1 - Tamu

1.9K 213 42
                                    

-— -🌿- —-

"Pekerjaan?" Aku mengangguk pada pertanyaan Rie. Rie mulai memasang wajah berpikir dengan jari yang ia ketuk-ketukkan di dagu. Melihat keluar jendela, Rie lalu dengan cepat kembali menatapku.

"Ooh! [Name]! Lihat itu!" Jari Rie menunjuk ke arah luar jendela kafe, tepatnya pada sebuah poster.

"McRon*ld?" Gumamku melihat poster itu dengan lebih jelas. Ternyata memang disana sedang mencari lowongan kerja bagian kasir(?).

"Coba saja. Apa mau mendaftar sekarang? Kalau mau aku temani!" Rie berkata sembari senyum padaku. Aku pun tersenyum dan menggeleng lalu bilang bahwa sebaiknya besok atau lusa saja.

Kami kembali berbincang-bincang sampai sore. Karena aku mau cepat-cepat pulangnya until mengurus oka-san, aku mengajak Rie pulang sebelum matahari benar-benar terbenam.

"Dah [Name]!"

Membalas sapaan selamat tinggal pada Rie dan melambaikan tangan. Aku pun melanjutkan perjalananku kerumah.

{Rumah}

"Tadaima,"

"Okaerinasai!"

Loh? Itu suara siapa? Jangan-jangan...

"Hei! Kenapa pulangnya jam segini!?" Kaget karena tiba-tiba ada orang muncul di depan mukaku, dengan refleks aku menampar keras pipinya menggunakan sepatu terdekat. Namun aku mulai menyesal karena yang kutampar adalah,

"Ni–nii-san!?" Disana terlihat nii-san yang terbaring tak berdaya.

🍁

"Ma-maaf nii-san,, tadi itu ref--lek
karena kaget..," Ucapku menundukkan kepala karena masih takut atas kejadian tadi.

"Sudahlah, tidak apa-apa. Bagaimana sekolahmu, apa ada yang merundingmu? Atau mengancamu? Bagaimana dengan guru? Apa ada yang–

"Tidak ada! Eh... Maksudku aku baik-baik saja disekolah, jadi nii-san tak usah khawatir." Ucapku tersenyum kaku, untung saja nii-san tidak marah karena aku mencela omelannya.

Tapi dari pada harus membirakannya melanjutkan omelannya yang mengalahkan omelan oka-san...

"Lagipula kenapa nii-san mendadak kesini? Jangan bilang... Nii-san bolos kuliah?"

"He? Tidak tidak! Aku sudah ijin!" Balasnya tak Terima dengan pertanyaanku tadi. Nii-san Mensedekapkan tangannya dan memalingkan wajah. Aku hanya terkekeh atas tingkah lakunya yang lucu.

'Apa aku harus memberitahu soal kerja sampinganku? Kuharap nii-san tidak marah... '

"Ni-nii-san,"

"Apa?" Melihat reaksi nii-san yang agak dingin ini seperti nya menandakan nii-san sedang badmood tinggi. Dan itu menakutkan. Juga bahaya.

"Eng,, Tidak apa-apa kok!"

'Untuk sekarang... Kusembunyikan dulu demi nyawaku..,"

Setelah itu nii-san dan aku menyiapkan bubur dan obat untuk oka-san. Sesudahnya kami lalu berlanjut menuju ke kamar oka-san membawa semangkuk bubur, segelas air putih, dan obat.

*tok, tok, tok

*Cklek

"Oka-san, kami membawa makan malam dan obat."

Melihat di sekeliling ruangan, aku tidak melihat sosok wanita paruh baya sama sekali. Aneh... Kemana beliau?

"Oka-san!?" Mendengar teriakan nii-san, aku pun menaruh bubur yang kubawa dan berjalan cepat kea rah dimana nii-san berada.

Disana, oka-san terlihat terbaring lemah dibawah lantai, tepat di sampingan kasur.

"Oka-san!!!"

.

.

.

TBC

Mohon maaf bila ada kesalahan kata atau pun kalimat^^;

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Y)our Maid  [Haikyuu!! x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang