Pelajaran hari ini membuat Natha kelelahan, terlebih pelajaran Kimia yang membuat otak Natha terkuras habis untuk menyelesaikan soal-soal yang di berikan. Setelah pulang sekolah Natha tidak langsung pulang, akan tetapi Natha pergi sebentar untuk mampir ke Bintang Café. Mungkin ini waktu yang tepat untuk membuat otak Natha lebih tenang. Tidak terasa sudah 1 jam Natha berada di café ini, akhirnya Natha memutuskan untuk pulang. Dan ketika sudah hampir di dekat rumah, samar-samar melihat wajah familiar yang berada di depan pagar rumahnya, menyender sambil menunduk menatapi aspal dan motor terparkir tidak jauh dari tempat orang itu sendiri. Cowok itu mengenakan jaket coklat yang membalut kaos putih yang dikenakannya, celana jins hitam, lalu potongan rambut yang paling sering Natha perhatikan, wajahnya dari samping mirip .... Delo.
"Hei," panggilan pelan Natha membuyarkan lamunan Delo, ia mengangkat kepala dan langsung menegakkan tubuh dari senderan di belakangnya. Matanya menemukan Natha berdiri di hadapannya.
"Hai. Kok baru balik?" balas Delo.
"Oh tadi aku mampir ke Bintang Café. Delo nungguin aku? Dari kapan?" tanya Natha.
"Empat puluh menit yang lalu mungkin." empat puluh menit itu cukup lama, dan untuk apa Delo menunggu Natha sampai selama itu? Natha tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Delo. Natha tenggelam dalam manik gelap milik Delo, membawanya dalam pikiran yang mengira-ngira apa yang kini dipikirkan oleh Delo.
"Nath, barusan aku jadian sama Karin."
"Apa? Maksud aku, serius?" dan ketika Delo mengangguk, Natha merasa runtuh seketika. Natha menarik napas dan memalingkan wajahnya ke samping, menggigit bibir demi menahan setitik air mata yang muncul. Pernyataan yang seharusnya memang ada, Natha menyadari akan terjadinya hal tersebut, sekeras apapun Natha mengatakan bahwa dirinya telah menyiapkan diri untuk mendengar hal-hal seperti ini, semua tetap sulit dilalui. Dan mendengarnya secara langsung dibandingkan membayangkannya terasa lebih menyakitkan.
"Whoa," Natha menghembuskan napas, terkekeh pelan antara miris dan berupaya menahan tangisnya.
"Kenapa?" dan Natha menjawab dengan gelengan, memaksakan senyum tipis muncul. Namun baru beberapa detik hening kembali, Natha mengeluarkan tawanya yang terdengar ganjil hingga Delo menaikkan alisnya dengan wajah bingung.
"Kamu kenapa?" dan lagi-lagi Natha menggelengkan kepalanya.
"Enggak, cuma seneng aja akhirnya kamu jadi juga sama Karin. Selamat ya"
"Makasih. Udah ya aku pulang dulu, aku kesini cuma mau ngomong itu aja. Bye Nath" dan tepat setelah Delo pergi, pertahanan Natha runtuh. Masih di tempat yang sama Natha berdiri, Natha menangis sejadi-jadinya. Akan tetapi, tidak jauh dari tempat Natha menangis, Angga memperhatikan kejadian tersebut dari awal hingga akhir. Awalnya Angga hanya ingin mengembalikan buku milik Natha yang tertinggal di kelas tadi, tetapi Angga yang melihat Natha seperti itu akhirnya tidak jadi untuk mengembalikannya. Sejujurnya Angga ingin sekali menghampiri Natha dan memberikan pundaknya sebagai tempat sandaran untuk meluapkan tangisannya, tetapi ia urungkan niat itu. Mungkin untuk kali ini Natha butuh waktu untuk sendiri, dan akhirnya Angga memutuskan untuk memutarkan motor miliknya dan pergi menjauh dari rumah Natha.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Natha
RomanceBagi lelaki itu, mungkin persahabatan adalah kata yang tepat menggambarkan antara lelaki itu dengan sang wanita. Akan tetapi, siapa yang sangka bahwa sang wanita mengelak semua itu. Sang wanita sudah jatuh kedalam pesona sang lelaki, salahkah dia? A...