Dua bulan sudah dilewati sejak operasi pencangkokan hati yang Baekhyun lakukan. Keluarga sempat bernafas lega saat operasi berjalan lancar hingga selesai tanpa kendala apapun. Namun, keadaan berubah satu minggu kemudian.
Kondisi Baekhyun belum juga stabil sejak malam dimana ia mengalami kebocoran saluran empedu di hari ke tujuh pasca operasi. Keadaannya benar-benar memburuk sekalipun Baekhyun sudah melewati masa kritisnya dan sadarkan diri. Tubuhnya semakin kurus, bahkan tak jarang dokter memberinya obat tidur sekedar membuat Baekhyun beristirahat. Belum lagi dengan penyakit kanker kelenjar limfa yang baru-baru ini terdeteksi menggerogoti tubuhnya.
"—Tekanannya sudah menurun hingga 60/40. Kami sudah berikan obat untuk meningkatkan tekanan darah tapi tidak berubah sama sekali—"
"Rene, Baekhyun nungguin lo," Sehun sudah berlutut di depan Irene yang tak hentinya menangis di depan ruangan Baekhyun. Wendy yang datang dan sedari tadi memeluknya tidak kuasa mengatakan apa-apa lagi sebagai penyemangat, "Ayo."
Irene melihat tangan Sehun yang terulur. Ia mengangkat wajahnya dan bisa melihat mata Sehun yang sudah memerah. Ia meraih tangan Sehun setelah Wendy menganggukkan kepala melepas pelukannya.
Sehun membuka pintu dan Irene bisa melihat Nyonya Byun yang tengah memeluk Baekboem dengan Tuan Byun yang menyeka matanya berkali-kali. It has always been a heartbreaking moment to see parents watching their kids dying.
Irene mengatur nafasnya berkali-kali saat ia berhasil meraih jemari kurus Baekhyun. Sepasang hazel yang ia rindukan tidak begitu terlihat banyak sekalipun Irene yakin Baekhyun melihatnya. Irene merapihkan anak-anak rambut Baekhyun yang sedikit berantakan di keningnya walau tetes-tetes itu mengiringi.
"Capek, ya?" Kali ini Irene membelai pipi Baekhyun dan tersenyum, "Gak apa-apa kalau kamu capek."
Irene mengusap tetesan air matanya sebelum ia membungkukkan badan dan mengecup jemari Baekhyun lembut, "Maaf, aku belum bisa ngejaga kamu dengan baik."
Sudut bibir Baekhyun sedikit tertarik walau tidak begitu jelas, namun Irene tahu ia tersenyum. Jemarinya berusaha bergerak menggapai saat Irene menyadari dan meletakkan tangan Baekhyun di atas perutnya yang sedikit membuncit.
Irene menyeka matanya lagi dan menganggukkan kepala, "Iya, aku bakal jaga dia."
Ia kembali merendahkan tubuhnya dan mendekatkan wajah pada telinga Baekhyun, "Terima kasih sudah berusaha dan bertahan sejauh iniー" Irene menggigit bibirnya kuat-kuat, "Aku ikhlas."
"I love you."
Sebuah kecupan yang lembut nan hangat mendarat di kening Baekhyun saat suara statis memekakkan itu memenuhi penjuru ruangan.
Sehun langsung menarik Irene ke dalam dekapannya dengan isakan yang semakin terdengar pilu, tidak membiarkannya melihat aktivitas tim medis yang sedang mengerahkan usaha terbaiknya pada Baekhyun.
***
I recall you to this story, to remain in love, to remember what love is.
For the love of me all this time, I, proudly present—Blues...
YOU ARE READING
BLUES | sequel of BLUE
FanfictionUntuk dia dan rindu tak bertuan yang melolong kesepian. Dari aku yang nelangsa ditelan rindu yang membiru. 💙