Bab 6: Silver-haired Bride

5.5K 631 24
                                    

(Jene POV)

"Princess, kereta dari Albatraz sudah menunggu di luar."

Aku menghela napas panjang sembari menatap cermin yang berdiri di depanku. Sosok wanita berambut perak tampak sangat cantik mengenakan gaun pengantin putihnya. Rambutnya yang ikal itu tertata rapi dengan hiasan bunga berwarna kalem di atasnya.

Kenapa semua terasa begitu cepat? Rasanya aku masih tidak percaya sudah mengiyakan lamaran pria yang terkenal kejam itu. Tepat seminggu yang lalu Nox melamarku dan aku tidak punya pilihan selain menerimanya. Tentu saja, aku tidak mungkin menolaknya, mungkin leherku akan dipenggal saat itu juga. Tapi aku bersyukur dia tidak membunuhku seperti yang dilakukannya pada ayahku. Dia justru melamarku secara gamblang. Apa dia tertarik dengan kecantikanku?

Awalnya dia memberiku waktu tiga hari, tapi kemudian aku sengaja mengulur waktu dengan membuat beberapa persyaratan, salah satunya adalah perlindungan bagi Morrac. Anehnya, pria itu langsung menyetujui semua persyaratan itu. Dia melepaskan Morrac begitu saja demi menikahiku.

Namun, hal yang paling membuatku shock adalah kenyataan bahwa ibuku yang ditangkap olehnya ternyata bukanlah ibu kandungku. Ya, aku juga menjadikannya alasan agar pernikahan ini diundur. Nox sangat memakluminya. Sekarang tidak ada lagi alasan untuk menunda pernikahanku dengannya.

Tenanglah, Jene. Ini semua demi Morrac. Anggap saja ini pernikahan politik. Aku harus memperbaiki apa dilakukan oleh ayahku sebelumnya.

"Huft..."

Aku kembali menyuarakan nafasku yang terasa memberat. Semenjak Nox datang dalam hidupku, semua kenyataan pahit terkuak. Dia seolah tahu segalanya tentang diriku. Ini aneh. Dia bilang kalau dirinya sudah lama menyukaiku, tapi saat aku bertanya kapan, dia tidak menjawabnya dengan jelas. Apa dia hanya mengada-ngada? Tapi dipikir-pikir lagi, kenapa dia mau menikahi putri kerajaan kecil sepertiku ini? Tidak ada keuntungan yang didapatkannya. Dia benar-benar pria yang misterius.

"Princess..."

Suara seorang wanita paruh baya tiba-tiba memotong lamunanku. Madam Claire, pengasuhku sejak kecil, sudah berdiri di sampingku dengan sebuah senyuman terbesit di wajahnya.

"Y-ya?"

"Saatnya untuk berangkat."

Oh, aku langsung menaikkan alisku. Rupanya waktunya sudah tiba. Aku harus bergegas karena upacara pernikahanku dan Nox akan dilangsungkan di Albatraz.

Tersenyumlah, Jene.

Aku lalu berdiri sambil memasang senyum pahit. Hari ini aku akan bertemu dengannya lagi. Beberapa hari yang lalu dia mengunjungi Morrac untuk sekadar menyetor muka di depan petinggi Morrac.

Mereka menyambut pria itu dengan tangan terbuka karena mengira dia menikahiku karena merasa bersalah pada Morrac. Aku pun terpaksa membujuk para petinggi untuk berbaikan dengan Albatraz dan melakukan sandiwaranya dengan sangat baik.

"Dimana Petra?"

Aku kemudian melirikan mataku ke arah Madam Claire, tapi belum sempat dia menjawab, seorang pria berambut cokelat yang mengenakan pakaian formal berwarna hitam muncul di sebelahnya. Dia adalah Petra, salah satu ksatria terbaik ayahku yang sekarang kujadikan sebagai asistenku.

"Ya, Princess," kata pria berambut cokelat itu seraya menunduk.

"Kau tahu apa yang harus kau lakukan saat aku tidak ada di sini, kan? Laporkan padaku jika sesuatu buruk terjadi di sini."

"Baik, Princess."

"Awasi juga King Willham..."

"Akan saya laksanakan."

The Lonesome LordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang