sequel: making.

4.8K 219 61
                                    

18+

Seokjin selalu berkata padanya bahwa milik Namjoon itu besar walau belum tegang. Jungkook sungguh malu saat mendengar ucapan frontal dari hyung tertuanya kala itu. Dimana Seokjin memang pernah tidak sengaja melihat karena masuk kamar mandi saat Namjoon masih ada di dalam. Matanya mengarah langsung ke sana tanpa disuruh dan itu membuatnya tahu seberapa besar kepunyaan kekasihnya itu.

Jungkook terus memikirkan hal itu, karena memang mereka setelah kejadian itu belum pernah melakukan hal yang lebih; selain Namjoon yang membantunya di ruang latihan saat itu. Pikirannya selalu tertuju dengan perkataan dari Seokjin yang ditambahkan lagi jika seks itu sangat nikmat. Jungkook merespon mendengus walau dalam hati penasaran bagaimana rasanya.

Dan ketika ia melihat Namjoon yang sedang keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri hanya dengan memakai bathrobe, Jungkook tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Rambutnya yang masih basah membuat penampilan pria itu menjadi panas, membuat Jungkook tersipu seketika.

Lalu, ia beranjak, menghampiri Namjoon yang sedang mengusap helaian lebatnya. "Biar aku bantu, hyung."

Namjoon menoleh dan tersenyum kecil, lalu terduduk di sisi ranjang dengan Jungkook yang berada di hadapannya dengan posisi berdiri. Anak itu mengambil handuk kecil yang Namjoon pakai tadi, lalu dengan teratur dan lembut mengusap surai Namjoon dengan sesekali memijatnya halus.

Si Kim beralih merengkuh pinggang ramping Jungkook, membuat si empu agak tersentak karenanya. Namun, Jungkook membiarkannya. Kemudian, Namjoon menumpu pipinya di perut Jungkook pelan, menghantarkan gejolak asing bagi si Jeon. Jungkook menahan segala debaran yang terjadi di jantungnya. Ia terus sibuk dengan kegiatannya sebelum merasa jika ini sudah cukup.

Jungkook mengelus kepala Namjoon sayang, dan pria itu juga enggan untuk melepas pelukannya. Dan beberapa menit kemudian hanya diisi oleh keheningan. Mereka berdua tidak berbicara sama sekali sebelum Namjoon mendongak, menaruh dagunya di perut rata Jungkook.

Si Jeon menunduk, lalu mengatakan "Apa?" tanpa suara. Namjoon menggeleng, namun Jungkook tahu bahwa ada sesuatu yang ingin pria itu sampaikan. Tatapan dari kekasihnya juga agak berbeda, Jungkook bisa merasakannya. Dan ketika ia mengingat perkataan Seokjin beberapa saat lalu, ia berharap jika tindakannya sekarang tidak berujung kesalahan.

Yang lebih muda menggigit bibirnya gugup sebelum mendorong Namjoon agar terbaring di ranjang. Pria itu membola tapi Jungkook lebih dulu mengukungnya, "Hyung, aku menginginkanmu."

Namjoon memberikan senyuman tipisnya dan mengangguk. Jungkook memerah malu sebelum mendekatkan wajah mereka hingga bilah keduanya menyatu.

Anak itu menjatuhkan tubuhnya di atas Namjoon, menduduki perut pria itu dan terus mencumbu bibir tebal Namjoon. Si Kim memeluk punggung Jungkook, tangannya merambat masuk ke dalam kaos rumahan anak itu dan mengelus kulitnya lembut.

Beberapa saat, Jungkook mulai menggerakan tubuhnya gelisah. Bokong bulatnya menggesek miliknya yang hanya terhalang kain tipis dari jubah putih itu. Ia beralih membalikkan posisinya hingga Jungkook berada di bawahnya.

Jungkook tersengal, menatap dirinya dengan wajahnya yang kacau dengan begitu cantik. Ia membelai pipi gembil Jungkook dan membubuhkan kecupan di bibir bengkak anak itu. "Kenapa tiba-tiba, hm?"

Si Jeon mengerang, menolehkan kepalanya hingga leher jenjangnya terpampang jelas. Namjoon beralih menjulurkan lidahnya di atas sana hingga Jungkook mendesah kemudian. Jungkook meremat bahu Namjoon erat, "H-hyung..."

Kaki Jungkook melingkar indah di pinggang Namjoon, ia memejamkan matanya kala merasakan pria itu melumat kulitnya halus. Napasnya tersendat-sendat dengan pening yang mulai melanda. Miliknya sudah menunjukkan reaksi, sesak dengan sentuhan yang Namjoon berikan padanya.

namjoon's [namkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang