~Putra Mahkota~

576 70 31
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


===

SRING...

SRING...

BRUG!

Seorang pengawal terdorong beberapa langkah karena tendangan lawannya.

Lawan di depannya melihatnya dengan mata merah ruby menyala dengan tajam.

"Hanya segini kemampuanmu! Ayo bangkit lawan saya sekali lagi!" seru lawannya dengan tegas.

"Baik pangeran." Prajurit itu bangkit dan segera menyerang ke arah pangeran.

BRUG...

Pangeran itu segera menggunakan tendangannya melumpuhkan prajurit itu.

Saat pedang itu berniat menusuk tubuh prajurit itu seseorang menghentikannya dengan beradu pedang.

"Hentikan pangeran, apa kau ingin membunuhnya!" tegas seorang panglima.

"Cikh, jangan ganggu waktu saya. Cepat bangun!" bentak pangeran.

"Hentikan pangeran Halilintar, kau ingin membunuh prajurit tidak bersalah, kita sudahi latihan hari ini," tegas panglima Tarung.

"Baiklah, besok saya minta lawan yang lebih kuat," perintah Halilintar berlalu pergi.

"Apa kau baik baik saja?" tanya rekan prajurit.

"Saya hampir mati ya ampun, sepertinya pangeran sedang ada masalah," lega prajurit yang nyawanya masih selamat.

"Mungkin pangeran sedang stress, karena yang mulia mulai fokus mendidiknya agar kelak menjadi raja yang terdidik," jelas rekannya.

"Saya khawatir akan kesehatan mentalnya," khawatir prajurit.

"Kita doakan saja yang terbaik demi pangeran," semangat rekannya.

==

Halilintar berjalan dengan malas ke arah ruang makan istana, dia benar benar tidak punya selera makan untuk hari ini.

"Kakak Halilintar." Seseorang memanggil namanya dan Halilintar tahu siapa itu.

Hanya dia seorang yang memanggilnya kakak di istana ini, dan Halilintar benar benar tidak suka.

"Kakak mau ke ruang makan, apa saya boleh ikut bersama kakak," ucap anak kecil berusia 6 tahun.

"Tidak, pergi saja sendiri jangan dekat dengan saya," tegas Halilintar mempercepat langkahnya.

"Ta-tapi kak saya ingin ikut sama kakak," rengek Solar.

"Jangan berpura pura lugu di hadapan saya," kesal Halilintar membuka pintu penghubung ruang makan.

Bisa di lihat keluarga kerajaan yang sudah berkumpul di sana, adalah ayah nya sebagai pemimpin negeri ini, kakeknya, dan dua orang yang harus Halilintar terima sebagai keluarga barunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir Di Negeri Antares (Boboiboy Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang