Bab 1

11 3 4
                                    

Aku adalah luka yang kau ciptakan dari masa yang kau sia - sia kan.

"Hahahaha... Orang cacat sepertimu tidak pantas berada di sekolah elit seperti ini,"

"Orang sepertimu itu cocoknya berada di sekolah luar biasa,"

"Pasti banyak yang sepertimu disana,"

"Banyak yang CACAAAT,"

"Hahahahahah..."

"Ayo kemari... ambil jaket kesayanganmu ini, hahaha..."

"Kembalikan jaket ku!!!"

"Ini, ambil saja kalau kau bisaa..."

"Mengambil jaket kesayangan saja kau tidak mampu, apalagi menyelamatkan barang orang lain,"

"Hahahaha..."

"Dasar butaa,"

"BUTA,"

"Gadis CACAT..."

"CACAAT,"

Luka itu tidak akan pernah bisa pulih, ia hanya bisa membaik dengan proses pemulihan yang lama.

01:00 AM
Barcelona, Spanyol.
Apartment,

Gemericik air hujan menghiasi langit malam di kota Spanyol yang mengubah suasana kota maksiat ini menjadi lebih dingin dari biasanya.

Dengan tatapan kosong ia pandangi langit bersama ribuan bayang kepedihan yang menggerogoti hidupnya. Kepedihan yang merongrong dalam kebisuan itu singgah terlalu lama dengan patahan ranting yang melekat menjadi satu menjadi pribadi yang sendu.

Gadis ranting yang tersesat karena jeratan kehidupan hanya mampu berdiam diri berpaku pada dunia yang begitu kejam.

Ia senang sekali menyebut dirinya dengan sebutan "gadis ranting." Panggilan yang tidak sama sekali orang lain ketahui. Sebutan yang selalu mewakili perasaannya sampai saat ini. Patahan ranting itu begitu rapuh sama seperti dirinya yang rapuh tanpa kedua matanya yang sempurna. Memang, ia memiliki mata biru secantik langit ketika pagi, tapi percayalah, semua itu hanya kepalsuan semata. Hitam lah warna yang pantas untuk kedua bola matanya. Yang tak lain adalah gelap dan kosong.

Ya, gadis tersebut memang sudah kehilangan penglihatannya sejak ia masih kecil. Orang lain akan tertipu dengan mata indahnya yang terbuka sempurna seolah ia dapat melihat dunia dengan begitu riang.

Tuhan menciptakan air mata bukan untuk di jadikan bahan penyesalan, tetapi untuk di perbaiki dengan suatu kebenaran. Dengan air mata seseorang akan lebih terbuka hatinya menjadi lebih tenang. Dengan air mata pula Tuhan menciptakan obat dari berbagai macam luka.

Percayalah, garis takdir Tuhan itu selalu ada mengikuti tanpa pernah lengah untuk dihindari.

"Semesta, kenapa bahagia itu sulit untuk di dapatkan?
Kenapa bahagia itu bisa di dapatkan ketika luka telah menyapa"

🎗️🎗️🎗️

Alunan melodi klasik muncul begitu saja dari benda di atas nakas berwarna hijau muda. Ia menyeret benda kotak tersebut tanpa melihat nama dari kontak yang menghubunginya.

"Hum... Siapa? Tanyanya parau.

"Ini aku... Star,"

"Nnnggghhh, ya Star ada apa kau menghubungi ku sepagi ini?"

"Sepagi ini?! ini sudah jam berapa Mire, apa kau ingin terlambat bekerja?" Papar seorang Star.

MILARGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang