Prolog

7 1 1
                                    

5 tahun yang lalu..

"Tu-tunggu!"

Nayara tiba-tiba datang menghampiri laki-laki yang berdiri tak jauh darinya. Entah apa yang membuatnya menghentikan laki-laki itu. Yang jelas, ada sesuatu yang harus ia sampaikan.

Laki-laki itu menoleh sambil mengangkat alisnya sebelah. Seakan-akan bertanya, ada apa memanggilnya.

Nayara terlihat gugup sekarang. Uuh, dirinya tak menyangka akan menyampaikan ini pada akhirnya, tepat di depan laki-laki yang ia sukai secara diam-diam ini?

Gadis itu menghela nafas sebentar untuk menetralisir jantungnya ini. Ah kenapa di saat-saat seperti ini ia tidak bisa berkutik sama sekali.

Kemana keberaniannya tadi saat berlatih sebelum dia berhadapan langsung. Aish, benar-benar menyebalkan sekali.

Sampai-sampai ia tak sadar ada seseorang yang berlari dan tidak sengaja menubruk dirinya hingga membuatnya oleng. Untung saja ia tidak terjatuh.

Tunggu-tunggu, kenapa ia tidak terjatuh? Padahal orang tadi menubruknya lumayan keras.

Dan, ah ia baru menyadarinya sekarang. Ia sedang berada di dekapan laki-laki yang ada di hadapannya ini. Duh, kenapa ini bisa terjadi. Benar-benar memalukan sekali. Siapapun tolong, berikan aku penutup wajah.

"Ma-maaf, gue gak liat lo tadi,"

Ucap orang itu yang tertuju pada Nayara. Tapi ia tak bisa menjawab. Mau menjawab bagaimana? Sedari tadi ia masih berada di dekapan orang dihadapannya ini, hingga untuk bergerak pun sulit. Ah sial, kenapa disaat seperti ini jantungnya berdegup kencang. Semoga saja laki-laki dihadapannya ini tidak mendengar detak jantungnya. Kalo sampai terdengar, mau ditaruh dimana mukanya?!

"Hmm, lain kali hati-hati,"

Deg

Ah tidak, suaranya benar-benar membuat ia refleks berhenti bernafas. Bagaimana ini? Suaranya serak namun begitu lembut ditelinganya.

Orang itu pun mengangguk lalu beranjak pergi dari sini. Sepertinya dia memang sedang terburu-buru, dari gelagatnya saja terdengar begitu cemas.

Ya sudahlah kalau begitu.

Nayara baru sadar sekarang, ia refleks menjauhkan diri dari dekapan orang dihadapannya ini. Dan itu sontak membuat laki-laki itu terkejut, tapi langsung saja dia menetralisir raut wajah keterkejutannya.

"Ma-maaf,"

Ucapan Nayara, ah tidak-tidak, sepertinya lebih ke bisikkan itu membuat alis laki-laki dihadapannya ini mengerut tanda tak mengerti.

Langsung saja Nayara menggelengkan kepalanya.

"Maksudku.."

Belum sempat Nayara melanjutkan, ucapannya sudah di potong.

"Ada apa?"

Pertanyaan itu membuat Nayara berpikir-pikir. Maksudnya apa? Nayara itu memang agak lola, jadi maklumin lah ya:v

Terdengar helaan nafas pelan dari laki-laki dihadapannya itu.

"Ada apa kamu memanggilku?"

"O-oh..a-anu.."

'Ah sialan. Kenapa susah sekali' 'oh ayolah Nayara, kemana keberanianmu itu'

Nayara masih saja bergelut dengan hati kecilnya. Sampai-sampai laki-laki dihadapannya itu mulai menampilkan wajah kesal, ya meskipun tak ayal dia masih bisa mengontrolnya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang