INFINITY C0 - PROLOG

69 33 40
                                    

I hope u like my story.
Happy reading

..

PROLOG

...

Di kelas 12-IPS2, sekumpulan anak laki-laki tengah duduk di lantai bagian pojok kelas. Membuat posisi melingkar dengan botol plastik berisi air di tengah-tengahnya.

Raditya mencondongkan tubuhnya, lengan laki-laki itu menyambar botol plastik yang berada tepat di depannya dengan senyum tertahan.

Raditya sedikit mendongak, menggerakan bola matanya ke atas. "Siap?" Orang-orang yang tengah memperhatikan Raditya langsung mengangguk dengan mantap.

"Satu..dua..tig-ga" Botol berisi air itu berputar, memutari setiap orang yang tengah duduk melingkar di sekelilingnya.

Beriringan dengan ketegangan semua laki-laki yang berada di situ, gerakan botolnya semakin melamban. Dan--

"NAH!" Semua memekik senang saat ujung botol itu mengarah pada sosok laki-laki dengan anting berwarna hitam di telinganya, terlihat sangat bengal memang.

"Yah," Shaga-laki-laki dengan anting hitam di telinga itu mendesah kecewa.

"Dare or dare?" Raditya-sebagai pemutar botol itu mengangkat suaranya, menatap Shaga dengan raut wajah senang.

Pasalnya, setiap bermain truth or dare Shaga sama sekali tidak pernah mendapat peran sebagai korban di permainan ini. Nah di kesempatan kali ini, sungguh sangat menyenangkan.

Shaga mendelik, bagaimana bisa Raditya memberi pilihan yang jika di jawab hasilnya sama saja? "TruthNya mana anying? Gue mau milih truth!"

Raditya menyilang-nyilangkan lengannya dengan gelengan di kepala "Oh, tidak bisa. Khusus buat Shagara Wisnu Pradipta yang ceweknya ada di mana-mana, ga ada truth-truthan"

Shaga mendengus, menatap teman-temannya yang malah tersenyum senang melihat penderitaannya.

"Lama lo," Bisma yang sudah tidak sabaran itu membuka suaranya, menatap Shaga dengan raut wajah menahan kesal.

"Bacot lo, anjing."

"Bicit li injing," cibir Bisma, memenye-menyekan bibirnya sambil menirukan ucapan Shaga.

Buk

Raditya yang juga sudah terlihat kesal itu melempar botol berisi air pada Shaga, dan sangat tepat. Botol itu mendarat sempurna di kepala Shaga. Shaga meringis, menatap kesal pada Raditya dengan lengan yang mengusap-usap kepalanya.

Shaga berdecak "Ck, iya iya!"

Raditya tersenyum lebar. Ah, sepertinya rencana ini akan menguntungkan "Mau ngasih dare apaan emang lo, Dit?" Lucas-laki-laki dengan bandana merah di kepalanya itu menatap Raditya penuh rasa penasaran

Shaga memasang wajah garangnya "Sampe nyuruh yang aneh-aneh, gue gibeng lo!"

Raditya terkekeh "Tenang, ga aneh-aneh kok. Wong ini menguntungkan," ujarnya dengan nada santai

"Lama lo, Dit. Gc ngapa," Bisma ini orangnya memang tidak sabaran yah?

"Pacarin si Disya. Kalo lo tahan sama dia selama satu minggu si blacky buat lo. Tapi, kalo belum ada waktu seminggu udah putus duluan, motor biru lo buat gue, gimana?" Dengan senyum senang Raditya menaik-turunkan alisnya

"UNTUNG DI ELO, GA UNTUNG DI KITA!" Bisma dan Lucas berteriak tepat pada wajah Raditya.

Raditya mengusap wajahnya, menatap kesal pada kedua laki-laki yang seenak jidat berteriak tepat pada wajahnya itu "Bego. Kalo gue dapet si biru, mau gue jual. Duitnya kita bagi-bagi," jelasnya dengan nada kesal

Mendengar itu, keduanya tersenyum senang. Saling bertos-ria dengan girang "Mantep, Dit. Oke nih, kalo gue sih yes!" Bisma berujar di ikuti anggukan setuju oleh Lucas

Raditya mendengus. Urusan uang saja, langsung gercep!

Raditya, Lucas dan Bisma menatap Shaga dengan alis berkerut "Lo ngapa, njir?" tanya Lucas, Bisma mengangguk "Diem-diem bae, ngopi ngapa, ngopi," sambar Bisma sambil terkekeh

Heran. Pasalnya, Shaga hanya diam dengan telunjuk yang sibuk mengetuk-ngetuk dagunya. Laki-laki itu mengangkat wajahnya, menatap kelima temannya dengan wajah bingung "Disya..mana sih?"

Raditya mendengus, Shaga tidak kenal atau hanya pura-pura saja sih? "Disy-" Elang-laki-laki yang sedari tadi hanya diam sambil memperhatikan teman-temannya itu memotong ucapan Raditya dengan tampang datarnya "Disya Aurellia, kelas 11 IPS1,"

Shaga menoleh pada Elang. Alisnya berkerut, pikirannya berkelana, berusaha mengingat siapa Disya Aurellia itu.

Pupil mata Shaga mengecil, mulutnya laki-laki itu terbuka "Oohhh, Si cewek matre itu?" Ucapnya dengan jari telunjuk yang terangkat di samping kepala

Elang mengangguk "Hm,"

"Mau gak? Mau ga mau, harus mau sih!" sambar Raditya yang langsung di hadiahi decakan kesal oleh Shaga "Ck, ga mau gue. Bisa miskin mendadak, kalo pacaran sama dia!"

Laki-laki itu bergidik ngeri, membayangkan kehidupannya setelah berpacaran dengan gadis bernama Disya itu.

"Jangan ngeliat cewek dari luarnya," Elang kembali bersuara. Keempatnya menoleh "Apaan, gue ngeliat cewek dari dalemnya malah di gaplok!" ujar Lucas tak terima.

Bisma menampol kepala Lucas dengan kencang. Lucas meringis, menatap kesal pada Bisma "Dangkal bener otak lo,"

"Bodo ah. Mau ga mau, besok udah harus jadian. Kalo sampe belum jadian, si biru gue ambil!"

Shaga menatap Raditya dengan wajah tak percaya, ini dia beneran ngasih tantangan seperti ini? "Harus besok?" tanyanya

"He'eum" Raditya mengangguk, lalu matanya menatap Shaga yang tengah menampilkan raut wajah memelas. Seolah mengerti, laki-laki itu kembali bersuara "Dua hari. Valid, no debat." finalnya

Dan pada akhirnya, Shaga hanya menghela nafas pasrah di susul dengan dengusan kesal dari mulutnya.

..

Infinity [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang