Suaranya cukup dingin. Minho bisa melihat bagimana pria-pria aneh yang mengerubungi dirinya tadi menyingkir begitu saja. Menyisakan dirinya yang kini berhadapan dengan pria manis itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
#D9
FanfikceSeungmin kehilangan cintanya. Membuatnya harus membesarkan Jisung dan Jeongin seorang diri di tempat terkutuk yang diberi nama #D9. Sebuah tempat yang dulunya indah, berubah menjadi tempat penuh zombie. // "Kau berhutang nyawa pada dua putraku, Lee...