Tabrakan

53 9 8
                                    

Maple di musim gugur, jatuh terbawa angin. Udaranya agak dingin dengan cuaca yang tak menentu. Situasi yang tak akan menjadi halangan bagi Laras, mahasiswa semester 5 yang sedang ambisiusnya dengan dunia perkuliahan.

Di kala itu, di perpustakaan tempatnya 'bersarang' sebagai kutu buku seperti hari biasanya, Laras meminjam setumpuk buku yang siap di lahapnya. Begitu banyak buku yang dipinjam hingga menutupi wajahnya saat membawa buku buku tersebut ke penjaga perpustakaan untuk di data.

Kebetulan, yang bertugas menjaga perpustakaan hari ini adalah salah satu seniornya yang sedang magang menunggu waktu sidang. Pria tampan namun lugu, jika Laras seorang cewek normal mungkin dia akan terpukau dan jatuh hati dengan tampang seniornya yang good looking seperti aktor korea.

"Hup, aku minjam lagi pak. Yang kemarin udah ku balikin ke rak nya ya~" ujar Laras sembari menaruh buku ke atas meja penjaga perpustakaan dan membersihkan sedikit debu yang menempel di kemeja dan hoodie nya.

"Seperti biasa ya, banyak sekali, jika bukan karena mu aku bisa mati kutu tak ada kerjaan di tempat seperti ini"

"Hahaha, ya berterima kasih lah padaku dengan sebuah kencan ~" goda Laras

"Tunggu... Kau bercanda kan?" kerut wajah Senior Laras.

"Tentu saja, mungkin 1000 tahun lagi untuk kencan pertama ku, hahaha~" tawa Laras.

Merasa agak kecewa dengan tawaran aneh dari Laras, membuat sang Senior meneruskan pekerjaannya. Memasukan data buku yang akan di pinjam lalu mencatat nomer kartu perpustakaan milik Laras.

"Kau tau, ini sudah bulan ke 2 ku bekerja dan kita belum berkenalan dengan benar~"

"Ya ya, mungkin lain kali, siapa sih yang ga kenal dengan Kak Rinto yang maha tampan di kampus, hehe,"

"Aku pergi ya, minggu depan ku kembalikan bukunya~" sambung Laras sambil beranjak pergi dari perpustakaan.

"Hati hati~ sibuk sekali di luar sana karena bazzar musim gugur~" sahut Rinto.

"Iyaa sayang~" goda Laras lalu dengan cepat pergi meninggalkan perpustakaan.

***

Uhh, apa yang kupikirkan memanggil kak Rinto sayang. Dasar hormon sialan membuat ku tak bisa berpikir jelas. Tapi, kalau di pikir pikir, kak Rinto tsundere sepertinya, wajahnya seperti tomat saat ku panggil sayang, AAAAA sialan, ku harap pikiran ini cepat menghilang

"ras..."

"Laras..."

"LARAS!" pekik Rinto dari belakang Laras.

"Eh? Kak?"

Dengan cepat Rinto sudah ada di hadapan Laras, wajah yang kusam pucat dan terus berlari mendekat. Tangan Rinto di ancungkan kedepan hingga mendorong Laras menjauh. Dorongan yang kuat hingga Laras pun tersungkur terjatuh bersama buku bukunya.

Semua berjalan sangat cepat, semua terasa hening dan semu. Kepulan asap dari mobil yang menabrak pohon akibat menghindari Rinto Dan Laras mulai perhatian orang orang. Kak Rinto baru saja di tabrak truk hingga tersungkur bersimbah darah.

Maple Musim GugurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang