02. Freckles Boy

29 4 4
                                    

Menjelang sore hari tugasnya barulah selesai, ia asyik melenggangkan kaki jenjangnya sembari terus mengangguk coba ikuti irama lagu yang masih menyumpal telinga. Sesekali bibirnya sibuk melapalkan beberapa lirik yang tidak sepenuhnya juga ia benar mengerti. Agak sulit, lidahnya lebih sering tergigit bahkan pipinya juga ikut berubah kaku.

'Neon jal hago isseo uooh!!!
Neon jal hago isseo uh yeah!!!
Himnae jom chameumyeon dwae
Naega gyeote isseulge

Neon jal hago isseo huoooh!!!
Neon jal hago isseo
You gotta take your time
Hal su issjanha
Neoneun jal hal su isseo..'

Sesekali ia memang selalu menggila..hee

"TRING!!"

Sebuah pesan muncul di layar ponselnya, ia tersenyum puas sekali. Lalu segera membalasnya tak peduli meski sesekali langkahnya terantuk hampir terjatuh..

Suasana bandara Kansai masihlah ramai, ini semua terjadi karena sebuah pesawatnya yang mengalami gangguan penerbangan. Dan seseorang yang baru setengah jam tadi ia temani menjelang keberangkatannya menuju Seoul pun hanya bisa mengoceh, ia kesal bukan main. Membuat dirinya sebagai sang pendamping pun ikut merasakan perubahan moodnya.

Namanya Yumi Yumiya, seorang perempuan dengan surai hitam pekat yang baru saja ia panjangkan sepundak juga tambahan beberapa helai poni di depanya, ia sudah merasa gerah padahal baru saja terlewat satu minggu. Jika saja bukan Hyunjin kakak kesayangannya yang meminta hal itu, ia tetap akan mempertahankan style boyish girl-nya.

Mengenakan hodie hijau muda dengan gambaran beberapa bulatan boba hitam di bagian depan, ia memang dikenali sebagai pecinta matcha. Sekaligus menjadikan itu sebagai panggilan sayang dari Hyunjin padanya, sedang Yumi membalasnya dengan panggilan Junie. Hubungan keduanya memang cukup dekat meskipun sebenarnya mereka hanya saudara tiri saja. Usia terpaut tiga tahun, tapi Yumi selalu merasa jika Hyunjin adalah kakak lelakinya yang cengeng.

Kembali memutar langkahnya sedikit, sepertinya gadis berusia dua puluh tahun itu baru saja kehilangan sesuatu, seketika mengedarkan pandangannya hingga yang ia temui adalah hal lain. Seorang makhluk cantik dengan surai merah muda mengenakan hodie hitam, nampak duduk memeluk lutut sendirian di pojokan ruangan tunggu, dan agak sedikit mengkhawatirkan.

Sebagian wajahnya tertutup masker hitam tapi Yumi bisa menangkap kegelisahan di balik tatapan matanya yang kini malah beradu pandang dengannya cukup lama. Tersentak, namun tak menyurutkan juga langkahnya yang memang berniat untuk duduk disana, segera memilih kursi dengan posisi membelakangi keberadaan makhluk asing itu. Yumi merasa ia mulai merinding tak jelas, menyesal ia sempatkan merasa iba.

"Yumi san !!!!!!!" menangkap panggilan namanya dari seorang lelaki berwajah ceria yang tak henti melambaikan tangannya, ia pun segera membalas dengan melakukan hal yang sama.

"Maaf menunggu lama.. apa Lino sudah datang? Aku tidak menjemputnya tadi..."

"Eemmhh~ belum. Aku bahkan belum melihat rambut ombrenya itu Hannie.." ikut terduduk juga wajah lelaki bernama Han Jisung itupun terlihat agak cemas. Ia ketukan berkali-kali kepalan tangannya pada kedua lutut. Sepertinya ia sedang menyesal tidak menuruti egonya tadi untuk menjemput Lino lebih dulu.

Hingga sebuah panggilan dari yang mereka tunggu pun mengakhiri kegelisahan keduanya namun sekaligus membuat kekhawatirannya memuncak juga. Rivalnya itu tidak bisa datang, ia ada acara lain bersama team kampusnya.

Tak ada tujuan lain Yumi dan Han pun memilih untuk pulang saja, mungkin acara bermain game bersama yang sudah mereka atur dua hari lalu itu bisa terwujud di lain waktu.

Secret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang