6. Galau?

42 8 0
                                    

Gue tau gue salah

Gue salah karena gue jatuh cinta beneran sama erlan

Gue tau erlan ga bakal suka sama gue

Dan baru kali ini gue galau

"Ko tadi lo ngomong gitu ke mba mba nya?"

"Cuman nolongin lo biar ga malu"

"Oh....gue pikir--"

"Ga usah geer, sampe kapan pun gue ga akan tertarik sama muka cantik lo itu"

Erlan kalo ngomong emang sering banget nusuk di hati

Tapi baru kali ini gue bener bener sakit hati sama omongan itu

Seakan akan gue di tolak

Tapi emang iya si

"Huftt" gue menghembuskan nafas lalu menopang dagu.

Rasanya gue udah kesel banget sama sikap erlan yang kaya gini.

Tapi anehnya gue gak mau ninggalin dia



.....

"Erlan dan lyra coba maju sebagai perwakilan kelompok kalian"

Gue menengok ke arah erlan

Muka dia datar seperti biasa

Beda banget sama muka gue yang udah panik plus dugun dugun karena mau maju bareng makhluk macem erlan.

Baru kali ini jiwa gue menolak bareng erlan.

Erlan sudah berdiri dan siap maju sedangkan gue malah nengok ke arah elsa.

"Paan? maju sono"

Gue geleng geleng

"Busettt tumben banget lo"

"Lo aja yang maju" suruh gue

"Kesambet apa lo?!"

Gue mengibas ngibas kan tangan gue seakan mengusir elsa

"Karena lo maksa, gue yang bakal maju buat dampingi si ganteng erlan"

Lalu elsa berdiri dan berjalan ke depan.

Gue bisa liat dahi erlan mengerut dan matanya ke arah gue.

Tapi gue malah nunduk dan pura pura menulis

Baru kali ini gue mencoba buat ngehindarin erlan




.....

Didit menaikan kedua alisnya ke arah juned.

"Hah?"

Didit mencoba memberi kode 'si lyra kenapa?' dengan menunjuk kearah lyra yang sedang menopang dagunya.

Juned menaikan bahu nya acuh

Didit mencoba menanyai ini ke Elsa dengan masih dengan bahasa isyarat nya

Elsa menaikkan bahu nya acuh juga.

Didit yang mulai kesal akhirnyaa frontal

"Lo kenapa si ra?"

"Hah? Apanya yang kenapa?"

"Ya lo kenapa? Beda banget hari ini"

Gue yang baru membuka mulut ingin menjawab di kejutkan oleh erlan yang tiba tiba datang. Dengan sigap gue ngumpet di kolong meja.

Brukk!

"Aww"

"Busett ra lo ngapain?"

Erlan menatap kolong meja dengan tatapan datar sambil menaruh buku

"Lyra, buku lo ketinggalan"

Kemudian pergi

Namun langkah erlan terhenti lalu menengok ke arah belakang

"Ga usah ngumpet, gue bukan hantu"

Setelah erlan pergi, lyra kembali duduk dan menatap punggung erlan yang kian menjauh.

"Tapi erlan serem kayak hantu"



....




Brak!

"Lyra! Kenapa nilai matematika kamu rendah sekali?!" Teriak bu faridah

Gue mendongak kaget dan melihat sekeliling kelas.

Semua mata tertuju pada gue. Tak terkecuali erlan

Gue kembali menunduk kan kepala.

Jujur malu bangett

Baru kali ini nilai gue serendah ini. Dan ternyata gue emang sebego itu.

Elsa yang di samping gue berusaha menenangkan gue dengan cara mengelus-elus rambut gue.

"Erlan" panggil bu faridah

"Karena nilai matematika kamu tertinggi di kelas ini, saya minta supaya kamu ajarin lyra tentang rumus matematika ini. Apakah bisa?" Lanjut bu faridah

"......."

Kemudian

Erlan mengangguk

Sedangkan gue gelisah sambil gigit jari

"Bakal sakit hati tiap hari ni gue"



....

"Mau kapan?"

Gue yang sedang memasukkan barang-barang ke tas kemudian menengok ke arah sumber suara

Dan itu suara erlan

"Apanya" gue mencoba pura-pura gatau

"Belajar nya lah, biar otak lo ga bodoh"

Gue menggendong tas dan menengok ke arah erlan "gue sebenernya ga bodoh, tadi cuman lagi ga fokus aja ngisi soalnya"

"Bodoh mah bodoh aja"

Gue menatap sinis ke arah erlan

"Kalo mau sekarang gue ga bis--"

"Siapa juga ngajakin sekarang, ga usah geer!" Kemudian gue pergi dengan kaki di hentakkan

Erlan terdiam

"Sebenernya tu cewek kenapa si"




....

Komen dan vote nya dong jangan lupa🙌




Btw follow wattpad ku Jan lupa dong

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang