1. Kaset Rusak

5 0 0
                                    

Prang!

Bunyi itu sudah menghiasi harinya 4 tahun belakangan ini. Tak ada sapaan hangat yang terucap dan terdengar setiap kali ia melangkahkan kaki memasuki rumah megah yang dia tempati.

"Hm, lagi," gumam seorang cewek.

Ia memasuki rumahnya tanpa ada ekspresi diwajah namun tersirat kesedihan dimata. Ia berjalan santai menaiki tangga melewati beling-beling kaca yang berserakan menuju lantai 2 tempat dimana kamarnya berada. Sesampai dikamar, ia langsung merebahkan tubuh yang lelah diatas spring bed milik nya. Menatap langit kamar dan kejadian 4 tahun yang lalu terputar kembali bak kaset rusak. Kejadian yang membuat keluarga nya hancur seperti sekarang ini

Flashback on

"Hai, Mas," sapa perempuan muda
"Hai, sayang," sapa balik lelaki paruh baya yang merupakan ayah dari Anggun.

Yah cewek tersebut adalah Anggun. Anggun Putri Veronica Adhitama. Putri dari pasangan Veronica dan Adhitama. Pada saat itu, Anggun tengah merayakan hari ulang tahun yang ke 14 tahun. Dihari bahagia itu pula menjadi hari hancurnya keutuhan keluarganya.

"Anggun, kenalin ini Lesly. Calon istri kedua Ayah," ucap tuan Adhitama pada putri tunggalnya.

Bak tersambar petir, Anggun terpaku mencerna kata demi kata yang ayahnya tuturkan padanya. Tanpa berkata ia langsung melihat ibu nya yang sama terkejut seperti dirinya. Tak ada yang menyangka bahwa dihari spesialnya ini, ia akan mendapat kado istimewa dari sang ayah. Yang menghancurkan hatinya,ibunya, dan juga keharmonisan keluarganya.

Tanpa berpikir panjang iapun berlari kencang meninggalkan pesta megah miliknya itu. Berlari tanpa arah,tanpa tujuan dan pastinya dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Entah apa yang dipikirkan ayahnya. Bisa-bisanya ia mengacaukan segala kebahagiaan yang sedang ia rasakan. Hancur, sakit, pedih itulah yang dirasakan oleh seorang Anggun.

Dia berhenti di taman. Duduk disalah satu bangku taman yang kosong. Menatap ke depan dengan pandangan kosong, air mata yang tak berhenti mengalir dan keringat yang bercucuran menghiasi wajahnya. Entah sehancur apa penampilannya ia tidak peduli. Intinya hati dan hidupnya serasa hancur dalam sekejap. Dan pelakunya adalah ayahnya sendiri.

Tanpa ia sadari ada seorang anak laki-laki yang menghampirinya.

"Nih, lap air matamu," ucap anak laki-laki itu sambil memberikan selembar tisu padanya. Anggun pun menoleh, tanpa kata dan ekspresi. Dia hanya diam menatap anak tersebut dan tak berniat mengambil tisu tersebut. Anak itu tersenyum lalu, duduk disebelah Anggun.

"Jangan menangis, semesta tak suka melihat bidadari buminya bersedih. Mau seberat apapun masalahmu semua pasti ada jalan keluarnya. Dan semesta akan menggantikannya dengan yang lebih indah di depan sana," tutur anak tersebut.

"Siapa kamu?" tanya Anggun

"Oh, ya, perkenalkan namaku ....

Tok ... tok ... tok ....

"Non, ayo turun makan," suara Bi Surti dari luar kamar membuatnya tersadar dari lamunannya

"Iya, Bi. Aku mau mandi dulu," seru Anggun dari dalam kamar. Ia pun beranjak dari kasur menuju kamar mandi. Cuma butuh waktu 10 menit untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selsai mandi, ia pun turun ke bawah untuk menemui Mbak Surti.

"Hai Bi," sapa Anggun pada perempuan paruh baya yang selalu menemaninya sedari kecil. Anggun telah menganggap Bi Surti seperti ibunya sendiri.

-I'M A L O N E-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang